Mohon tunggu...
Fiona Try
Fiona Try Mohon Tunggu... Jurnalis - S1 Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

When nothing is sure, everything is possible.

Selanjutnya

Tutup

Film

Melihat dari "Ngenest" (2015) Sisi Pernikahan Beda Budaya

19 September 2021   18:58 Diperbarui: 20 September 2021   08:27 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada film Ngenest keragaman dalam kehidupan pernikahan diceritakan oleh film ini dalam setiap scenenya, mulai dari pendekatan, restu kedua orang tua, adat dan budaya, ritual pernikahan, hingga kepercayaan pasutri digambarkan dalam film ini.

Seperti yang telah saya kutip dari buku Costanzo, dalam film genre pernikahan kita dapat melihat bagaimana kegiatan keseharian dapat berubah dikarenakan adanya doktrin agama.

Namun dalam film Ngenest ini, lebih memperlihatkan bagaimana kegiatan sehari-hari dibentuk oleh budaya Tionghoa. 

Contohnya dari ritual pernikahan yang memakai warna dekor dominan merah, iringan lagu mandarin. Bahkan dalam kesehariannya pasangan ini sering disuguhkan hal-hal yang menyangkut adat Tionghoa oleh keluarga Ernest.

Dalam pernikahan, kepercayaan merupakan sebuah kunci utama dalam menjalin rumah tangga yang harmonis.

Kepercayaan yang dibangun Meira kepada suaminya adalah agar Ernest tidak terlalu menghawatirkan bagaimana rupa anaknya nanti, kepercayaan yang Meira bangun membuat Ernest menjadi lebih iklhas dan tenang untuk menerima anaknya jika memiliki wajah yang oriental seperti dirinya.

Prinsip Keluarga dalam Pernikahan

Sebelum menjalani pernikahan, ada sebagian keluarga yang sudah lama menetapkan prinsipnya dalam memilih calon mempelai. 

Misalnya menikah dengan sesama ras tau suku arena bertujuan untuk melestarikan etnisnya.

Contohnya etnis Tionghoa yang kebanyakan memilih menikah dengan sesama suku agar melestarikan etnisnya dan membuat keluarga besar.

Karena di Indonesia, ras Tionghoa menjadi minoritas. Maka tidak jarang jika ledekan sering dilontarkan pada anak-anak keturunan Tionghoa. 

Seperti pembullyan yang sering dialami oleh Ernest dalam film Ngenes ini, membuat dirinya memutuskan prinsip untuk menikah dengan Wanita pribumi agar keturunanya kelak tidak di bully oleh orang-orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun