Mohon tunggu...
Fiqih Ulyana
Fiqih Ulyana Mohon Tunggu... -

Seorang ibu rumah tangga yang ingin belajar menulis, belajar mendidik, dan belajar terus berlajar kepada siapa dan di mana saja.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Kenapa Aku Belum Hamil?

6 Oktober 2011   18:50 Diperbarui: 4 April 2017   16:55 5637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seorang wanita yang sudah delapan bulan menikah mengungkapkan kesedihan hatinya. Ia gundah gulana lantaran hingga usia pernikahannya itu belum juga ada tanda tanda akan punya momongan. Termasuk yang membuat dirinya kerap merasa tidak nyaman adanya lontaran pertanyaan dan pernyataan dari orang sekitar yang sering terasa menusuk di hati. Memikirkan semua itu, wanita muda ini hanya bisa menangis sedih dan pilu.

Misalnya, pada suatu sore, ia berbelanja di warung sebelah rumah kontrakan yang ia mukimi. Kebetulan di sekitar warung itu adalah tempat kongkow ibu ibu komplek, apalagi saban sore seperti ini. Ketika sedang asyik asyiknya memilih belanjaan, tiba tiba meluncur celetukan dari bibir seorang ibu, “Tante, udah ngisi, ya?”

Yang ditanya hanya tersenyum seraya menggelengkan kepala. “Emangnya udah berapa bulan nikahnya,?” kejar ibu itu penuh semangat. “Delapan bulan, bu” jawab si wanita dengan nada kalem tertahan. “Wah, udah lama juga ya. Tapi kok perutnya belum besar besar juga, hehe,” timbal ibu itu begitu girangnya. Pernyataan seperti itulah yang sering menjadi pikiran wanita yang telah lama menanti nanti.

Kalimat iseng iseng si ibu nampaknya tidak dipahami jika hal itu sebenarnya meninggalkan kepedihan kepada lawan bicara, si wanita tadi. Bukannya tidak berusaha, bahkan setiap usaha sudah dilakukan sedemikian rupa, tapi takdir Allah memang yang belum terjadi.

Siapa pun wanita, ketika mengalami masa penantian yang panjang seperti ini, pasti memiliki sensitifitas tinggi terhadap pertanyaan pertanyaan di atas. Memang hanya pertanyaan, tapi itu sebenarnya tidaklah menyenangkan. Pun dengan dengan saya yang telah merasakan betapa tidak nyamannya menantikan masa masa indah itu.

Setelah menikah, tentu saja setiap pasangan tidak akan menunda untuk segera mempunyai momongan. Sebab kehadiran buah cinta bagi pasangan suami sitri dianggap sebagai prestise di mata orang orang. Ia adalah kelengkapan kebahagiaan setelah mengarungi bahtera rumah tangga. Juga kebahagiaan untuk sanak saudara dan family kita.

Tak terelakkan, prasangka prasangka orang memang selalu macam macam bahkan terkadang negatif ketika melihat pasangan yang tidak juga mendapat momongan. Yang mengalaminya pun akan memikirkan hal yang serupa tentang bagaimana pandangan orang terhadapnya.

Banyak pasangan hari ini yang mungkin sedang resah, gundah gulana, lagi cemas berkepanjangan, menunggu datangnya kehamilan. Di saat menunggu inilah pasangan suami istri selalu dihinggapi rasa waswas, apalagi jika mendapatkan pertanyaan pertanyaan seperti disebutkan di atas dari orang orang sekitar.

Pertanyaan seperti: Sudah ngisi, belum? Kapan, nih nyusul? Sudah ada calon generasikah? Kok belum hamil hamil?. Sebagai wanita yang pernah mengalami masa penantian seperti ini, saya akui bahwa pertanyaan pertanyaan seperti inilah yang sering membuat diri ini sangat tidak nyaman, tidak kuat, kadang bikin sewot, dan menohok di hati. Sering juga bikin nangis.

Selanjutnya kita yang ditanya pun akan berfikir balik tentang apa sudah pandangan orang lain kepada kita, berkelebatanlah sangkaan sangkaan yang bermacam macam. Pertanyaan demikian tersebut itu seringkali menimbulkan kesewotan dan kesedihan bagi pasangan suami istri yang belum dikarunia momongan. Ia akan jengkel barangkali, dongkol, dan benar benar membuatnya tidak nyaman.

Hanya Allah Maha Berkehendak

Bagaimana pemecahan masalah yang harus dilakukan pasangan suami istri jika istri tak kunjung hamil, setelah sebelumnya memang telah melakukan usaha maksimal? Paling tidak, yang pertama yang harus kita tanamkan adalah berfikir postif (positive think) kepada Allah, berprasangka baik kepada-Nya.

Allah Maha Tahu atas segala keinginan dan kebutuhan kita. Apa yang kita inginkan belum tentu kita butuhkan di mata Allah. Yang harus dipahami bahwa keinginan kita sangatlah banyak dan tidak ada batasnya, sedangkan apa yang kita butuhkan sebenarnya hanya Allah-lah yang tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun