Pandemi".
Kuliah Kerja Mahasiswa Dari Rumah atau disingkat menjadi KKM - DR UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, tahun ini mengusung tema "Moderasi Beragama dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat PascaSejumlah mahasiswa UIN Malang mengabdi di berbagai daerah, salah satunya yaitu kelompok kerja lapang 'Arkananta' yang beranggotakan 15 mahasiswa, mereka memilih lokasi di Dukuh Lowok Gempol Desa Ngajum Kec. Ngajum Kab. Malang yang dilaksanakan dalam kurun waktu sebulan penuh dari tanggal 27 Desember 2021 hingga 27 Januari 2022.Menurut Fifi, salah satu anggota kelompok Arkananta mengatakan bahwa KKM-DR ini adalah salah satu kegiatan pengabdian terhadap masyarakat yang mana dilakukan dari rumah karena masih dalam masa pandemi dan mereka menjalankan pengabdian tersebut sesuai dengan pengetahuan serta keterampilan kreativitas yang telah mereka peroleh selama berkuliah 5 semester ini.
Pemilihan daerah KKM ini oleh Kelompok Arkananta dikarenakan Dukuh Lowok Gempol memiliki potensi Ekonomi yaitu UMKM besek anyaman bambu yang bisa terus dikembangkan bahkan dimajukan meskipun dalam era pandemi seperti saat ini. Besek anyaman bambu adalah sebuah kerajinan tangan ibu rumah tangga setempat yang bisa digunakan untuk wadah tape, nasi kotak, dll. Di Lowok Gempol sendiri terdapat 3 pengepul besek yang mana mereka bekerja sama dengan ibu-ibu pengrajin lain untuk mengumpulkan hasil produksi tersebut. Dari hal tersebut, para pengepul lah yang memndistribusikan hasil produksi tersebut kepada konsumen.
Saya dan 3 orang teman saya lainnya selaku dari devisi ekonomi melakukan survey lokasi mengenai perkembangan apa saja yang sudah mereka lewati dalam memasarkan produk ini. Kami telah mewawancarai 3 pengepul berturut – turut, yakni Ibu Sulastri, Ibu Margini dan yang terakhir Ibu Sunarmi. Mereka juga memaparkan penjelasan kepada kami mengenai proses pemasaran mereka.
Ibu Sulastri mengatakan perihal konsumen onlinenya, “Saya jual besek ini juga online kok mbak, di FB ituloh. Biasanya juga ada yang pesen buat tempat tape, kadang ada yang pesen bentuk kecil-kecil gitu warna-warni mbak, nahh kemarin ada yang pesen itu untuk souvenir mbak. Saya jualnya ya cuma bisa lewat itu mbak WA sama FB tok kalau di platform jualan online lainnya masih bingung aku mbak, gatau gitu”. (Rabu, 29/12/21)
Berbeda dengan ibu pengepul sebelumnya, Ibu Margini yang mana pemasarannya hanya dibeberapa tempat langganan saja dan tidak memasarkan produk melalui online, “Saya punya langganan mbak di daerah A sana biasanya ya di daerah B juga tapi itu musiman aja, Mereka yang beli yang ambil barangnya sendiri. Saya juga cuman buat satu bentuk saja, ya ini tok wes (sembari menunjuk besek tempat tape). Kepengen sebenere jual online mbak biar pendapat juga bertambah, tapi ya gitu masih bingung eh” (Senin, 3/01/22)
Survey terakhir kami yaitu ke Ibu Sunarmi yang mana bentuk yang beliau hasilkan berbeda dengan mayoritas produk dari Ibu Sulastri dan Ibu Margini yaitu untuk tempat tape, beliau membuat dengan ukuran yang lebih besar untuk nasi kotak ataupun tempat sesaji.
