Hai sahabat semua!
Selamat sore!
Bersenang-lah menikmati senja bagi yang menyukai-nya.
Bagi ku sebagai umat muslim hari Jumat adalah hari yang mulia. Terlebih ketika sore hari menjelang matahari terbenam, dijelaskan dalam sebuah hadis bahwa itu merupakan waktu dimana doa lebih mudah untuk dikabulkan .
Sehingga kesempatan berharga ini berusaha tidak aku lewatkan. Mengapa demikian? Karena dengan berdoa hati menjadi tenang sebab di dalamnya akan mengingat kuasa Allah Ta'ala serta menunduk atas segala keagungan-Nya.
Teruntuk rentetan kata berikut buah dari rindu ku kepada gurunda. Sosok pengajar ilmu yang telah pergi lebih dulu. Dirinya patut dijadikan teladan atas kesungguhannya mengajarkan ilmu. Murah senyumnya, ramah pribadinya juga lapang hatinya. Tiada arti lelah di kamus jalan dakwah dan perjuangan. Satu desa ku mengenalnya bahkan saat kepulangan menuju Rabb-Nya, seolah mendung gelap merasuk pada wajah-wajah masyarakat setempat.
Rindu gurunda
Waktu menanti senja tapi tak berujung nampak. Nyatanya rintik-rintik gerimis melengkapi suasana hati.
Semua kisah saat ber-halaqoh (belajar ilmu) berlalu lalang mengundang sedih. Besit ku sendiri "Dimana bisa ku dapatkan kembali ilmu itu, ketika raga pun telah terkubur tak lagi bisa disapa!"
Maka demikian adalah alasan ter-berat masa-masa meninggalnya orang yang mengemban ilmu, bersamaan ikut pergi dengan jasad yang terbujur kaku.Â
Rindu gurunda
Penyesalan kini dirasakan tatkala dahulu masih bisa bertanya tapi lisan keluh diam tak mengerti. Padahal jika secepat ini berpisah, akan ku gali lebih dalam hikmah dan pengalaman. Tapi semua sudah terjadi dan percaya pada ketetapan Ilahi adalah keharusan yang tertinggi.
Senja tidak menampakkan diri seolah ikut mendukung kesedihan ini.
Semoga dikau gurunda mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Berlimpah rahmat dan ampunan-Nya.
Jumat, 20 Januari 2023
Sukoharjo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H