Mohon tunggu...
Fiorentino R W P
Fiorentino R W P Mohon Tunggu... Teknisi - S1 PWK UNEJ
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

-Not Detected-

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pertanian Industial Jagung dengan Keterkaitannya pada Teori Lokasi

22 Maret 2021   09:58 Diperbarui: 22 Maret 2021   10:32 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Teori lokasi yang dipaparkan menurut Von Thunen bahwa lokasi sebagai variabel terikat yang mempengaruhi variabel bebasnya, perekonomian, politik, bahkan budaya masyarakat atau gaya hidup masyarakat sendiri. Teori ini dilandasi oleh pengamatannya terhadap daerah tempatnya tinggal yang merupakan lahan pertanian.

Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa harga sewa lahan pertanian nilainya tergantung pada tata guna lahannya. Lahan yang berada di dekat pusat kota akan lebih mahal di bandingkan dengan lahan yang jauh dari pusat kota karena jarak yang makin jauh dari pusat kota/kegiatan, akan meningkatkan biaya transportasi, dan pusat kota adalah jantung dari kota itu sendiri dimana segala bentuk perdagangan ada disana.

Oleh karena itu, inti dari teori lokasi Von Thunen adalah teori lokasi pertanian yang menitikberatkan pada 2 hal utama tentang pola keruangan pertanian yaitu diantaranya:

Jarak lokasi pertanian ke pasar

Sifat produk pertanian yaitu keawetan, harga, beban angkut.

Definisi secara umum, pemilihan lokasi dapat ditentukan oleh beberapa faktor seperti bahan baku lokal atau bahan mentah lokal, permintaan lokal, bahan baku yang dapat dipindahkan, dan permintaan luar. Teori lokasi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber - sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial. (Tarigan, 2006:77).

Berdasarkan penjelasan tersebut, hal ini yang mendasari pengamatan lokasi produksi jagung dan keterkaitannya dengan teori lokasi. Di dalam lokasi studi terdapat sawah sebagai tempat untuk memproduksi hasil pertanian berupa jagung. Jagung yang dihasilkan kemudian diolah untuk memisahkan kulit luar dengan jagung yang berada di dalamnya untuk dihasilkan produk pertanian berupa jagung.

Jarak antara sawah dengan lokasi pengolahan jagung ini cukup berdekatan dan memiliki jarak kurang dari 2 km. Lokasi yang berdekatan ini memudahkan petani untuk membawa hasil pertanian untuk langsung segera dapat diolah dengan baik.

Gambar : Tanaman Jagung pada sawah pada Kecamatan Sumbersuko, Lumajang, Jawa Timur

Sumber  : Survei Primer, 18 Maret 2021

Saat umur jagung saat sudah dapat di panen umumnya 85-100 hari. Jagung siap panen dengan ciri-ciri tongkol atau kelobot yang mulai mengering dan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga, biji sudah kering, keras dan mengkilat yang apabila ditekan dengan kuku tidak membekas. Setelah jagung dikeringkan dan diolah, kemudian dikemas dan dipasarkan. Lokasi produksi beras organik juga berdekatan dengan pasar. Pada dasar nya pasar dapat di kategorikan menjadi dua, yaitu pasar wilayah dan pasar sentral.

 Pasar sentral merupakan pusat aktivitas suatu daerah yang menggerakkan roda perekonomian daerah tersebut. Sedangkan pasar wilayah berperan sebagai pasar yang melayani masyarakat yang berada di wilayah tersebut. Pasar ini biasanya pengelolaannya lebih tradisional karena peranan utamanya adalah memenuhi kebutuhan pokok masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah pasar.

Pasar yang lokasinya berdekatan dengan sawah dan unit pengolahan tersebut tergolong sebagai pasar wilayah yang peranan nya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah tersebut. Jarak lokasi pengolahan jagung ke pasar juga terjangkau, berjarak sekitar 1 - 2 km. Hal ini mendukung pemasaran jagung dan kemudahan untuk menjangkau konsumen karena jarak nya yang berdekatan dengan pasar.

Selain adanya pasar, produksi jagung juga dipasarkan ke warung -- warung sembako atau toko kelontong. Toko sembako berperan untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam skala kecil disbanding pasar itu sendiri atau lingkup lingkugan sekitar. Keberadaan toko kelontong ini dipengaruhi adanya pasar sebagai pusat utama dan kebutuhan konsumen. Jarak toko kelontong ke pasar sekitar 3 km.

Sehingga dapat disimpulkan dari pernyataan di atas, lokasi toko sembako tersebut sesuai dengan teori lokasi Von Thunen. Dimana, toko kelontong tersebut lokasinya berdekatan dengan pasar dan bahan baku atau bahan mentah. Teori lokasi pertanian yang dipaparkan oleh Von Thunen juga sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan karena menitikberatkan pada jarak lokasi pertanian ke pasar, jarak lokasi dari pusat kota dan sifat produk pertanian mulai dari keawetan, harga dan beban angkutnya. Selain karena lokasinya yang berjauhan dengana pusat kota, harga sewa lahan lebih murah meskipun begitu hasil pertanian tetap bisa dipasarkan ke pusat kota karena memiliki aksesibilitas dan transportasi yang sangar memadai, sehingga anggarannya berkurang.

Kesimpulan dari pernyataan di atas, permasalahan pada wilayah studi dikarenakan lokasinya yang jauh dari pusat kota sehingga untuk pemasaran ke pusat kota memerlukan biaya lebih mahal. Akan tetepi disisi lain, lokasi yang berjauhan dengan pusat membuat harga sewa lahan yang jauh lebih murah disbanding penyewaan pada pusat kota yang tentu akan memberikan keuntungan dari segi finansial.

Selain itu, lokasi studi memiliki potensi karena letaknya yang strategis dan sesuai dengan teori Weber yaitu pemilihan lokasi didasarkan pada tempat - tempat yang mempunyai biaya yang paling minimum dari bahan mentah yang dibutuhkan, tenaga kerja, serta komsumen atau pasar yang semuanya dipengaruhi oleh biaya transportasi sehingga akan memberikan keuntungan yang maksimum. Jadi, meskipun lokasinya berjauhan dengan pusat kota, diindikasikan memiliki keuntungan yang lebih besar karena lokasinya yang berdekatan dengan bahan baku, upah tenaga kerja yang lebih murah serta dekat pasar konsumen dan hanya membutuhkan biaya transportasi untuk mencapai kota.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun