Kita memulainya dengan tangis berdarai
Mungkin itu yang kita sebut-sebut sebagai empati
Asal kau tahu di dunia ini ada banyak orang yang lebih ingin menawarkan tangisan dari pada solusi
Itu semacam basa-basi
Â
Â
Kenapa baru menangis sekarang?
Kenapa baru merasa sekarang?
Betul, memang ada banyak hal yang terpenjara sejak lama
Dan kali ini sepertinya akan terbuka
Â
Â
Kita telah lama asing satu sama lain
Bahkan kita tidak pernah kenal apa yang dimaksud dengan peduli
Kita memang lain
Itu yang menyebabkan kita hanya menjadi miniataur yang bisa menangisi
Mungkin juga mengasihani
Â
Â
Bukankah kita benar-benar tak suka tangisan yang serba kepepet
Ada baiknya kita mengulum senyuman walau terkesan kampret
Seperti yang sudah-sudah
Seperti saat kita merasa tidak mengetahui apa-apa dan merasa bersalah
Â
Â
Kita memang lain, dan tentu saja kita berbeda
Kadang kita menjadi pihak yang sangat beruntung
Kita memang lain, dan tentu saja kita berbeda
Kadang kita menjadi pihak yang harus rela menjadi patung
Â
Â
Kita tak perlu kelak, untuk berfikir bahwa kita bukan hanya satu atau tiga
Kita ini kita
Yang seharusnya memiliki hal yang sama, tangisan dan kebahagian yang seharusnya sama rata
Dengan tanpa ego dan keberpihakan semata
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H