Penerapan Model Pembelajaran PjBL Dengan Eksperimen Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok AÂ
Â
Â
A.PendahuluanÂ
Â
Anak usian dini merupakan masa emas untuk belajar, sehingga disebut dengan (golden age). Pendidikan anak usia dini sangat penting untuk menstimulasi yang bersifat menyeluruh untuk mengoptimalkan aspek aspek perkembangan anak melalui kegiatan belajar seraya bermain. Salah satu aspek perkembangan anak usia dini adalah fisik motorik halus.
      Keterampilan fisik motorik halus yaitu gerakan terbatas dari bagian bagian meliputi otot kecil, terutama dibagian jari tangan, seperti menulis, menggunting, menggambar, dan memegang dari ibu jari dan telunjuk. Keterampilan motorik halus ini sangat penting ditingkatkan karena secara tidak langsung perkembangan motorik anak sangat menentukan keterampilan dalam geraknya.
      Berdasarkan observasi peneliti di TK Nurul Huda II mendong keterampilan motorik halus anak kelompok A belum berkembang secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari anak belum terbiasa menggunakan gunting, anak belum mampu mengkoordinasikan mata dan tangan, anak belum  mampu mewarnai gambar dengan rapi.
Menurut junita, dkk (2021) pembelajaran project based learning dapat mengembangkan keterampilan motorik halus anak dengan cara yang menarik dan menyenankan bagi anakÂ
Menurut Ratmi, I, dkk (2022:17-20) faktor penyebb fisik motik halus anak belum berkembang yaitu media yang digunakan kurang bervariasi sehingga anak kurang tertarik dalam kegiatan yang mengembangkan aspek motorik halus. Kegiatan yang dilakukan hanya berpaku pada pensil, buku, crayon, kertas lipat. Menurut agustina (2018) faktor penyebab motirik halus anak belum berkembang adalah kurangnnya stimulasi keterampilan motorik halus anak dapat menimbulkan gerak tangan anak kaku sehingga perkembangan belum dapat berkembang dengan optimal. Rahmawati dan sutini (2015) mengungkapkan bahwa faktor penyebab fisik motorik halus anak belum berkembang kurangnya kesempatan anak bereksplorasi pada berbagai media serta kurang variatif kegiatannya.
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan wawancara serta melalui observasi/pengamatan dapat diketahui bahwa kemampuan motorik halus anak belum berkembang secara optimal yaitu kurangnya stimulasi yang diberikan dalam aspek perkembangan motorik halus anak, media yang digunakan juga kurang bervariasi sehingga kurang menarik minat anak.
Untuk mengatasi masalah ini solusi yang dipilih yaitu Menggunakan model pembelajaran project based learning dengan eksperimen. Dengan solusi ini diharapkan dapat menstimulasi perkembangan motorik halus anak dengan optimal, kegiatan menjadi lebih menyenangkan bagi anak.
Tujuan upaya meningkatakan motorik halus anak kelompok A melalui model pembelajaran project based learning (PjBL) dengan eksperimen.
Tantangan yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran project based learning (PjBL) dengan eksperimen yaitu membutuhkan bahan yang lebih banyak, baju anak menjadi kotor, membutuhkan fasilitas, alat, bahan yang memadai. Mitigasi dari kelemahan tersebut dapat diatasi dengan menyediakan bahan yang dibutuhkan, memakai celemek, kerja sama dengan orang tua.
B.PembahasanÂ
Â
- Langkah langkah penyelesaian masalah
- Dengan menyusun rencana aksi dengan langkah langkah pembelajaran yang solutif untuk mengatasi masalah kemampuan motorik halus anak yang belum berkembang dengan optimal. Dalam rencana aksi ini kegiatan anak lebih menarik karena menggunakan model pembelajaran project based learning  (PjBL) dengan eksperimen. Anak anak dapat bekerja sama dan dapat mengamati langsung sebsb akibat dari lingkungan sekitar, dengan simulasi ada banjir anak dapat memilih tempat yang aman. Dalam asesmen penilaian terdapat rubik penilaian yang menjadi tolak ukur perkembangan anak. Apakah anak beleum bekembang, mulai berkembang, berkembang sesuai harapan, berkembang sangat baik. Media yang digunakan sangat menarik bagi anak, kegiatan lebih menyenangkan dan anak tidak membosankan dalam kegiatan tersebut.
