Mohon tunggu...
Fiqih P
Fiqih P Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Semarakkan literasi negeri

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ngerokin Istri, Kenapa Tidak?

11 November 2017   03:20 Diperbarui: 11 November 2017   03:47 1831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oktoberhingga Desember merupakan musim pancaroba yaitu peralihan antara musim penghujan dan musim kemarau. Hal ini ditandai dengan intensitas badai dan hujan serta angin. Tentu hal tersebut membuat kondisi kesehatan kita dan keluarga menurun. Flu, demam dan batuk lumrah dalam masa-masa tersebut.

Sebagai kepala rumah tangga, tentu saya tidak membiarkan masa-masa ini mengganggu kehangatan rumah tangga. Maka, penting setiap anggota keluarga menjaga satu sama lain. Seperti halnya istri saya, di tengah musim pancaroba ini kondisi kesehatannya sempat menurun. Peran saya sebagai suami sangat penting untuk menjaga keehatannya.

Itu merupakan sebuah hal  yang cukup "menyeramkan" bagi saya. Ditambah kesibukannya yang juga sebagai pekerja nantinya akan menghambat dalam perannya memenuhi persediaan saya sehari-hari dalam menopang pekerjaan saya. Bisa-bisa kesehatan saya juga akan menurun di tengah pancaroba tersebut. Maka saya pun berinisiatif agar kondisi kesehatannya tidak semakin menurun.

Saya bukanlah seorang dokter, bukanlah perawat dan hanyalah orang yang sama sekali tak tahu tentang pengobatan. Apalagi untuk memberi obat-obatan, tentu di luar jangkauan. Namun, obat-obatan medis bukanlah satu cara untuk memulihkan kondisi tubuh. Ada cara lain yang telah digunakan oleh orang-orang "jaman old" dan terbukti  manjur yakni kerokan.

Kerokan memiliki dampak yang positif bagi tubuh kita dengan tindakan yang tidak berlebih-lebih. Karena sesuatu yang berlebih itu tidaklah baik. Menurut Wikipedia kerokan digunakan sebagai pengobatan oleh raja-raja di Nusantara. Maka saya memberi tahu terlebih dahulu manfaat terapi dengan cara tradisional kerokan sebagaimana yang pernah saya rasakan.

1. Tubuh terasa segar

Tentu kita tahu, cara kerja kerokan yakni menggunakan logam dan digesek ke tubuh kita. Gesekan antara logam dan tulang kita secara kasat mata akan membuat kulit memerah. Saya tidak berbicara secara medis karena bukan keahlian. Namun, pada kenyataan berdasar pengalaman  gesekan yang kita rasakan tersebut membuat rasa nyeri hilang hingga tubuh segar kembali.

2. Menghilangkan stres

Bagian belakang tubuh jika sudah nyeri seakan memberi beban yang menyeluruh. Hal ini kita rasakan dari pinggang hingga pundak dan kepala. Sehingga penat pun terjadi, rasa stress semakin tak terhindar terlebih nyeri disebabkan oleh rutinitas kita sehari-hari. Hingga kerokan dapat menjadi solusi.

3. Menghilangkan penyakit pancaroba

Sebagaimana uraian sebelumnya, musim pancaroba kerap menimbulkan gejala-gejala sakit seperti masuk angina, influenza dan pilek. Musim seperti itu membuat kita rentan kehujanan, merasakan suhu dingin yang tidak sesuai dengan iklim normal. Tentu tubuh kita perlu kehangatan. Dengan gesekan benda seperti koin ataupun bawang, tubuh kita akan menjadi lebih hangat. Penyakit-penyakit seperti itupun dapat kita atasi.

Balsem Lang di Rumah: Dokpri
Balsem Lang di Rumah: Dokpri
Ngerokin istri?

Ya, kenapa tidak. Status sebagai suami bukanlah sebuah penghalang kita memberikan terapi-terapi yang cenderung patriarkhi. Tidak dipungkiri, kontruksi kehidupan berumah tangga kerap sekali menyiratkan pekerjaan "mengusuk" atau "mengerok" pasangan hanya dilakukan oleh istri. Padahal, baik suami dan istri sama-sama berkewajiban untuk saling memberi kenyamanan.

Suami akan lebih mengerti dan  intim dalam melakukan terapi pada istri ketimbang "tukang pijat" yang notabene akan mengeluarkan biaya nantinya. Selain itu, rasa kasih sayang akan memberikan kehangatan membuat proses pemulihan juga akan terwujud secara verbal. Tinggallah pemulihan secara non verbal yang menurut saya pada saat itu dengan kerokan.

Dengan penuh kasih sayang, istri yang sedang dalam kondisi lemah saya kerokin. Mulai dari pundak menggesekkan logam seribu rupiah dengan tubuhnya bagian belakang. Tentu dengan tenaga yang secukupnya. Hal ini lumrah saya lakukan dalam kondisi-kondisi seperti ini. Candaan-candaan kecil juga akan semakin memberikan pemulihan kepadanya.

Menggunakan logam pecahan Rp1000 untuk ngerok: Dokpri
Menggunakan logam pecahan Rp1000 untuk ngerok: Dokpri
Namun, ngerokin istri juga jangan asal. Kita perlu juga senjata ampuh agar prosesi mengerok istri tercinta dapat membuatnya nyaman dan segera mendapat pemulihan. Kerokan tanpa pelicin sama saja "menzalimi" istri kita. Bagaimana tidak, rasa sakit benda logam amatlah terasa jika tanpa pelicin seperti minyak, lotion ataupun balsem.

Nah menyoal pelicin, istri saya hanya menunjuk satu produk yang selalu ready di rumah yaitu  Balsem Lang.Hal ini lantaran, Balsem Lang sangat netral jika dioleskan di tubuh. Berbeda dengan minyak sawit terasa lengket dan bau. Begitupun lotion yang tidak memberikan rasa hangat. Balsem Lang memberikan aromatherapy yang baik untuk relaksasi. Rasa hangatnya juga pas di tubuh kita.

Balsem Langtidak memberikan rasa pedih di kulit karena efek hangatnya. Hingga produk ini sangat pas digunakan untuk siapa saja, baik anak-anak orang tua, Lansia, pria maupun perempuan.  Maka ketika itu pun saya menjadi theraphyst kerok yang mumpuni untuk istri tercinta.

Usai kerok, Balsem Lang saya oles juga di tangan dan kakinya, berharap kehangatan menjaga istri yang tak lama kemudian terlelap tidur. Hingga keesokan hari, istri tampak segar, bugar dan menyediakan segala kebutuhan saya seperti hari-hari biasanya. Hingga dengan perantara bantuan Balsem Langhal yang "Menyeramkan" itu tak terjadi pada saya.

facebook                            Twitter

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun