Ciri khas
Sagela bagi masyarakat Gorontalo adalah makanan lauk utama pengganti olahan ayam, daging ataupun jenis ikan yang lain seperti Ikan Air Laut maupun Ikan Air Tawar.
Adapun penyajian Sagela berbeda dengan Sambal Roa karena bagi Masyarakat Gorontalo, Sagela merupakan Lauk dengan porsi yang banyak sedangkan Sambal Roa yang umumnya diketahui masyarakat Nusantara hanya merupakan sambal pelengkap hidangan utama.
6. Ikan U Yilahe (Kuah Asam)
Ikan U Yilahe atau disebut juga Ikan Yilahe atau ikan Ilahe merupakan makanan khas Gorontalo yang legendaris karena menjadi menu andalan keluarga. Secara harfiah, U Yilahe artinya "yang direbus" sedangkan Yilahe atau Ilahe artinya rebus.
Ikan U Yilahe khas Gorontalo sangat populer di wilayah semenanjung utara Sulawesi. Nama lain dari masakan ini adalah "Kuah Asam" yang penggunaannya populer di masyarakat Nusantara.
U Yilahe atau Ilahe sendiri merupakan teknik memasak masyarakat Gorontalo dengan cara merebus. Bagi masyarakat Gorontalo teknik memasak Ilahe atau U Yilahe dapat diaplikasikan pada berbagai jenis ikan, diantaranya adalah ikan Kakap, ikan Kerapu, ikan Tenggiri, ikan Kuwe, dan ikan Cakalang. Namun, bahan baku ikan yang paling utama digunakan adalah ikan Gabus. Meskipun bagian kepala Ikan sering menjadi bahan baku utama, namun bagian badan dan ekor ikan pun bisa menjadi bahan utama ikan Ilahe.
Ciri khas
Penggunaan warna hijau yang dominan dari beberapa bumbu, misalnya belimbing botol hijau, malita (cabe rawit) berwarna hijau, denggu-denggu (tanaman adas), sereh, dan tomat hijau. Bumbu yang digunakan cukup sederhana karena cukup diiris-iris dan tanpa ditumbuk. Bumbu tersebut kemudian direbus dengan cuka kampung murni dari pohon enau (pohon aren), kayu manis dan denggu-denggu (tanaman adas). Sebagai pelengkap, ikan Ilahe dapat turut disajikan bersama kasubi (singkong atau ubi kayu) atau lambi (pisang muda).
Uniknya, Ikan U Yilahe atau Ikan Ilahe dengan bahan utama ikan Gabus dengan bumbu denggu-denggu (tanaman adas) dipercaya menambah nafsu makan dan mempercepat proses penyembuhan luka bagi anak setelah proses Moluna (khitanan) atau bagi ibu yang selesai melahirkan.