- Melaksanakan pembelajaran dengan langkah langkah
- Kegiatan awal
- Anak tari semut
- Anak baris depan kelas
- Kegiatan pembukaan
- Anak berdo'a awal pelajaran dan mendo'akan temanyang tidak masuk karena sakit
- Guru menanyakan keadaan lingkungan anak pada saat musim hujan (apersepsi)
- Guru mengajak anak simulasi berjalan di atas jembatan yang ada banjir
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
- Guru dan anak menyepakati aturan kegiatan hari ini
- Kegiatan inti
- Anak mengamati video pembelajaran tentang gejala alam
- Anak anak melakukan tanya jawab tentang gejala alam
- Anak anak dapat mengumpulkan informasi dari tayangan vidio dan belajar tentang gejala alam
- Anak dapat menalar tentang gejala alamÂ
- Anak dapat mengkomunikasikan melalui bermain dengan melakukan kegiatan
Kegiatan 1
Anak dapat Menyusun berbagai bahan untuk membuat banjir buatan
Kegiatan 2
Anak dapat menyimpulkan penyebab terjadinya banjir
Kegiatan 3
Anak mewarnai gambar bencana banjir sesuai kreativitasnya
Â
- Istirahat   30 menit
Anak mencuci tangan;
Anak berdoa sebelum makan;
Anak makan bersama
Anak berdoa sesudah makan
Anak bermain bebas
Kegiatan Akhir  30 menit
Menanyakan perasaan anak selama hari ini
Diskusi kegiatan apa saja yang disukai
Memberi tugas pada anak untuk menanyakan pada orang tua tentang macam macam gejala alam
Guru menyampaikan kegiatan untuk esok hari tentang pelangi
Pesan moral agar selalu menjaga lingkungan sekitar
berdoa sesudah belajar;
Anak menjawab salam dari guru, pulangÂ
3. Menganalisis hasil pembelajaran
      Hasil analisi pembelajaran pada penerapan model pembelajaran project based learning (PjBL) dengan eksperimen untuk mengatasi masalah kemampuan motorik halus anak belum berkembang dengan optimal pada siklus dua ini cukup baik sehingga kegiatan ini dapat dapat dikatakan berhasil.
4.Refleksi
Berdasarkan hasl refleksi pada siklus dua ini pembelajaran yang dilaksanak cukup baik sehingga anak terlihat antusias dalam kegiatan pembelajaran.
Dari semua kegiatan yang dilaksanakan pada ppl  siklus 2 ini model pembelajran project based learning  (PjBL) dengan eksperimen sangat menarik sehingga dapat diangkat sebagai best practice pada silkus 2 ini.
Dengan data seperti ini tujuan pembelajaran telah tercapai
Respon anak saat kegiatan pembelajaran anak sangat senang dan antusias sekali dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, kegiatan lebih menarik bagi anak dan tidak membosankan bagi anak.
Faktor keberhasilan dengan model pembelajaran (PjBL) dengan eskperimen menurut Setyowati, dkk (2021) metode pembelajran eksperimen dapat menarik perhatian anak dan anak lebih antusias dalam pembelajaran.Â
C. KesimpulanÂ
      Penerapan project based learning (PjBL) dengan eksperimen mampu meningkatkan fisik motorik halus anak ditunjukkan adanya perbedaan hasil observasi akhir
E. Daftar pustakaÂ
Â
Agustina, Subaria, dkk. (2018). MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI BERMAIN DENGAN BARANG BEKAS. Jurnal Ilmiah Potensia, 2018, Vol. 3 (1), 24-33
Rahmawati, Meti & Ai Sutini. 2015. MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS. Jurnal: Cakrawala Dini, Vol. 5 No.2 (50-51)
Ratmi, I, dkk. (2022). Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menggunting Berbagai Media Pada Kelompok B Di Paud Barokah Desa Talang Duian. Â Journal of Dehasen Education Review, Vol 3(2), 17-20IN DENGAN BARANG BEKAS. Jurnal Ilmiah Potensia, 2018, Vol. 3 (1), 24-33
Setyowati, Pranti, dkk. Â 2021. Meningkatkan Motirik Halus Pada Anaka Melalui Metode Pembelajaran Eksperimen. Jurnal edukasi, Vol 1 (1)
Junita , Nurhidayah, dkk. 2021. Penerapan Model Based Learning (PjBL) Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Peserta Didik Kelompok B TK IT Mumtazah Kota Bengkulu. Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Pembelajaran. Vol 3 (4)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H