Pemasarannya pun tidak melalui online juga, “Kalo besek di aku ini ukuran besar-besar mbak, untuk nasi kotak ataupun tempat sesaji biasanya untuk persembahan di Gunung Kawi, orang-orangnya biasanya kesini ambil atau kalau tidak kita yang nganter kesana gitu. Aku dulu juga buat ukuran kecil untuk wadah tape itu, tapi sudah ada Ibu Sulastri sama Ibu Margini yang sudah memasarkan, yawes aku buat bentuk yang ini aja. Sebenere kepingin mbak dijual di online, tapi ribet nanti orang-orang bayarnya gimana terus ngantarnya juga gimana?” (Rabu, 5/01/22)
Dari survey tersebut, kami menemukan titik permasalahan yang sama, yaitu mereka ingin memasarkan produknya melalui platform online dikarenakan mereka sadar bahwa cara tersebut bisa sangat membantu di masa pandemi seperti saat ini, tetapi mereka memiliki beberapa kendalanya masing-masing.
Kami memutuskan untuk melakukan sosialisasi ekonomi kreatif maju di masa pandemi yang mana tamu undangannya meliputi 3 pengepul besek, 15 pengrajin, dan turut menggandeng 8 karang taruna yang mana dengan tujuan agar bisa menuntun bahkan bekerja sama dengan para pengepul atau pengrajin untuk melakukan bisnis UMKM agar bisa lebih dikenal masyarakat luas di era digital saat ini
Penanggung jawab dari divisi ekonomi, Halizah Ayuni, turut memaparkan apa saja bahasan-bahasan yang akan disampaikan kepada mereka selama sosialisasi berlangsung, “Beberapa pokok pembahasan dalam sosialisasi ini adalah tentang strategi pemasaran online yang mana kita akan mengenalkan penjualan melalui salah satu e-commerce terbaik, yaitu Shopee. Kita juga turut memberitahukan kelebihan-kelebihan menggunakan aplikasi tersebut. Tak lupa kami dengan bantuan karang taruna yang hadir akan menuntun para ibu pengepul dan pengerajin untuk mendaftarkan akun berjualan melalui aplikasi penjualanan online terbaik no. 1 di Indonesia itu” (Selasa, 11/01/22)
Pada Jum’at, 14 Januari 2022 tepat pukul 15.30, kami mengadakan acara sosialisasi tersebut. Acara berjalan diluar ekspetasi kita semua, awalnya kita mengira para hadirin akan sekedar hadir saja, tetapi nyatanya mereka semua sangat antusias untuk bertanya mengenai pembahasan-pembahasan tersebut, mulai dari bagaimana cara mencairkan uang penjualanan, bagaimana sistem kerja fitur gratis ongkir, bagaimana cara packing produk yang aman, dll. bahkan ada yang langsung mempraktekan proses pembuatan akun Shopee di gawainya. Acara tersebut sudah mencapai targetnya, yaitu para hadirin mulai mencoba merintis penjualanan melalui pasar online yang bisa menghasilkan uang di masa pandemi seperti saat ini.
Selain itu, dari kelompok kami juga mempelajari langsung ke para pengepul bagaimana cara pembuatan anyaman besek mulai dari proses awal hingga akhir. Kami sangat antusias dan merasa senang karena dengan hal ini ilmu kami bertambah untuk mengetahui hal-hal baru yang bermanfaat serta bisa merekatkan hubungan kami selaku mahasiswa KKM dengan ibu-ibu disana.
Masih berbicara perihal pembuatan besek, kami terbagi dua sesi lapangan. Sesi pertama diadakan hari Jumat, 31 Desember 2021 yang mana hanya diikuti oleh anggota perempuan. Kegiatan tersebut dilakukan di rumah Ibu Sulastri.
Sesi kedua diadakan seminggu setelahnya, lebih tepatnya hari Sabtu, 8 Januari 2022 yang bertempat di rumah ibu Margini. Proses pembuatannya sama, mulai dari pemilihan bambu jenis Apus yang kemudian digergaji sepanjang 2 ruas tangan. Setelah itu, dipotong lagi memanjang menjadi beberapa bagian. Potongan tersebut kemudian dibelah tipis-tipis menjadi 13-16 lapis yang kemudian setelahnya dijemur sampai kering dengan tujuan menghindari bambu yang berjamur agar awet dan bersih. Semua anggota sangat antusias dalam mengikuti setiap prosesnya.
Dari divisi ekonomi mewakili semua anggota KKM Arkananta ini sangat berbahagia karena dalam proker ini kami bisa barter ilmu dengan masyarakat disana perihal ekonomi kreatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H