"Oke menarik, jadi intinya adalah harapan menurut ana ya. Sekarang kamu Ani!" kataku sembari melihat ke wajah mungil Ani.
"Lato-lato yang bunyinya tek-tek itu, menurut aku ehm" tiba-tiba Ani berhenti dan tertawa. Kita terheran melihatnya, "Hey, apa kok kenapa ketawa?" timpal Ane
"He..he.. enggak sih aku pikir kalau dihubungkan hikmah ini yaa jauh sekali. Tapi ya apa salahnya aku mengungkapkan pendapatku. 2 bola yang saling dibenturkan untuk menghasilkan sesuatu, dan terjadi berulang kali. Artinya manusia jika dibenturkan dengan berbagai macam persoalan hidup harusnya tidak menjadi berputus asa dan menyerah. Karena apa yaa, ya hidup memang dipenuhi problematika. Sehingga selesainya satu masalah yang dihadapi akan ada masalah lain bahkan sama yang sudah membaut antrian di perjalanan hidup seseorang" jelas panjang lebar dari Ani
"Wah bisa juga tu! Hehehhe,ok! Tenang saja Ani gak ada yang salah. Namanya juga berpendapat. Bagaimana dengan buah pikirmu Ane?" tanyaku
"Tek-tek, tek-tek. Weh berisik sekali! al-hamdulillah di asrama ini cuman satu, punya si Althaf. Gak kebayang kalau santri-santri yang lain juga ingin beli dan memainkannya." Jawab Ane sembari menggerutu.
"Lha, hikmahnya apa Ane?" tanyaku ulang
"Ooo iya kelewat! Aku berpikir pelajaran dari mainan unik itu adalah circle sejarah akan terulang. Buktinya permainan yang katanya tahun 1960-an pernah terkenal, dilupakan, ganti beragam permainan yang lain. Eee ternyata akhir tahun 2022 sampai awal 2023 sekarang muncul kembali ke permukaan. Wadidaw!" jawaban lanjut si Ane
"Sekarang giliran aku Enu!" pinta Ine
"Ok silahkan Ine" jawabku
Ine pun berpendapat, "Aku membuat singkatan sederhana dari lato-lato. Lari-lari kalao jatoh ya harus nerimani gak boleh ngeresulo. Wkwwk."
"Weh apa maksudnya itu?" tanya kami serempak