Mohon tunggu...
Finky Dita
Finky Dita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya adalah Mahasiswa Universitas Airlangga yang sedang berproses untuk belajar dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pandangan Masyarakat dan Pemerintah Terhadap Pengobatan Tradisional Sebagai Pengobatan Alternatif di Era Perkembangan Kesehatan di Indonesia

23 September 2024   23:09 Diperbarui: 23 September 2024   23:34 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya hayatinya, salah satunya adalah hasil rempah-rempahnya yang melimpah. Kualitas rempah-rempahnya pun bernilai sangat tinggi, sehingga banyak negara yang mengincar rempah-rempah tersebut. Sebagai warga Indonesia patutnya bersyukur memiliki kekayaan rempah-rempah yang berlimpah, sehingga masyarakat memanfaatkannya untuk mengembangkan sebagai obat tradisional. Obat tradisional pun juga menjadi warisan budaya dari orang tua dahulu dan banyak masyarakat yang masih mengonsumsi obat tradisional karena menurut mereka obat tradisional lebih manjur daripada obat-obatan kimia.

Ada beberapa faktor masyarakat Indonesia lebih memilih pengobatan tradisional dibandingkan pengobatan modern. Pertama, seiring berjalannya waktu perkembangan dunia kesehatan semakin maju, salah satunya pengobatan. Karena hal tersebut biaya kesehatan dan pengobatan relatif mahal yang tidak cocok dengan  masyarakat dengan ekonomi ke bawah yang saat ini sedang mendominasi, sehingga masyarakat lebih memilih pengobatan tradisional yang biayanya jauh lebih murah. Kedua, sebagian masyarakat masih kurang berkemampuan memilih pelayanan kesehatan modern, sehingga mereka lebih memilih pelayanan kesehatan atau pengobatan secara tradisional. Ketiga, mereka percaya bahwa pengobatan secara tradisional minim efek samping yang negatif dibandingkan dengan pengobatan modern. Keempat, mereka yakin dan percaya bahwa pengobatan tradisional merupakan warisan budaya yang turun temurun dari leluhurnya yang pastinya hasilnya akan lebih baik daripada pengobatan modern.  

Pemerintah juga mendukung adanya pengobatan tradisional, sehingga pengobatan tradisional dapat berkembang pesat. Perhatian pemerintah terhadap pengobatan tradisional juga sangat besar. Diawali dengan penyusunan Kebijakan Obat Tradisional Nasional (Kontranas), peta jalan pengembangan jamu dalam koordinasi Menko Kesra (Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat), pembentukan Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer dan Alternatif di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dan program Saintifikasi Jamu (Peraturan Menteri Kesehatan No. 003/Menkes/PER/I/2010). Melalui Peraturan Menteri Kesehatan No. 003/Menkes/PER/I/2010 tentang Saintifikasi Jamu dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan, jamu telah diangkat sebagai subjek pengembangan kesehatan untuk dimanfaatkan dalam upaya preventif, promotif, rehabilitatif, dan paliatif.

Di masa pandemi Covid-19, Menteri Koordinator dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berkunjung melakukan kunjungan kerja ke Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Kemenkes untuk melihat secara langsung lapangan tentang perkembangan bahan-bahan baku dari obat-obatan yang bersumber dari bahan herbal dan juga melihat perkembangan obat tradisional di balai besar tersebut. Presiden juga meminta untuk mengutamakan bahan baku lokal yang bersumber di Indonesia dan bisa dikembangkan sebagai obat fitofarmaka (obat dari bahan alam yang telah terbukti keamanannya dengan uji klinis). Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga ikut bertanggung jawab atas keamanan mutu khasiat dari obat herbal atau obat fitofarmaka.

Pengobatan tradisional di Indonesia telah memiliki akar yang kuat dalam budaya bangsa. Keanekaragaman rempah-rempah yang berkualitas tinggi dikembangkan sebagai pengobatan tradisional yang menjadi pilihan banyak orang. Faktor-faktor yang mendasari bahwa masyarakat Indonesia lebih memilih pengobatan tradisional, yaitu biaya pengobatan tradisional yang terjangkau daripada pengobatan modern, masyarakat lebih percaya bahwa pengobatan tradisional lebih sedikit efek sampingnya daripada pengobatan modern, dan pengobatan tradisional dianggap sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan. Pengobatan ini juga didukung penuh oleh pemerintah dengan adanya pengembangan obat tradisional dengan cara meningkatkan kualitas dan keamanan obat tradisional.

KATA KUNCI: Kesehatan, Masyarakat, Pemerintah, Pengobatan, Tradisional

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Dinkes Jogja. 2022. Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional di Indonesia. https://dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detail/penyelenggaraan-pengobatan-tradisional-di-indonesia [online]. (diakses tanggal 19 September 2024).

Setiawan, Bayu Aji. (2021). Persepsi Masyarakat Pada Pengobatan Non Medis di Desa Pangkemiri Tulangan Kabupaten Sidoarjo. Surabaya: Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun