Siapa sih yang nggak kenal dengan istilah sistem kebut semalam atau SKS? Metode belajar ini sudah menjadi kebiasaan umum di kalangan pelajar, terutama saat menghadapi ujian atau menyelesaikan tugas. SKS mengandalkan belajar semua materi dalam waktu singkat---biasanya H-1 sebelum ulangan atau deadline.
 Mengapa Masih Banyak yang Menggunakan Sistem Kebut Semalam (SKS)?
Metode SKS masih sering dipilih oleh banyak siswa meskipun diketahui kurang efektif. Beberapa alasan yang mendasari kebiasaan ini adalah sebagai berikut: Â
Meremehkan Materi Pelajaran
Salah satu alasan utama adalah kebiasaan menyepelekan materi yang harus dipelajari. Banyak siswa merasa materi yang akan diujikan terlihat mudah dan dapat dikuasai hanya dalam semalam. Sayangnya, persepsi ini sering kali salah. Belajar dalam waktu singkat tidak memungkinkan otak untuk memproses dan menyerap informasi dengan baik, sehingga hasil akhirnya sering tidak memuaskan.Â
Jadwal yang Padat atau Kebiasaan Menunda Â
Banyak siswa menghadapi jadwal yang padat, baik karena tugas, kegiatan ekstrakurikuler, maupun tanggung jawab lainnya. Akibatnya, mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk belajar dengan terencana. Namun, faktor lain yang tak kalah penting adalah kebiasaan menunda-nunda. Rasa malas seringkali mengalahkan niat belajar, sehingga waktu yang ada dihabiskan untuk kegiatan yang kurang produktif.Â
Godaan Hiburan dan Kebiasaan Memanjakan Diri
Di era digital ini, godaan seperti media sosial, video game, dan hiburan lainnya menjadi tantangan besar. Siswa cenderung memprioritaskan hiburan karena terlihat lebih menyenangkan dibanding belajar. Sayangnya, kebiasaan memanjakan diri ini dapat menjadi penghalang besar untuk mencapai hasil maksimal. Belajar membutuhkan disiplin dan pengorbanan, termasuk menunda kesenangan sesaat demi hasil yang lebih baik di masa depan.Â
Sebagai seorang siswa, saya sering menghadapi tantangan besar seperti rasa malas, godaan duniawi, dan pelajaran yang menumpuk. Mengatur waktu antara belajar dan waktu untuk diri sendiri terasa cukup sulit. Meski belajar adalah hal yang penting, terkadang saya melakukannya secara berlebihan hingga merasa kelelahan, yang akhirnya membuat orang tua saya khawatir.Â
Sebaliknya, ketika saya menghabiskan terlalu banyak waktu untuk refreshing, seperti bermain game, saya sering keterusan. Akibatnya, saya jadi bermalas-malasan, menunda pekerjaan, dan kehilangan fokus. Semua ini terjadi karena saya belum memiliki jadwal yang terorganisasi dengan baik. Saya belum mampu membagi waktu secara efektif antara belajar dan refreshing.
Untuk mengatasi masalah ini, saya mulai mencari cara belajar yang lebih efektif. Saya sering memanfaatkan berbagai sumber seperti video di YouTube, artikel di Google, dan bahkan bertanya kepada ChatGPT untuk mendapatkan saran mengenai metode belajar yang lebih baik.
