Tuan...
Datanglah,
Ketuk pintu rumahku.
Sudah lama kutunggu hadirmu.
Lama menggumpal terbentuk rindu.
Akan belai, dari aroma dompetmu itu.
Tuan...
Jamuanku alakadarnya.
Tak ada lagu-lagu syahdu,
Tak ada kata-kata merdu,
Kita hanya saling bercumbu, dalam gulita.
Untuk itu,
nikmatilah tubuh rampingku.
Hisaplah puting payudaraku,
yang menjadi-jadi.
Tumpahkan gejolak birahimu,
malam ini.
Dan jangan kau pulang,
Sebelum datang pagi.
Tuan...
Sebelum kau puas,
mencabik-cabik sepi.
Sebelum fajar,
dipecahkan sunyi.
Atau kegelisahan sore,
seolah-olah tuli.
Maka, singgahlah tuan!
Akan kukabulkan nafsumu.
Desahku, menggebu.
Syarafku, membeku.
Bekasi, 29 September 2018
Fingga Almatin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H