Pendahuluan
Pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke IKN Nusantara di Kalimantan Timur dijadwalkan resmi dilakukan pada tahun 2024. Ide ini pertama kali diusulkan oleh Presiden Soekarno pada 17 Juli 1957, yang memilih Palangkaraya sebagai lokasi. Meskipun tidak terwujud, Jakarta ditetapkan sebagai ibu kota melalui UU Nomor 10 tahun 1964.
Wacana pemindahan muncul kembali pada era Orde Baru dengan Jonggol sebagai opsi, dan di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, isu ini dibahas seiring masalah kemacetan dan banjir di Jakarta. Namun, pemindahan secara serius direncanakan oleh Presiden Joko Widodo pada 29 April 2019, dan dicantumkan dalam RPJMN 2020-2024 untuk mengatasi tantangan yang dihadapi Jakarta serta mendistribusikan pertumbuhan ekonomi ke luar Pulau Jawa.
Proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur menarik perhatian global karena ambisi besar Indonesia untuk menciptakan smart city yang berkelanjutan dan inovatif. Dengan fokus pada green economy dan smart transportation, IKN bertujuan menjadi magnet pertumbuhan ekonomi baru dan mengurangi kesenjangan antar wilayah.
Proyek ini juga berhasil menarik minat investor asing, termasuk dari Rusia dan Uni Emirat Arab, dengan estimasi biaya mencapai Rp466 triliun. Keterlibatan investor sangat penting untuk merealisasikan visi ini. Selain itu, IKN dirancang untuk menjaga ekosistem melalui ruang terbuka hijau, menjadikannya contoh pembangunan kota berkelanjutan di tengah tantangan perubahan iklim.
Isi
Proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Indonesia telah menjadi sorotan dunia karena beberapa alasan utama yang mencerminkan ambisi dan visi besar pemerintah Indonesia. Salah satu aspek paling menarik dari proyek ini adalah komitmennya terhadap pembangunan kota berkelanjutan. IKN dirancang dengan prinsip-prinsip keberlanjutan yang kuat, di mana sekitar 65% dari total area kota akan menjadi ruang terbuka hijau. Ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi dampak perubahan iklim. Menurut rencana yang diungkapkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), IKN diharapkan dapat mengurangi emisi karbon hingga 30% dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Dengan mengintegrasikan teknologi hijau, seperti sistem transportasi berbasis listrik dan pengelolaan limbah yang efisien, IKN Nusantara berpotensi menjadi model bagi kota-kota lain di dunia dalam menghadapi tantangan lingkungan.
Selain aspek keberlanjutan, IKN Nusantara juga diharapkan memberikan dorongan signifikan bagi perekonomian Indonesia. Investasi yang diperkirakan mencapai ratusan triliun rupiah akan menciptakan jutaan lapangan kerja, baik selama fase konstruksi maupun setelah kota mulai beroperasi. Menurut estimasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, proyek ini dapat menyerap hingga 1,5 juta tenaga kerja dalam berbagai sektor, mulai dari konstruksi hingga layanan publik. Dengan infrastruktur yang lebih baik dan akses yang lebih mudah, Kalimantan diharapkan dapat menarik investasi dari dalam dan luar negeri, yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata di seluruh Indonesia.
IKN Nusantara memiliki makna simbolis yang mendalam bagi bangsa Indonesia. Pemindahan ibu kota dari Jakarta, yang selama ini dikenal sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi, ke Kalimantan mencerminkan upaya untuk mendistribusikan pembangunan secara lebih merata di seluruh nusantara. Langkah ini juga bertujuan untuk mengurangi beban Jakarta yang sudah terlalu padat dan rentan terhadap bencana alam, seperti banjir dan gempa bumi. Dengan menjadikan Kalimantan sebagai ibu kota baru, Indonesia menunjukkan komitmennya untuk menghargai keberagaman dan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki. Proyek ini diharapkan dapat menjadi simbol kebangkitan dan kebanggaan nasional, serta memperkuat identitas bangsa di mata dunia.
Dengan menjadikan Kalimantan sebagai ibu kota baru, Indonesia menunjukkan komitmen untuk menghargai keberagaman wilayah dan kekayaan sumber daya alamnya. IKN Nusantara juga diharapkan menjadi simbol kebangkitan dan kebanggaan nasional, serta memperkuat identitas bangsa di mata dunia. Pemindahan ini juga menjadi langkah strategis dalam mendukung keberlanjutan sosial dengan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan baru yang dapat menampung berbagai budaya dan komunitas dari seluruh Indonesia.
Pemindahan ibu kota juga akan memperkuat posisi strategis Indonesia di kawasan Asia Tenggara. Dengan infrastruktur yang canggih dan lokasi geografis yang mendukung, IKN Nusantara dapat menjadi hub regional untuk perdagangan, inovasi, dan diplomasi. Hal ini akan meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global dan memperkuat posisinya sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia.
Dengan inovasi dalam desain, penciptaan lapangan kerja, dan makna simbolis yang mendalam, IKN Nusantara berpotensi menjadi salah satu proyek pembangunan paling signifikan di abad ini. Keberhasilan proyek ini tidak hanya akan memberikan dampak positif bagi Indonesia, tetapi juga dapat menjadi contoh bagi negara lain dalam menghadapi tantangan urbanisasi dan perubahan iklim di masa depan.
Penutup
Pembangunan Ibukota Negara (IKN) Nusantara merupakan langkah strategis pemerintah Indonesia untuk mengubah paradigma pembangunan ekonomi dan sosial.
Melansir visi “Indonesia Maju 2045,” IKN Nusantara direncanakan sebagai “milestone” transformasi besar bangsa Indonesia, dengan fokus pada green economy, green energy, dan smart transportation.
Lokalisasi IKN di Kalimantan diharapkan dapat mengoptimalkan potensi sumber daya regional, mengurangi kesenjangan antar wilayah, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara nasional.
Selain itu, IKN Nusantara juga dijadwalkan sebagai pusat inovasi global dengan implementasi e-government dan infrastruktur modern.
Hal ini akan meningkatkan efisiensi administrasi, memfasilitasi akses informasi, dan mempromosikan investasi di provinsi ibu kota baru dan sekitarnya. Namun, proses ini juga harus diiringi dengan antisipasi risiko sosio-ekonomi dan lingkungan hidup, serta perlunya regulasi yang kuat untuk menghindari dampak negatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H