 Â
Inilah beberapa metode belajar yang efektif:Â
1. Teknik Pomodoro
 Salah satu metode belajar yang efektif adalah teknik Pomodoro, sebuah teknik manajemen waktu yang diperkenalkan oleh Francesco Cirillo pada akhir tahun 1980-an. Teknik ini mengatur waktu belajar dan istirahat dengan fokus pada interval waktu tertentu.Â
Cara melakukannya cukup sederhana. Pertama, kamu belajar dengan fokus selama 25 menit. Setelah itu, berikan dirimu jeda istirahat selama 5 menit. Ulangi siklus ini sebanyak empat kali, dan setelahnya, kamu bisa mengambil istirahat lebih lama---namun jangan sampai istirahat tersebut lebih panjang daripada waktu fokus.Â
Teknik ini sangat membantu karena kalau kita belajar terus-menerus tanpa istirahat dapat membuat otak kita lelah. Dengan memberikan waktu istirahat diantara sesi belajar, pikiran kita bisa kembali rileks dan segar. Ketika otak sudah tenang, kita lebih siap untuk melanjutkan sesi belajar berikutnya dengan fokus yang lebih baik.Â
Selain meningkatkan konsentrasi, teknik Pomodoro juga membuat kita lebih konsisten dalam menyelesaikan tugas. Dengan begitu, teknik ini membantu belajar kita menjadi lebih efektif dan pekerjaan dapat selesai tepat waktu.Â
2. Teknik Doodling
Selanjutnya, ada teknik doodling, yaitu metode belajar yang dilakukan sambil mencoret-coret di kertas menggunakan tangan non-dominan. Misalnya, jika kamu kidal, gunakan tangan kanan untuk mencoret-coret, dan sebaliknya. Teknik ini dirancang untuk membantu mereka yang kesulitan fokus saat belajar. Â
Doodling tidak hanya mengurangi distraksi, tetapi juga dapat meningkatkan daya ingat. Teknik ini dipercaya efektif bahkan untuk mereka yang memiliki gangguan mental seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), yaitu mereka yang sulit memusatkan perhatian, memiliki perilaku impulsif, hiperaktif, dan kecenderungan melakukan gerakan berulang (stimming). Penderita ADHD juga sering kali sulit diam dan mudah melupakan hal-hal yang baru saja mereka lakukan.
Dengan doodling, aktivitas visual dan sentuhan dapat membantu mengalihkan pikiran yang gelisah sekaligus meningkatkan konsentrasi. Saat mencoret-coret, penderita ADHD tetap bisa mendengarkan dan memproses informasi sambil melakukan aktivitas kreatif. Ini menjadikan doodling sebagai salah satu cara yang menarik dan bermanfaat untuk membantu belajar lebih efektif.Â
3. Teknik Mengingat 3-2-1
Yang terakhir, tetapi tidak kalah penting, adalah teknik mengingat 3-2-1. Teknik ini terbagi menjadi tiga tahap sederhana yang membantu kamu memahami dan mengingat materi dengan lebih baik.Â
Baca sebanyak 3 kali. Mulailah dengan membaca materi dalam diam sebanyak tiga kali. Fokuslah untuk benar-benar memahami isi materi tanpa distraksi.Â
Ucapkan 2 kali. Setelah itu, cobalah mengartikulasikan materi yang telah kamu pelajari dengan lantang sebanyak dua kali. Dengan cara ini, kamu melatih ingatan secara aktif sekaligus meningkatkan pemahaman.Â
Tulis 1 kali. Akhirnya, tuliskan semua yang kamu ingat di atas kertas kosong. Menuliskan materi ini membantu memperkuat ingatan sekaligus memastikan bahwa kamu benar-benar memahami apa yang telah dipelajari. Â
Teknik 3-2-1 sangat efektif untuk mengingat materi penting dan cocok digunakan dalam berbagai situasi belajar. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, proses belajarmu akan menjadi lebih terarah dan hasilnya pun lebih maksimal.Â
Secara keseluruhan, dibandingkan terus mengandalkan Sistem Kebut Semalam (SKS) yang seringkali merugikan waktu, kesehatan, dan hasil belajar kita, ada baiknya kita mulai beralih ke teknik belajar yang lebih efektif. Teknik seperti Pomodoro cocok untuk kalian yang mudah stres, Doodling membantu bagi yang sulit fokus, dan teknik mengingat 3-2-1 sangat berguna untuk mempercepat proses menghafal. Belajar dengan metode yang tepat tidak hanya meningkatkan nilai, tetapi juga membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan terarah. Jadi, mari kita tinggalkan kebiasaan SKS dan mulai menerapkan teknik-teknik ini untuk mendukung perjalanan belajar kita. Yuk, mulai sekarang ubah cara belajarmu!
Referansi
- https://smb.telkomuniversity.ac.id/cerita-telutizen/sistem-kebut-semalam-apakah-efektif-untuk-belajar/
- https://www.ruangguru.com/blog/teknik-pomodoro-teknik-belajar-yang-dapat-bantu-tingkatkan-konsentrasimuÂ
- https://www.alodokter.com/adhd
- https://images.app.goo.gl/PusaBZ6cHT6v7oaX9Â
- https://images.app.goo.gl/BYgz3qxDnWx98Uft5
- https://images.app.goo.gl/wKYBLuGcxdDsBibJ7
- https://images.app.goo.gl/ymJGhmFmJAp5DoYj9 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H