Mohon tunggu...
finiez habeahan
finiez habeahan Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah cara sederhana untuk berbagi

Nemo dat Quot Non Habet

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

3 Tindakan Orang Tua yang Bisa Buat Si Kecil Semakin Tantrum!

28 Juli 2024   10:21 Diperbarui: 28 Juli 2024   10:25 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya sangat senang dengan profesi yang saya geluti. Menjadi seorang guru menjadi cita-citaku sejak kecil. Berkecimpung didunia anak adalah hal yang menyenangkan sekaligus hal yang menantang bagi saya. Menghadapi anak dengan berbagai kebutuhan,berbagai karakter dan berbagai latar belakang adalah sesuatu yang sangat berharga bagi saya.

Kepribadian anak-anak menjadikan saya sebagai pribadi yang multitalent karena pekerjaan saya bukan hanya mentransfer ilmu melainkan saya harus bisa menjadi Ibu bagi mereka, menjadi ahli psikolog bagi mereka kadang-kadang juga harus menjadi malaikat bagi mereka. Menyenangkan bukan ! Semua situasi itu memperkaya saya dalam banyak hal.

Kalau kita jujur dengan perasaan, siapasih orang yang sabar menghadapi anak-anak yang tantrum? Siapa yang sabar membujuk-bujuk anak orang ? Nah, itu semua pasti bisa saya lakukan karena anak-anak merupakan anugerah untuk saya. Saya dipercaya untuk mendidik dan mendampingi mereka. Nah, teman-teman saya memiliki sebuah pengalaman yang menarik.

Dikelas yang saya tangani ada seorang anak yang  suka tantrum, tingkat sensitifitasnya sangat tinggi. Sehingga teman-temannya tidak nyaman berada disampingnya. Situasi yang demikian membuatnya sering menyendiri dan tidak percaya diri. Relasi sosial si anak tidak berkembang serta sulit untuk mengekspresikan diri. 

Saya melihat ini menjadi sebuah keprihatinan terhadap sianak dan saya mencoba membuat suatu tindakan untuk mengatasi pengalaman buruk ini. Saya melayangkan surat panggilan terhadap orangtua yang bersangkutan supaya datang kesekolah. Singkat cerita orang tuanya datang dan kami berbicara soal kepribadian si anak yang sedikit mengalami kendala. 

Dari sharing yang sangat panjang, saya bisa memahami mengapa sianak bisa demikian. Anak-anak besar dipenitipan, ayah ibu sibuk bekerja seharian sehingga intensitas pertemuan antara orang tua dan anak sangat minim, kasih sayang ,cinta serta perhatian yang diberikan masih sangat kurang. Perhatian serta dukungan bukan saja terletak pada materi yang diberikan, seperti sekolah di tempat-tempat yang ternama,les disegala bidang studi. Tapi lebih dari itu, perhatikan kebutuhan dasar si kecil.

Dari pengalaman diatas, ternyata tindakan ini bisa membuat sikecil semakin tantrum :

Amigdala  adalah bagian otak yang penuh emosi. Saat anak mengamuk/tantrum ,otaknya akan terbajak sehingga membuat sianak  fight (terus melawan orang tua) dan flight(Run) kabur saat dimarahi atau mencari perlindungan kepada siapapun. Jika demikian,apa yang perlu dilakukan oleh orang tua ? Sebaiknya sebagai orangtua usahakan tetap tenang dan lakukan refleksi diri. Saat ayah,ibu sedang marah ,kecewa, lelah dan melakukan kesalahan,tindakan apa yang dibutuhkan ? 

ditegur? 

dinasehati?

diceramahi atau ingin dimengerti? 

Nah, supaya anak-anak tidak menjadi korban dari luapan emosi kita,baiklah kita perhatikan 3 hal ini :

1. Hindari melakukan tinndakan yang menstimulus otak emosi. semakin amigdala terstimulus  maka akan semakin sulit bagi sianak untuk berpikir logis,rasional dan tenang. Jika ayah ibu biasa meneriaki anak, misalnya " kaka! gitu terus ya! Biar saja mami pergi!" tindakan ini tentu salah, yang benar seharusnya  orangtua bicara dengan rileksdan pahami kondisi anak." kaka, kenapa marah-marah?" Nanti, kita beli lagi ya! nanti kita cari lagi ya! nanti kita masak lagi ya! Kata-kata yang demikian bisa menenangkan hati anak dan belajar menerima situasi yang dialami.

2. Hindari tindakan membentuk postur tubuh marah seperti melotot atau berkacak pinggang. Bungkukkanlah badan,jongkon atau duduk ahgar ayah bunda sejajar dengan anak sambil akui perasaannya. " Kakak marah karena mainannya direbut adik ya?" " Coba kasih tahu ayah, adik teriak-teriak karena apa ? Pengakuan yang demikian akan membantu sianak untuk semakin percaya diri menceritakan pengalamannya dan terbiasa hidup jujur tas peristiwa yang dialami. Tanpa disadari sikap ini sungguh membentuk kepribadian sianak menjadi orang yang terbuka.

3. Hindari tindakan menakut-nakuti, mengejek,mengabaikan,menghukum atau menyuruh anak pergi. " Dasar anak nakal! Nggak pernah nurut! Awas ya! jangan dekat-dekat mami lagi ! Tidak teman kita !banyak deretan litani yang sering kita ciptakan yang membuat sikecil merasa down, kita menjudge si kecil sesuka hati tanpa kita sadari tindakan kita ini sudah menghambat proses perkembangan kepribadian si kecil.  Dari pada melakukan hal demikian baiklah kita tetap berada didekat anak dan tetap sampaikan batasan atau konsekuensi yang sudah ditetapkan

" Kakak mau bunda peluk lagi,supaya lebih tenang?  atau " ayah ngerti ,kakak masih mau main. Tapi, HP-nya tetap ayah ambil ya, kan sudah satu jam..."

Penting untuk ayah bunda! Bahwaotak logika baru mulai berkembang di usia 3 tahun dan matangdi usia 25-30 tahun. Pastikan ayah bunda bijak menghadapi luapan emosi anak agar ia bisa mengontrol emosinya dengan tepat.

Jadi,ayah bunda yang sabar ya menghadapi tantrum sikecil. Saya sebagai seorang pendidik sangat prihatin terhadap sianak yang menjadi korban luapan emosi orangtuanya.

Semoga artikel sederhana ini bermanfaat bagi ayah bunda dalam menghadapi sekecil.

semoga bermanfaat..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun