Mohon tunggu...
Fiqih P
Fiqih P Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Semarakkan literasi negeri

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gunting Kuku yang Patah

5 Desember 2017   23:49 Diperbarui: 6 Desember 2017   00:30 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai kapan aku harus bersembunyi. Sekiranya mereka mengetahui keberadaanku, habislah sudah. Aku masih berada di dalam rumah. Pengkhianatanku menjadi sasaran timah besi ke kepala nanti. Berjam-jam, namun masih saja mereka menggeledah rumahku.

Aku telah membocorkan keberadaan Dusan pada otoritas pemerintahan. Bagaimana tidak kubocorkan, ketika mereka mulai menyekap anak-anakku. Kini aku dikejar-kejar kelompok sparatis. Hetkov kini menjadi pimpinan menguntit nyawaku.

Tapi kurasa, persembunyian ini akan aman dalam sehari ini. Otoritas pemerintahan sudah berjanji akan melindungiku.

"Cari dia sampai dapat, jangan berhenti mencari," dengarku dari balik ruang rahasia berukuran hanya 1x2 meter. Ruangan yang tembus di dalam lemari.

Namun mereka tak kunjung menemukanku. Kemudian, terdengar suara baku tembak. Tampaknya otoritas pemerintahan akan menyelamatkanku. Aku dapat melihat dari dalam. Ada lubang dengan lensa cembung terhubung ke luar lemari.

Namun, perang yangs sudah berlangsung tiga jam tersebut nampaknya berhasil dimenangkan mantan kelompokku itu.

"Kau lihat ini, Sloby. Tidak akan ada yang dapat menyelamatkanmu lagi. Kami tahu kau masih di dalam rumah ini. Menyerahlah, sehingga aku akan mempermudah kematianmu," ucap seseorang yang kukira adalah Hetkov.

Kulihat dari lubang kecil tadi, pasukan sparatis mondar mandir mendekati lemari. Jantungku berdegup kencang. Tampakku juga seseorang mengambil sebuah benda di lantai. Ah gawat, itu merupakan patahan gunting kuku yang kugunakan sebelum penyergapan rumah.

"Tuan, ada benda ini. Tampaknya seorang pasukan menunjukkan patahan gunting kuku pada Hetkov.

"Semuanya bantu geledah lemari itu," ucap Hetkov. Mereka membongkar semua isi di dalam lemari itu. Kecurigaan Hetkov semakin besar karena melihat saluran pemantau yang kugunakan untuk melihat situasi.

Dibongkarnya lemari. Aku diseret keluar dan "DOooorrr,"

Sei Rampah 05/12/2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun