Jurnal harian fiqhan. Saya teringat dengan pengajaran dari ustadz sya'roni saat kelas 9 tentang politik luar negri. Ada sebuah teori yang menjelaskan tentang siklus pemimpin negara. Yakni mulai dari otoriter, diktator, teknokrat, demokrasi, oligarki. Siklus ini berulang terus pada hampir seluruh pemimpin di dunia. Beliau menjelaskan bahwa posisi Indonesia pada saat itu adalah demokrasi. Pada saat itu ada seorang teman yang bertanya, apakah siklus itu akan terus berulang. Jawab beliau adalah, sikap atau karakter sebuah bangsa terbentuk secara global, apabila ingin merubah siklus tadi atau bertahan pada waktu yang lama diposisi yang paling ideal, maka diperlukan sebuah usaha besar dan kesadaran bersama, baik dalam melakukan perubahan apabila pada posisi rendah, ataupun pengawalan demokrasi agar tetap ada kondisi ideal. Dan pemimpin itu ada dua polanya nya. Datang, berperan, dan di kenang. Atau datang, berperan, dan dilupakan. Dan dalam kesan di kenang ini juga ada dua, sebuah kenangan baik ataupun yang buruk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H