Mohon tunggu...
Perempuan Sasak
Perempuan Sasak Mohon Tunggu... Guru - Perempuan Sasak

Perempuan Sasak, Lombok.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sederhana namun Sensitif

8 Februari 2015   13:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:36 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1423350777987816558

[caption id="attachment_349878" align="aligncenter" width="300" caption="tv-soul"][/caption]

Teman yang baik adalah Teman yang tidak memberikan informasi apa pun tentang mantan. Saya tidak tahu apakah saya harus menangis atau malah bahagia. Tepatnya tanggal sembilan belas Januari, inbok facebook dan sms di handphone saya tak pernah sepi bahkan hingga saat ini. Ada saja yang iseng, tidak sekali dua tapi berkali-kali. Teman-teman saya mengirim sms serupa lantaran tidak saya respons sama sekali. “Buat apa?” fikir saya. saya bahkan secara spontan mengingat tanggal dan jam berapa waktu itu, alay memang hahaha entah kenapa dalam beberapa hal saya terkesan purba dan kadang sangat pelupa. Pria itu menikah, iya pria yang pernah mengisi kekosongan di hati saya. Pria yang sangat baik, sopan, pendiam, pemilik senyum termanis yang kini jadi suami orang.

Seharusnya saya tidak mengingatnya, karena itu sudah cukup lama. Bahkan saya tidak ingat bagaimana ekspresi wajahnya ketika mengatakan bahwa saya perempuan terbaik yang pernah ia kenal (versi dia) saat itu zaman pra sejarah. Tapi dengan banyaknya telepon dan sms yang saya terima dari sahabat-sahabat saya, kurang lebih redaksinya sama “Kamu di tinggal nikah, kapan nyusul?, kamu gak kenapa-kenapa kan?, kenapa ga datang?” (semuanya dibubuhi dengan emotikan tertawa lebar). Asal tahu saja, saat mengalami hal itu saya merasa teman saya menganggap hal itu adalah lelucon segar yang akan membuat saya tertawa, atau mereka malah sengaja memperolok saya. Jelas, ini fikiran perempuan yang tidak sedang dalam keadaan mood yang baik. Saya tidak menyangka mood saya akan sehancur saat itu hahaha.

Saya sarankan kalau ada teman yang ditinggal nikah sebaiknya jangan katakan apa pun, anggap aja ga tahu apa-apa. Toh nanti dia bakalan tahu sendiri dan cerita kalau menganggapmu penting. Bahkan yang lebih ngeselin lagi kalau punya teman yang usilnya sejagad raya, kalau ngeledekin ga nanggung-nanggung “ Fink, kalau pas malam pertama dia ingat kamu, atau ngebayangin kamu. Pasti anaknya bakalan mirip kamu.” Itu sms terkonyol dari sekian banyak yang saya terima. Saya hanya bisa melongo, membaca sms itu berkali-kali. Menangis pun udah percuma, karena hanya akan membuat kantung mata dan lingkar mata hitam karena cairan terperangkap di bagian bawah mata. Saya tentu tidak ingin menyaingi panda.  Tapi saya jadi tahu bagaimana kesedihan yang didengungkan oleh perempuan-perempuan lajang di luar sana. Ah.. saya masih terlalu muda untuk itu. Sebenarnya tangan saya gatal ingin membalas sms tersebut walau hanya dengan satu emoticon nyengir kuda. Tapi saya fikir itu sama sekali ga lucu.

Lagi-lagi saya mengatakan bahwa Tuhan sengaja menjadikan hal ini nampak lucu. Saya mulai sok bijak dengan kenyataan yang ada. Bahwa tak selamanya apa yang kita anggap baik menurut Tuhan juga baik. Dan semua yang terjadi adalah bagian rencana besar yang sangat indah dan sedang dipersiapkan Tuhan untuk hambanya (uhuuuuk). Mengalami hal demikian, saya menjalani hari-hari dengan normal seperti biasa. Tapi tidak begitu dengan perut saya. Selera makan saya meningkat drastis. Bahkan kalau bisa saya juga ingin memakan teman-teman saya.

Begitulah kira-kira, sederhana namun sangat sensitif sekali. Kita selalu merasa apa yang kita yakini benar akan sepenuhnya berdampak baik untuk orang lain. Tapi ternyata sesederhana pemberitahuan seperti itu pun akan sangat menyakitkan sekali karena memang timeingnya ga tepat. Lebih baik kita mengetahuinya dari orang lain yang kita tidak kenal sama sekali, dari pada dari teman sendiri. Beda halnya saat masih pacaran, kita ingin teman-teman kita seperti halnya satpam. Yang dengan suka rela akan memberitahukan apa pun tentang apa yang ia ketahui selagi itu ada sangkut-pautnya dengan do’i. Sederhana namun sensitif bukan?.

--- Sumber Foto: http://instagram.com//tv-soul/----

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun