Mohon tunggu...
Fingga Martin
Fingga Martin Mohon Tunggu... Penulis - Penyair Jalan

CP: fingga.martin86@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Memilikimu

28 Mei 2019   23:10 Diperbarui: 28 Mei 2019   23:30 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Pixabay

"Itu tandanya bumi jengah memberi peringatan"

"Ketika lagu cinta lebih merdu ketimbang seruan Tuhan"

"Sajak-sajakmu menjadi serpihan abu di tangan kekuasaan"

"Dua lintah darat merangkap ke dalam praktik jual beli jabatan"

"Itu tandanya gunung dan laut bosan mengabarkan peringatan"

"Ketika matahari landas di tempat muasalnya terbenam"

"Sumur-sumur raib pada hitungan siang dan malam"

"Lalu tersisa hawa nafsu yang sediakan lapak persekutuan"

"Masihkah tuan dambakan apa yang kini hamba genggam?"

Aku hanya ingin satu dari yang kau punya

Bukan perihal bintang serta gemerlap pelengkapnya

Juga bukan paras indah setiap kali kau tersenyum dan tertawa

Terlepas dari semua yang mungkin saat ini sedang kau terka

Namun apa kau sanggup melempar bintang itu kembali?

Melepaskannya tanpa pengawal-pengawal itu lagi

Kemudian kita berjalan seiriama kabut gelap

Yang membubuh dari taman-taman mimpi

Seraya menghamparkan titik sujud

Di mana kita melangkah untuk pergi

Menjemput setangkup bunga mawar di halaman surgawi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun