Mohon tunggu...
Fintecher
Fintecher Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Pasar Modal

Penikmat Fintech (Financial Technology)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kaum Urban yang Cepat Beruban

5 Juli 2017   17:05 Diperbarui: 5 Juli 2017   17:11 3124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rambut beruban di usia muda (Foto: Shutterstock.com/Lars Zahner)

Jadi, jangan sampai lah kita jadi kaum urban yang cepat beruban gara-gara stres karena masalah keuangan atau akhirnya malah jadi kaum beruban di saat usur yang hidupnya susah!

Akhir-akhir ini kata urban begitu populer usai momen besar Libur Idul Fitri 2017.  Kata urban menjadi populer ketika di korelasikan dengan ritual tahunan yang bernama urbanisasi. Bukan rahasia lagi, usai Lebaran, kota-kota besar di Indonesia dibajiri para pencari kerja yang ingin mengadu nasib di kota. Sejak masuk kota ini lah mereka lantas mulai menyandang judlukan kaum urban.

Kata urban sendiri sebagai kata benda berarti orang yang pindah dari desa ke kota dan sebagai kata sifat berkenaan dengan kota atau bersifat kekotaan. Secara kasat mata mereka disebut kaum urban.karena mereka secara geografis tinggal di kawasan perkotaan (urban).

Adapun kawasan perkotaan yang besar dengan jumlah penduduk di atas satu juta orang dan berdekatan dengan kota satelit disebut sebagai metropolitan. Mereka ini juga kaum urban.

Nah, kalau berhasil mendapatkan pekerjaan, kaum urban ini lambat-laun akan terpengaruh oleh gaya hidup kekinian ala kota mulai dari cara bicara, penampilan dan kebiasaan.

Tak sekadar yang sifatnya tampak luaran, lambat-laun bisa saja menjadi hedonis dan konsumeris. Seiring dengan perkembangan teknologi dan internet, gaya hidup hedonis dan konsumeris menjadi tantangan tersendiri bagi kaum urban.

Hiburan pun identik dekat dengan pusat-pusat perbelanjaan, restoran, caf, tempat karaoke hingga club-club malam yang menyuguhkan kesenangan untuk kaum urban. Lebih parah lagi, jika semua ini dilakukan hanya karena ikut-ikutan demi menjaga gengsi.

Kenyataan tak terbantahkan, jika sifat hedon dan konsumeris tidak terkendali, masa depan pun menjadi taruhannya. Di saat beruban alias sudah usur, bisa-bisa hidupnya justru susah karena di saat muda foya-foya. Tak terhitung lagi jumlah orang yang di masa mudanya kaya, ternyata di masa tuanya hidupnya susah. Ternyata, di masa mudanya ia foya-foya dan tidak memiliki pengelolaan uang yang baik.

Uban tumbuh pada usia tua (di atas 40 tahun) memang wajar karena pigmen rambut berhenti memproduksi warna.  Tapi kalau saat masih muda? Capek deh! Nyatanya uban bisa tumbuh lebih cepat untuk mereka yang gampang stres karena masalah ekonomi, terutama masalah keuangan alias di luar faktor keturunan.

Stres mempengaruhi aktivitas hormon dan meningkatkan autoimun yang berakibat uban datang lebih awal. Di Indonesia sendiri angka stres cukup tinggi. Di awal terjadinya krisis ekonomi moneter (1998), Political and Economic Risk Consultancy (PERC) yang berpusat di Hongkong mencatat: tingkat stres orang Vietnam 8,5; Korea Selatan 8,2; Thailand 7,8; Indonesia, Cina, Hongkong, Jepang, Filipina dan Singapura 6,7; Malaysia 5,6; Taiwan 5,5.

Meskipun masih berusia terlalu muda, dan belum tergolong tua renta, seringkali seseorang mendapatkan dirinya telah memiliki sejumlah rambut memutih di kepala. Kurang pede kita karena perubahan warna dari pigmen rambut yang dikenal sebagai melanin itu.


Penelitian menyebutkan kerusakan DNA dan penumpukan hidrogen peroksida dalam folikel sebagai kemungkinan penyebab gangguan ini dalam produksi melanin. Tanpa melanin, rambut baru yang tumbuh di tidak memiliki pigmen, yang membuatnya tampak abu-abu, putih, atau perak.

Selain karena stres, iklim dan obat-obatan dari dalam dan luar tubuh juga dapat mempengaruhi munculnya uban. Sementara itu jika tetap ingin good looking, ujung-ujungnya pewarna rambut.

So, jangan sampai lah para pendatang yang baru datang dari desa ke kota cepat beruban atau bahkan hidupnya susah hingga beruban karena labil ekonomi. Ingat pesan bijak orang tua: pandai-pandailah mengatur uang!

Pesan sederhana dari kebanyakan orang tua kita tersebut bukan tanpa alasan. Hidup di kota itu menggiurkan. Keuangan gampang babak-belur kalau tidak bijak mengelolanya.
Tips sederhan agar keuangan amburadul yaitu rutin dan konsisten menyisihkan sebagian dari penghasilan bulanan. Mereka yang selalu berusaha dan mampu menabung atau memulai investasi sejak dari muda memiliki Indikator Kecerdasan Finansial (IKF). Selain itu, kemampuan menyisihkan uang untuk tabungan atau investasi sejak dari gaji pertama mengindikasikan tertatanya gaya hidup.

Kalau tidak puas dengan bunga tabungan yang kecil, belajar sejak dini untuk investasi tidak ada salahnya. Investasi saham makin aman dan menguntungkan dari waktu ke waktu karena daya tarik return (imbal hasil) yang jauh lebih besar dari jenis investasi lainnya dan dividen yang biasa diberikan setiap tahunnya.

Selain daya tarik return, investasi saham juga menarik karena modal awal yang dibutuhkan relatif kecil dibandingkan investasi lain seperti properti. Investasi saham bagi kaum urban baru kini bisa dimulai dengan modal awal yang terjangkau sebesar Rp.100.000. Platform investasi sebesar ini ditawarkan oleh IndoPremier. Ini hanya salah satu contoh, dan masih banyak lagi perusahaan yang menawarkannya.

Jadi, jangan sampai lah kita jadi kaum urban yang cepat beruban gara-gara stres karena masalah keuangan atau akhirnya malah jadi kaum beruban di saat usur yang hidupnya susah. Masa depan ditentukan laku hidup hari ini. Sisihkan! Jangan Habiskan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun