Siapa yang tak kenal Siti Salamah, seseorang yang akrab disapa "Emak Pemulung" oleh anak-anak yang tinggal dan bermukim di Lapak Pemulung Jurangmangu Timur, Tangerang Selatan.Â
Selama 8 tahun lamanya, Siti mendedikasikan waktu, tenaga dan pikirannya untuk mendidik anak-anak pemulung yang telah putus sekolah. Tak hanya sampai di situ saja, Siti juga memberdayakan pemulung sebagai mitra kerja untuk aplikasi Waste Solution Hub (WasteHub) yang digagas bersama 2 orang rekannya. WasteHub ini merupakan platform penyedia solusi pengolahan sampah terintegrasi.Â
Aktifitas di Lapak Pemulung sudah dimulai Siti sejak tahun 2015 saat ia masih berusia 27 tahun, berawal dari keprihatinannya melihat nasib anak-anak pemulung yang putus sekolah karena kendala biaya dan sebagainya.Â
Siti merasa harus membantu anak-anak agar bisa memiliki masa depan yang lebih baik, potensi anak-anak pemulung perlu dikembangkan dan dengan kondisi yang ada tentunya bakal sulit untuk mewujudkan keinginan tersebut karena akses pendidikan sangat minim.
Perjalanan Siti tentu tak mudah, sempat merasa trauma bahkan tak ingin kembali. Tapi hatinya berkata lain, Siti harus kembali membawa perubahan untuk masa depan anak-anak dan juga warga yang bermukim di Lapak Pemulung Jurangmangu. Dibuktikan dengan para pemulung yang semakin berdaya menjadi rekan kerja aplikasi WasteHub dan mendapatkan bayaran secara layak.
Taman Magrib Mengaji
Siti Salamah ingat betul kali pertama dia menginjakkan kaki ke Lapak Pemulung di Jurangmangu Timur pada akhir Maret 2015 lalu, hatinya langsung tergerak untuk membuat kegiatan yang bermanfaat untuk anak-anak yaitu Taman Magrib Mengaji.
Kegiatan Magrib Mengaji ini awalnya hanya kegiatan belajar mengaji yang dilakukan setiap selesai sholat Magrib, tapi lambat laun melihat kebutuhan anak-anak akan materi pelajaran sekolah maka ditambahkan kegiatan belajar mengajar di tempat tersebut. Muridnya pun anak-anak dari usia 3 tahun sampai usia SMA.
Kerja keras Siti membuahkan hasil, apa yang diupayakan selama ini didengar oleh beberapa pihak yang kemudian turut memberikan dukungan. Seperti program kejar paket yang digawangi oleh Home Schooling milik kak Seto, tentu saja Siti menyambut dengan tawaran terbuka kesempatan ini. Karena ini tandanya anak-anak bisa bersekolah.
Ada pula pusat kegiatan belajar mengajar (PKBM)lainnya yang juga mendukung berbagai kegiatan yang dilakukan di Lapak Pemulung ini. Kegiatan yang digagas oleh Siti di Lapak Pemulung ini tidak terbatas pada pendidikan saja, Siti kemudian menggandeng Garuda Muda Soccer Academy demi untuk mengembangkan potensi dari anak-anak pemulung ini dengan membuat beasiswa minat bakat untuk belajar sepak bola, jadi anak-anak punya kesempatan yang sama dengan anak-anak diluaran sana.
Kerikil Tajam yang Menguatkan
Berbagai hal yang diupayakan Siti selama ini tak selalu berjalan mulus, ada beberapa kerikil tajam yang menghambat langkahnya. Sering kali dia harus menelan ucapan-ucapan yang menyakitkan hati yang bahkan sampai membuatnya putus asa bahkan hampir trauma tak ingin kembali ke Lapak Pemulung tersebut.
Tapi Siti tak bisa menghindari dari apa yang dinamakan takdir, sekeras apapun dia bertekad untuk tak datang lagi ke Lapak Pemulung tapi kalau jalan takdir sudah berbicara, Siti pun tak kuasa. Suatu kali ada mahasiswa yang ingin melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang kemudian meminta bantuan kepada Siti, dengan berat hati ia bersedia. Sesampainya di sana, anak-anak menyambut kedatangan Siti dengan bahagia. Melihat hal itu Siti pun kembali bersemangat.
Siti pun mengalami hambatan dari keluarga juga, keluarga merasa apa yang dilakukan Siti hanya membuang-buang waktu hingga dilarang untuk mengajar di Lapak Pemulung. Siti bahkan pernah jatuh sakit karena kelelahan dengan aktifitas di Lapak Pemulung, tapi Siti tetap semangat karena merasa terpanggil hatinya.
Sebenarnya berbagai rintangan yang dialami Siti juga bersumber dari orang tua anak-anak yang merupakan para pemulung. Pernah saat Siti membagikan formulir program kejar paket ada seorang ibu yang menghampirinya, mengambil formulir tersebut lalu menyobeknya dihadapan Siti.
Tapi, kurang dari sepekan ibu itu kembali untuk meminta formulir lagi kepada Siti. Mungkin ibu ini sudah melihat antusiasme anak-anak lain yang ikut bersekolah, akhirnya sedikit demi sedikit Siti bisa memahami tabiat mereka.
Kedekatan yang dijalin oleh Siti Salamah dan juga para relawan di Lapak Pemulung terjalin begitu erat bukan hanya di waktu formal saja, tapi juga diberbagai kesempatan. Mereka bagaikan keluarga yang saling mengasihi.
Waste Solution Hub (WasteHub)
Saat ini sudah banyak bermunculan komunitas-komunitas yang peduli akan lingkungan, berbagai upaya sudah dilakukan demi menjaga lingkungan lebih bersih. Seperti di lingkungan tempat tinggal saya yang awalnya konsisten mengadakan bank sampah setiap bulannya, sayangnya kegiatan ini harus vakum beberapa tahun akibat pandemi yang melanda. Kemudian baru-baru ini kegiatan ini kembali digelar.
Begitu juga dengan gerakan yang dilakukan oleh Siti bersama 2 orang temannya, mereka bertiga mendirikan Waste Solution Hub (WasteHub) pada tahun 2018. Solusi yang ditawarkan oleh WasteHub merupakan sebuah bentuk bisnis sosial yang bertujuan untuk mengangkat dan membangun kawasan pengumpulan sampah lokal yang efektif dan bertanggung jawab melalui pendekatan ekonomi sirkular dan teknologi.
Tidak hanya memikirkan masalah sampah, WasteHub ini juga memikirkan tentang kesejahteraan para pemulung, saat ini WasteHub berfokus pada empat jenis pelayanan, diantaranya:
- Consulting, WasteHub memberi jasa konsultasi secara professional untuk menyelesaikan masalah umum antara masyarakat, lapak, pemulung, dan unit usaha untuk meningkatkan area pengumpulan sampah dengan pendekatan win-win solution.
- Creating, membentuk pengolahan sampah yang lebih sistematis, terintegrasi dan berkelanjutan dengan pendekatan teknologi.
- Empowering, meningkatkan pendapatan bagi pemulung dengan memberikan peluang tambahan dan soft skill (pelatihan, kerajinan, kegiatan sukarela, dan peningkatan kapasitas)
- Solving, membangun sanitasi, lingkungan, dan fasilitas kesehatan yang memadai.
Dalam perjalanannya Siti merupakan orang yang berperan penting dalam berjalannya ikatan antara WasteHub dengan para pemulung, serta menjalin kerjasama dengan Ikatan Pemulung Indonesia. Tujuannya ialah mengakomodasi permintaan kolaborasi dan pelatihan.
Kegigihan Siti selama ini banyak membuahkan hasil, termasuk salah satunya ialah pada tahun 2021 ia dinobatkan sebagai SATU Indonesia Award atas kerja kerasnya memajukan WasteHub dan juga atas kepeduliannya kepada nasib para pemulung.
Siti berharap adanya WateHub bisa memberikan manfaat yang lebih banyak untuk lingkungan dan pemulung. Sudah sepatutnya kita bangga dengan apa yang diperjuangkan seorang Siti Salamah selama ini, semoga kita juga semakin termotivasi untuk turut serta menjaga lingkungan demi bumi yang bersih dan hijau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H