Titanic (1997), Harry Potter (2001), Alice In Wonderland (2016), Jumanji ( 2019), beberapa film ini mungkin sudah tidak asing lagi bagi sobat pembaca. Karena dari perkembangan teknologi green screen ini membuat banyaknya kemunculan film-film diluar nalar kita.
Contohnya Alice In Wonderland yang menghadirkan dunia fantasi yang belum pernah kita lihat dalam dunia nyata.
Nah, agar makin menambah wawasan sobat dalam kemajuan teknologi ini, simak sampai  akhir ya! Karena disini saya akan membahas secara singkat mengenai Green Screen, blue screen croma key dan kegunaanya dalam pembuatan film. Lalu, implikasi sosial atau dampak secara sosial pada green screen, dan membedah singkat satu film yang menggunakan greenscreen.
Green Screen, blue screen dan croma key itu apa sih kawan?Â
Pernah melihat seorang reporter ramalan cuaca berdiri ditengah ruangan green screen atau blue screen? Atau melihat pembuatan film yang menggunakan green screen  raksasa?
Green screen atau yang dikenal sebagai croma-key merupakan teknik efek visual (visual effect) yang menggabungkan dua foto atau video kedalam satu bingkai sehingga dapat mengubah latar belakang menjadi bergerak atau diam sesuai kebutuhannya.
Pergerakan latar belakang  digerakan dengan pemodelan 3-D dan perangkat lunak grafis, objek-objek lain dapat dimasukan kedalam latar belakang misalnya seperti kendaraan, benda, manusia, dll. (Triyanto, 2012, h. 6)
Sama halnya dengan green screen, blue screen juga memiliki fungsi yang sama yaitu menganti latar belakang.
Lalu apa bedanya green screen dan blue screen? Perbedaanya terletak dari kebutuhannya saja. Contohnya pada pembuatan film The Thief of Bagdad (1940) oleh Lary Butler seorang penemu pertama dari green screen dan blue screen, ia menejelaskan bahwa awal mulanya ia menggunakan blue screen ketimbang green screen dikarenakan warna biru cukup berbeda dengan warna para pemain filmnya sehingga dapat memudahkan editor dalam melakukan editing.
Alasan Penggunaan Green Screen dan Blue Screen, yang Wajib Sobat tau!
Penggunaan warna latar hijau atau biru ini sebenarnya didasari hal yang sederhana saja loh. Karena warna hijau dan biru jauh dari oranye-merah pada spektrum warna sehingga ketika proses editing, pengabungan latar belakang tidak akan merubah warna kulit dari para aktornya.Â
Pemanfaatan Green Screen Pada Film Alice In Wonderland (2010) !
Alice In Wonderland (2010) merupakan salah satu dari sekian banyaknya film yang menggunakan teknik green screen. Dalam prosesnya, filmnya banyak memanfaatkan perkembangan teknologi green screen ini untuk melengkapi background dari film.
1. Menggunakan green screen kepada beberapa tokoh lainnya.
2. Green screen ini bisa mengurangi biaya pengeluaran juga loh! Karena tidak perlu pergi jauh-jauh mencari tempat yang cocok, cukup mengandalkan editing dalam green screen ini.
3. skill editor akan diuji kerapihannya dalam melakukan editing juga sobat.
Dampak Sosial
Sejak kemunculan dan perkembangan green screen dan blue screen dalam kehidupan masyarakat terutama dalam bidang industri perfilman, masyarakat mulai dimanjakan oleh imajinasi dunia yang tampak nyata  dalam film. Penonton dapat melihat hal-hal yang belum mereka temui dalam kehidupan nyata melalui film.
Kemajuan teknologi ini juga dimanfaatkan oleh masyarakat dalam berbagai bidang, salah satunya dalam bidang multimedia. Beberapa stasiun televisi menggunakan green screen sebagai latar belakang mereka untuk meminimalisir biaya dekorasi ruangan liputan.
Selain itu, masyarakat kini menggunakan green screen atau blue screen untuk kepentingan latar belakang foto. Berkat penemuan ini, masyarakat dapat mengubah background dirinya seperti sedang berada di tempat yang diinginkan.
Menggumkan sekali bukan perkembangan teknologi yang tidak ada habisnya  ini? Terimakasih telah menyempatkan membaca higga akhir, jangan lupa tinggalkan kritik dan saran pada kolom komentar yaa. Sayonara~
Daftar Pustaka
Triyanto, (2012). Implementasi Teknik Green Screen Pada Pembuatan Video Klip " Lavena Band". Jurnal STIMIK Amikom Yogyakarta. Diakses pada 02 September 2021, dari https://repository.amikom.ac.id/files/PUBLIKASI_09.22.1071.pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H