Mohon tunggu...
Fiqih P
Fiqih P Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Semarakkan literasi negeri

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pria Berlangkah Gontai

26 November 2017   23:01 Diperbarui: 26 November 2017   23:57 4470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia kembali melewati jalan depan rumahku. Pria berlangkah gontai berperawakan kurus dan tinggi. Wajahnya kerap mengarah ke aspal. Terakhir aku melihat dua hari lalu ia berjalan dengan gaya yang sama. Aku dan Sugi hanya berbisik mencemoohnya.

Pria berlangkah gontai sudah hampir sebulan raganya menghiasi bola mataku meski hanya sekejap. Orang asing, seenaknya saja masuk desa kami. Begitulah yang aku dan Sugi fikir. Atau terkadang kami menduga ia orang gila yang lari dari rumah sakit jiwa.

Namun, beberapa kali kami ingin mengusilinya, ia hilang begitu saja ditelan gelapnya malam. Ya, selalu malam hari memang. Begitu juga waktuku bersama Sugi. Malah sempat terfikir dia adalah hantu. Namun itu hanya kutelan sendiri, jika pendapatku itu kusampaikan pada Sugi tentu ia akan mencemoohku.

"Kemejanya itu-itu aja ya Gi.... Sepertinya gak pernah ganti," ucapku pada Sugi.

"Iya bro, jangan-jangan tu bapak loe bro," Sugi menggodaku dan kubalas dengan jitakan ke kepalanya.

"Gak penting bro, yok kita kedalam. Gimana hari ini lancar, masih ada sisa kan?" aku bertanya pada Sugi.

Setiap malam aku menghiting hasil pendapatan dari Sugi. Dia merupakan sales yang sangat oke dalam mengembangkan bisnisku. Kami selalu merayakan malam-malam berdua dengannya di rumah. Untuk berpesta di luar tentu kami menyepakati untuk tidak bersama.

***

Dua pekan setelah itu pria berlangkah gontai tak terlihat lagi. Malam datang kembali, Aku dan Sugi seperti biasanya bertemu di teras rumah.

"Orang aneh itu gak kelihatan lagi Gi?" tanyaku padanya.

"....eehh, ehhmmm ya mana kutahu bro," jawab Sugi.

"hahahahaa.... Ngapain juga kita bahas orang aneh seperti dia, yak an bro. Kita bahas bisnis kita hari aja bro," kataku padanya.

Tapi Sugi langsung menyerahkan hasil dan mengembalikan barang sisa. Katanya dia buru-buru ada keperluan.

"Loh bro, kita gak abisin sisa jualan ini bro?" tanyaku pada Sugi.

"Nggak bro, si bro sendiri aja," jawab Sugi berlari bergegas menaiki sepeda motor.

Namun hasil penjualannya kulihat kurang memuaskan. Karena masih banyak sisa yang tak terjual. Aku pun kesal dan marah pada Sugi dalam hatiku. Namun, sebelum aku masuk ke rumah, tiba-tiba saja pria berlangkah gontai terlihat berjalan depan rumahku.

TapI kini langkahnya sigap tak lagi gontai. Malah masuk kedalam rumahku dan berlari mendekatiku.

"Angkat tangan!" aku terkejut pria berlangkah gontai menodongkan senjata dihadapanku. Tak lama kemudian banyak lagi orang menyusul juga dengan senjata dan satu orang memborgol tanganku di belakang. Kemudian akupun dibawa ke mobil polisi.

Sialnya daganganku yang berisi metamfetamin sangat banyak dikembalikan Sugi. Ini sangat memberatkanku yang tak mungkin mudah lagi lolos dari jerat kurungan berat.

Sei Rampah 26/11/2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun