Mohon tunggu...
Perempuan Sasak
Perempuan Sasak Mohon Tunggu... Guru - Perempuan Sasak

Perempuan Sasak, Lombok.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Beberoq Kenango dan Pesona Air Terjun Lombok Timur

11 Februari 2015   13:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:27 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

[caption id="attachment_350465" align="aligncenter" width="300" caption="Air Terjun Jeruk Manis"][/caption]

 

Hari minggu kemarin saya manfaatkan untuk berkunjung ke rumah seorang teman di Masbagik bersama adik saya. Sesampai di rumahnya, kami dijamu sebagaimana tamu pada umumnya. Kami disuguhkan buah nanas untuk menu pembuka. Buah nanas sangat mudah dijumpai di desa tersebut. Sambil menikmati buah segar yang dipetik langsung dari kebun kami memulai perbincangan tentang tempat wisata yang akan kami kunjungi, mudah di jangkau dan tentunya ekonomis.

Teman saya kemudian bercerita tentang Air Terjun Jeruk Manis yang membuat saya dan adik saya penasaran dan ingin cepat-cepat ke sana. Setelah perbincangan yang seru itu, datanglah Ibu teman saya tersebut dengan tergopoh-gopoh, membawakan nasi dan lauk-pauk. Yang menarik dari sekian menu yang disajikan, saya dibuat asing di daerah sendiri karena baru pertama saya menemukan menu yang membuat saya cukup kaget. Setelah semua menu disajikan di ruang makan, Ibu teman saya menawarkan satu menu khas Sasak yakni beberoq. Beberoq merupakan hasil gilingan cabe dan tomat segar yang di tambahkan garam, terasi, dan penyedap rasa secukupnya. Saya senyum-senyum saja, seperti masyarakat Sasak pada umumnya beberoq adalah menu yang kadang tak boleh alpa. Dengan langkah seribu bayangan ibu teman saya menuju dapur, saya mendengar suara geprekan yang begitu keras. pok pok pok..!! sekitar lima menit lamanya kemudian ibu teman saya datang membawa beberoq. Saya kaget “kok baunya beda?” ibu teman saya menjawab “Harum kan?” saya jadi cekikikan dan merasa aneh, kali ini adik saya mencubit saya dengan sangat keras karena saya keceplosan bilang “Kok baunya beda?” begitulah, mulut saya kadang seperti tidak punya rem dalam hal-hal tertentu. Untung si ibu pengertian dan membalas dengan tawa yang tak kalah kerennya.

Yang membuat saya bersyukur hidung pesek saya cukup pengertian dengan bau asing tersebut. Rupa-rupanya beberoq tersebut ditambahkan kenango dalam bahasa Sasak. Yang merupakan saudara dari Caelifera. Makhluk tersebut sebesar lalat namun lonjong lebih mirip nyamuk. Baunya yang terbilang harum dan khas bagi penikmatnya cukup membuat saya salting. Untung adik saya berinisiatif untuk mencobanya meskipun hanya sekali dan berharap semoga pemilik rumah memakluminya. Saya lebih memilih jantung pisang yang digoreng dengan irisan bawang muda dan menu lainnya.

Setelah makan dan shalat, dari masbagik kami berangkat ke tempat wisata Air Terjun Jeruk Manis yang bertempat di desa Kembangkuning, kecamatan Sikur, Lombok Timur yang merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani. Hanya dengan waktu 35 menit kami sampai di sana. Untuk sampai di sana sangat mudah, karena jalan raya sudah cukup bagus walau agak sempit. Sepanjang jalan menuju air terjun Jeruk manis di samping kiri-kanan jalan raya ditanami pohon Cordyline fruticosa yang tertata dengan sangat rapi. Sepertinya masyarakat di desa tersebut sadar betul bahwa desa mereka merupakan tempat wisata yang akan dikunjungi banyak orang. Bukan hanya wisatawan lokal, tapi wisatawan manca Negara juga tak pernah sepi.

 

[caption id="attachment_350474" align="aligncenter" width="300" caption="pintu masuk"]

1423610667572867855
1423610667572867855
[/caption]

 

 

[caption id="attachment_350466" align="aligncenter" width="300" caption="wisatawan asing"]

1423609682343170058
1423609682343170058
[/caption]

 

Tempat wisata tersebut sangat terjangkau, cukup hanya dengan parkir Rp.2500 dan membayar karcis masuk Rp.7000 bagi wisatawan lokal dan Rp.150.000 untuk wisatawan asing. Kita akan mengobati rasa kerinduan kita pada nuansa alam pegunungan yang sangat indah. Jangan khawatir untuk lecet apa lagi membayangkan banyaknya lintah, becek, seperti di hutan-hutan. Ada jalan khusus yang disediakan untuk para wisatawan yang terbuat dari batu dan semen. Jarak tempuh dari tempat parkir sekitar 1,5 kilometer dengan jalan kaki untuk sampai di air tejun tersebut. Dan sudah disediakan 2 pos tempat peristirahatan, jadi jika merasa lelah kita bisa beristirahat sambil menyaksikan panorama alam sekitar.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun