Mohon tunggu...
Fiqhan Khoirul Alim
Fiqhan Khoirul Alim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mendunia akhirat

Bukan sosok yang terhebat, tapi menjadi yang istimewa dan satu satunya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lokapa Asmara

28 Desember 2023   16:05 Diperbarui: 28 Desember 2023   16:12 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Percakapan itu membuat kehidupan mereka menjadi sedikit rumit. Fikri mencoba menerima kenyataan bahwa Icha hanya melihatnya sebagai sahabat, sementara Amin yang selama ini terus menyimpan perasaannya, semakin kesulitan untuk menyembunyikannya.

Seiring berjalannya waktu, ketegangan di antara mereka bertiga semakin terasa. Mereka mencoba menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa, tetapi ada ketidaknyamanan yang mengintai. Setiap senyum, setiap tatap mata, terasa berbeda dan sarat dengan arti yang tersembunyi.

Pada suatu hari, ketika mereka sedang bekerja sama merencanakan sebuah pameran seni desa, Amin menyadari bahwa dia tidak bisa lagi menyimpan perasaannya sendiri. Dia memutuskan untuk berbicara dengan Fikri.

"Fik, ada sesuatu yang ingin aku sampaikan padamu," ucap Amin dengan wajah yang penuh keraguan.

Fikri yang merasa sudah mengalami kekecewaan sebelumnya, menatap Amin dengan cemas. "Apa itu, Amin?"

"Aku juga memiliki perasaan pada Icha, Fik. Aku tahu ini sulit, terutama karena kita sahabat baik, tapi aku tidak bisa terus menyembunyikannya. Aku ingin jujur padamu," ungkap Amin dengan suara yang penuh dengan penyesalan.

Fikri merasa kembali dihantam oleh kenyataan yang tak terduga. Dia merasakan adanya pertarungan batin di dalam dirinya, antara keinginan untuk mempertahankan persahabatan atau merelakan hati Icha untuk Amin.

"Mungkin ini adalah ujian bagi kita semua. Bagaimana kita mengelola perasaan ini tanpa merusak segalanya?" ujar Fikri dalam keheningan.

Mereka berdua saling menatap, merenung tentang arah yang akan mereka ambil. Cinta segitiga di antara Fikri, Icha, dan Amin menjadi ujian kekuatan persahabatan mereka. Apakah mereka mampu melewati ujian ini dan tetap menjaga keharmonisan dalam kegiatan pengabdian di desa kecil mereka? Hanya waktu yang akan menjawabnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun