Bagiku keteduhan dan syahdu setiap kali menerima ma'lumat dari kitab itu, bahkan terhitung beberapa kali aku meneteskan air mata. Merasa terpuruk karena sejauh ini aku menuntut ilmu namun jauh dari kata kebermanfaatan ilmu tersebut. Merasa optimis lantaran usia yang telah berlalu, Allah Ta'ala masih memberi ku kesempatan untuk memperbaiki jalan thalabul ilmi ini agar lebih berfaedah dari sebelumnya. Merasa rindu itulah ingin rasanya ku mengulang kisah dimana aku bisa berkhidmah dengan beliau.Â
Sosok istimewa dan bukan sembarang guru. Namun beliau-lah yang telah memberi pelita bagi ruh ku dari alam dunia ini menuju langit sana. Artinya, nasehat beliau itulah penyejuk hati, pesan beliau adalah pengingat hati dan teladan dari beliau adalah potret bagi hati dan diri ini, bahwa pijakan kaki sekarang adalah fana maka bersusah payahlah untuk mencari bekal pulang kembali ke alam yang abadi.
##
Tiada bosan alur kisah ini masih berlanjut sampai akhir tahun 2021, ketika aku berpamitan untuk kembali ke Ma'had. Beliau memeluk ku sembari mengatakan, "Ma'an Najah ya nduk, semoga usahamu, waktumu, dan lelahmu dalam menuntut ilmu diberkahi Allah Ta'ala. Do'a kami untuk mu, semoga menjadi anak sholiha, hafidzah dan mujahidah". Tidak ada satu katapun balasan yang terucap dari mulutku, melainkan ciumku pada tangan beliau sembari menesteskan air mata.
Selama perjalanan ke Ma'had, kesempatan berdo'a di atas kendaraan ini tidak ku lewatkan. Do'a-do'a baik untuk beliau terus ku langitkan. Harapan terbesar semoga Allah Ta'ala masih meridhoi agar kami saling membersamai di sisa-sisa usia, dan kelak Allah Ta'ala juga meridhoi kami berkumpu kembali di SurgaNya.