Dahlam mengatakan pada Poh Adam, ia tertarik pada wanita juru masak di kapal Frienship yang baru sampai sehari lalu. Dia sudah banyak bercerita dengan wanita itu dan selalu berdekatan dengan menggunakan bahasa tubuh, lantaran Dahlam tak mengerti bahasa Amerika Serikat yang diucapkan Levina si wanita juru masak.
Tak berapa lama, warga turut mengajak Dahlam dalam pembantaian Awak Kapal Frienship pimpinan Charles Endicott. Awalnya mereka hanya ingin membeli lada dari masyarakat setempat. Namun, salah satu anak buah Endicott tampak mabuk-mabukan, hal yang tabu bagi orang-orang di Qoallah Battoo. Hingga terbunulah satu perwira dan 2 Anak Buah Kapal lainnya.
Kejadian itu membuat Dahlam memohon pada Poh Adam, tetua disana untuk menyelamatkan Levina dan Endicott beserta anak buah lainnya.
"Poh tolong mereka Poh, pulangkan mereka ke negeri asalnya Poh. Aku tertarik dengan wanita itu," Dahlam meminta Poh Adam.
"Ah, bagaimana kau ini. Orang-orang disini sangat membenci kaphee, bagaimana kau bisa jatuh cinta," ucap Poh Adam. Kapheeadalah bahasa Qoallah Battoo yang berarti kafir.
"Entah, karena aku baru kali ini melihat wanita asing Poh,"
"Baiklah, ayo kita selamatkan mereka. Sekarang mereka dimana?" tanya Poh Adam.
Dahlam membawa Poh Adam bersama para ahli kapal ke tempat persembunyian Kapten Charles Endicott dan rombongan. Friendship telah dibajak. Maka dengan bantuan Dahlam dan Poh Adam mereka berusaha merebut kembali kapal dan memperbaikinya.
"Levina, kau tidak apa-apa?" Dahlam menanyakan kabar ketika wajah Levina mulai tampak. Levina membalasnya dengan pelukan. Mereka masih berbicara bahasa tubuh. Dahlam mengisyaratkan agar ia dapat ikut pulang bersama Levina.
Namun, Kapten Charles Endicott mengisyaratkan penolakan. Endicott takut nyawa Dahlam akan berbahaya nantinya. Jika pihak United States Of America tahu ia adalah warga dari kota yang telah menggugurkan tiga ABK Friendship.
Malam hari, Friendship sudah bisa berlayar. Dahlam sedih ditinggal Levina. Begitupun Levina, ia benar-benar ingin hidup bersama Dahlam. Tapi Levina berjanji  akan kembali lagi menemui Dahlam.
***
Friendship akhirnya sampai ke Salem, Massachusets, USA. Begitupun kabar pembantaian yang dilakukan orang-orang Qoallah Battoo pada awak kapal Frienship sampai ke telinga Presiden USA Andrew Jackson. Begitu gemparnya pihak USA. Hingga Kapal USS Potomac di bawah Komodor Downes diperintahkan berangkat pada 24 Agustus 1831.
Levina mendengar kabar itu. Dia melakukan segala cara agar dapat ikut dalam rombongan tentara. Levina berhasil, lagi-lagi ia menjadi juru masak di kapal itu. Antara bahagia dan takut. Levina bahagia karena akan kembali berjumpa Dahlam. Namun, takut akan tujuan mereka ke Qoallah Battoo. Ia takut Dahlam tewas dalam invasi yang bertujuan menghukum orang-orang Qoallah Battoo.
5 Februari 1832 USS Potomac sampai di Qoallah Batoh. Kapal itu menyamar sebagai kapal dagang. Pada saat itu, pihak pengintai menculik Poh Adam. Poh Adam mengatakan warga tidak mau bertanggung jawab atas kejadian tahun sebelumnya yang menimpa awak kapal Friendship. Penyamaran berhasil, Komodor Downes memerintahkan segera menyerang Qoallah Battoo.
Dentuman meriam menandai dimulainya perang. Pasukan USS Potomac mulai menyerbu daratan. Benteng Qoallah Battoo telah hancur. Namun, para petarung Qoallah Battoo tetap tak mau menyerah. Mereka masih meneruskan perlawanan. Saat itu Levina juga turun ke darat mencari-cari Dahlam.
Seorang perempuan berjalan melihat-lihat keberadaan Dahlam ditengah kecamuk perang. Akhirnya dari kejauhan tampaklah wajah lelaki seperti Dahlam memegang pedang. Levina berlari mendekati lelaki yang sedang bertarung dengan tantara USS Potomac.
Dalam lari Levina, Dahlam terjatuh. Tentara USS Potomac akan menusuk Dahlam. Tapi Levina menahan senjata laras panjang yang bermata pisau. Tangan Levina berlumuran darah. Levina menangis ikut terjatuh bersama  Dahlam.
"Tuan, mohon jangan bunuh dia. Dia yang menyelamatkan kami waktu itu tuan," Â Levina memohon pada lelaki itu. Tapi, permohonannya ditolak. Dahlam terhunus dengan mata pisau senjata laras panjang tantara itu.
Akan tetapi, Levina sempat menuliskan kisahnya di secarik kertas yang dibawa oleh Richard tukang bersih bilik USS Potomac. Sebagaimana pesan Levina, Richard mengirimkan tulisan Levina kepada koran New York Observer.
Sampai di USA, tentara bukan mendapat pujian dari masyarakat, tapi malah cemoohan lantaran tulisan Levina yang mengungkapkan kekejaman membabi buta tentara USS Potomac. New York Observer memuat tulisan Levina hingga stabilitas politik kepemimpinan Presiden Andrew Jackson  terganggu.
Sei Rampah 23122017
Semifiksi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H