Malam lailatul qodar adalah malam yang lebih mulia dari pada seribu bulan, semua umat islam berburu untuk mendapatkan malam tersebut. Menghidupkan malam dengan bermunajat dan tadarus Al-Qur’an. Dalil yang menjelaskan keutamaannya jelas. Artikel yang menjabarkannya sudah banyak tersebar. Apalagi ketika mendekati sepuluh malam terakhir ramadhan. Di berita, di status WA, bahkan di semua kajian agama, semua menjelaskan tentang kemuliaan malam lailatul Qodar, menjelaskan tentang ajakan untuk memperbanyak amal. Hingga lupa akan satu hal. Tidak semua berkesempatan dan mendapatkan hidayah atas apa yang di sampaikan. Terlebih lagi bagi anak kuliahan.
Mahasiswa, maha dari siswa. Maha dalam hal mencari dan menimba ilmu. Yang menjadi ujung tombak kemajuan suatu Negara bahkan dunia. Tapi mereka lah golongan yang tak berkesempatan untuk berdzdikir kepada tuhan di malam lailatul qodar. Dikala yang lain sudah sibuk akan menyembah kepada tuhan yang maha esa. Mereka masih sibuk dengan laporan dan tugas kuliah. Lantas bagaimana mereka bereksempatan untuk mendekatkan diri kepada tuhan.Â
Ini tulisan bukan untuk menyalahkan keadaan, bukan pula untuk kabur dari sebuah tanggung jawab yang di bebankan. Sudah banyak artikel dan esai yang menjelaskan. Akan keutamaan malam lailatul qodar. Jadi penulis tidak lah akan menjabarakan akan kesemua itu. Tapi akan menajabarkan akan amalan anak kuliahan di malam lailatul qodar.
Sebagaimana umat islam yang lainnya, mereka menghidupkan malam lailatul qodar dengan tadarus qur’an dan bermunajat kepada tuhan. Tapi lain halnya denagn satu golongan, yaitu adalah kaum kuliahan. Di puasa kali ini, bukannya semakin lenggang ketika mendekati liburan. Tapi malah semua tugas dan laporan menumpuk di akhiran. Malamnya habisa dalam peratapan. Memandang focus kedepan menuliskan baris laporan. Baik tulis tangan maupun berupa ketikan, baik berupa rumus aljabar maupun makalah yang 20 lembar menajadi minimal. Jadi mungkin kalo ditanya siapa yang paling banyak ibadahnya di malam lailatul qodar. Mahasiswalah jawabannya. Tertuang dalam kertas yang buram maupun link drive yang di bagikan, semuanya menjadi bukti akan amalan dari anak kuliahan.Â
Pada hkikatnya, kesempatan untuk bermunajat kepada tuhan maupun tadarus al-qur’an ialah sebuah rizki yang di limpahkan tuhan untuk sebagian dari hamnyanya. Yang mendapatkan hidayah, ya merekalah yang melakukan. Selongar apapun watu yang di berikan, selama tuhan tidak menakdirkan ataupun tidak mendapatkan hiayah dari tuhan, maka malamnya akan lewat seperti biasa tanpa ada yang special. Mungkin bukber bersama kawan jadi hal yang berkesan, untuk selebihnya, berlalu apa adanya. Dan begitu pula yang terjadi bagi anak kuliahan. Ingin hati untuk mendekatkan diri kepada tuhan. Tapi tugas sudah mengantri untuk di selesaikan. Dengan dalil bahwa menuntut ilmu adalah berjuang di jalan tuhan, mereka semnagat akan menempuh semua yang telah ditakdirkan. Dan untuk malam lailautul qodar tahun ini, selamata data, dan kami sambut dengan tugas dan laporan. Buka hati ingin menghiraukan, Tapi beginilah keadaan.Â
Salam untuk tuhan dari anak kuliahan.
Mahasiswa
Masa dimana kebebasan belajar di dapatkan
Katanya
Tapi, tuas kuliah selalu datang mengekang
Mahasiswa
Bebas dalam mengatur jadwal belajar
Katanya
Tapi kalo tidak patuh dengan DL yang di tetapkan, nilai E yang di dapatkan
Mahasiswa
Dimalam lebaran bias kumpul dengan keluarga dan teman
Katanya
Tapi, semakin dekat hari raya, semakin banyak tugasnya
Ah ya sudahlah
Begitulah mahasisa
Selamat lebaranÂ
Dan semangat untuk mengerjakan
Walaupun lebaran rasa tuga dan laporan
Ada liburan panjang yang menanti didepan
Intinya
Semangat kawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H