Terlepas dari itu, beliau juga telah menunjukkan kinerja yang luar biasa selama menjabat Menteri Pertahanan Republik Indonesia. Beberapa kali dipercaya oleh Presiden untuk menangani hal-hal krusial dengan bukti tanpa ada rasa dendam untuk menjatuhkan mantan lawan politiknya.
Lantas, kembali lagi pada pertanyaan, Manusia seperti apakah beliau?
Manusia makhluk yang diciptakan tuhan dengan keserakahan dan hawa nafsu. Namun, sosok Prabowo Subianto merupakan manusia diluar nalar kekinian. Jauh berbeda dari penulis yang dilumuri iri dengki, dendam dosa dan kemaksiatan. Kita pertanyakan pada diri kita sendiri, baik penulis maupun pembaca.
Ketika kita dihadapi dengan posisi sebagaimana Bapak Prabowo, yang setiap kali Nyapres tidak didukung media-media besar -dapat kita framing media-media besar mengenai kecenderungan pemberitaan pada Pilpres 2014 dan 2019-. Ketika posisi kita seperti beliau yang dua kali kalah, maukah kita mengesampingkan harga diri?
Manusia seperti apakah beliau?
Penunjukan Ganjar Pranowo sebagai Capres PDIP 2024
Padahal sudah saatnya tokoh-tokoh mengambil sikap kenegarawanan Prabowo Subianto untuk melawan aviliasi ekslusif. PDIP sebagai peraih kursi terbanyak di DPR RI mampu menduetkan pasangan "PASTI MENANG" yakni Prabowo-Ganjar.
Tak lagi menggunakan rumus atau cara apapun, karena kita sadar jika kedua tokoh tersebut diduetkan, maka kemenangan sudah di tangan. Pasangan klop, Prabowo dengan manajerial baik sebagai ketua partai dan Ganjar sosok yang dekat dengan wong cilik. Besar harapan penulis untuk PDIP yang legowo menjadikan Ganjar Cawapres dari Capres Prabowo Subianto.
Namun, hal tersebut hanya khayalan belaka. Sehari menjelang Idul Fitri, Ketua Umum PDIP Megawati resmi menugaskan Ganjar Pranowo sebagai Bakal Capres 2024. Lebih ibanya lagi, Joko Widodo sosok yang selalu penulis pilih dua periode memiliki campur tangan dalam PDIP mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai Capres bukannya sebagai Cawapres dari Prabowo Subianto.
Upaya Jokowi menjauhkan Anies dari Prabowo
Drama Capres dari PDIP membuat penulis berfikir negatif pada Bapak Presiden Joko Widodo yang dua periode penulis pilih. Apakah, jangan-jangan kedekatan Bapak Presiden yang beberapa waktu terakhir yang seakan-akan mengarahkan suksesor pada Prabowo Subianto hanyalah akal-akalan untuk Menjauhkan Prabowo dan Anies?
Karena sudah tentu, jika terjadi koalisi antara Prabowo-Anies, akan terjadi kesulitan bagi PDIP dalam memenangi kontestasi Pilpres 2024. Akan kembali lagi pertarungan sengit karena tentu ideologi yang ditawarkan berbeda dengan PDIP karena keberadaan Anies Baswedan yang disebut-sebut sebagai antitesa Joko Widodo.