Berharap untuk mu yang terbaik meski kelak tidak bersanding dengan ku.
Hatiku tidak se-egois itu, bagaimana suatu ikatan dalam hubungan akan berbahagia jika hanya dengan dasar kasihan. Maka aku tidak mengapa asalkan kamu bahagia.
Sampai kapan pun itu,
Aku dan kamu tidak akan pernah mengerti takdir membawa masa bujang. Bersama seseorang yang siap menuliskan cerita baru dan  berlabuh menuju dermaga impian. Singgah berdua selamanya menghabiskan masa tua dan berharap kembali bersua di surga.
Aku dan kamu memiliki hati yang bisa mencintai, namun bukan berarti menuntut balik untuk dicintai. Jika sampai hari ini kamu berat memberikan cinta katakan sejujurnya aku tidak mengapa. Seiring berjalannya waktu aku pun akan berhenti dengan membesarkan hatiku sendiri dengan ketulusan.
Aku dan kamu pernah memiliki celengan-celengan rindu dan kita sama-sama memecahkannya. Menggunakan kepingannya untuk melukiskan kenangan dan pada akhirnya kamu tiba-tiba menghilang jejakmu seolah tidak pernah datang.
Aku dan kamu berada di jalan yang sama untuk saling memperjuangkan kejujuran hati, kemudian jalanmu meninggalkan kebohongan.
Aku dan kamu sejatinya berharga dengan rasa cinta tapi kamu memberikan cinta sementara dan itu palsu dengan dalih kasihan.
Lagi dan lagi kamu telah mengajarkan bahwa melupakan adalah fitrah pada diri manusia tidak sempurna, terasa mudah bukan?
Sedangkan aku?
Menanggung beban cinta yang justru terus membuatku kuat. Hari demi hari mengobati luka yang kamu buat. Maka terimakasih pernah menemani dan menyadarkan bahwa aku telah mencinta sendiri.
Tidak akan pernah terulang, sampai habis masa!
Aku merelakan untuk melepas semua cerita bersamamu dari skenario hidupku. Semoga kelak kamu berdamping dengan sosok yang terbaik meski itu bukan aku.
Jika dari awal kamu berterus terang hatiku tidak akan seperih ini sakitnya.
Sekarang aku putuskan untuk menyudahi rasa kasihanmu karena aku tidak butuh itu! Sejatinya cinta yang ku miliki berharga dan bersahaja, tidak sembarang lagi aku berikan untuk yang sesaat sampai Allah mempertemukan dengan sebagian hatiku.
Untuk mu, jauh sana dari ku dan jangan lagi kembali.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H