Surat kabar Thai dimiliki oleh pemilik swasta, tetapi semua televisi dan radio dijalankan oleh pemerintah atau militer.
Pernyataan tersebut merupakan kebenaran yang terjadi pada pers di Negeri Gajah Putih ini.Â
Pada artikel kali ini, saya akan membahas perkembangan surat kabar di Thailand sejak kedudukan Raja Rama I hingga saat ini yang dialami dalam 3 fase : Surat kabar Thai pertama, perjuangan kebebasan pers dan praktik jurnalisme Thai di masyarakat, perjuangan kemerdekaan pers.
1. Periode Sebelum Revolusi 24 Juni 1932
Ibu kota Bangkok didirikan pada tahun 1728 oleh Raja Rama I (1782-1809), Raja pertama dari Dinasti Chakri saat ini. Dia membuat dampak pada pengembangan pendidikan publik dengan mereformasi Gereja Buddha.Â
Teknologi modern berupa mesin cetak memasuki Thailand dengan kedatangan misionaris dan pedagang Barat pada pertengahan 1800-an. Untuk pertama kalinya, buku cetak tersedia dalam bahasa Thailand.
Tahun 1844, muncul surat kabar mingguan The Bangkok Recorder milik Dr. Dan Beach Bradley, seorang misionaris Amerika di Thailand. Lalu diikuti dengan kemunculan Bangkok Daily Advertiser, dan Siam Daily Advertiser. Surat kabar ini didirkan oleh orang asing.
Pada tahun 1858, Raja Rama IV (1851-1865) memerintahkan pemerintah untuk mendirikan mesin cetak untuk digunakan sendiri dan mulai mencetak Royal Gazette atau Rajkitchanubeksa yang terus berlanjut hingga saat ini.
Selama masa pemerintahan Raja, masyarakat bebas untuk melaporkan dan mengkritik mereka. Sehingga meningkatnya masyarakat Thai menjadi jurnalistik dan terdapat meningkat pula para pembaca koran atau majalah.