Passion itu ternyata bisa berubah arah. Saya mengalami nya. Dulu ketika diwisuda S2 jurusan media dan komunikasi di universitas negeri terkenal di Surabaya, juga berbekal S1 public relations (PR), passion saya hanya satu: bekerja di perusahan besar. Saya ingin berkarier sebagai seorang PR profesional.
Passion itu memang sempat kesampaian. Saya sempat bekerja di sebuah perusahaan. Namun, setelah menikah dan memiliki anak, passion saya lantas berubah. Saya tidak lagi tertarik bekerja kantoran. Saya memilih keluar demi fokus pada tumbuh kembang anak. Bahkan, pernah ada tawaran mengajar di kampus, tidak saya iyakan karena lokasinya lumayan jauh dari rumah. Kini, saya hanya ingin melakukan hal yang saya suka: mewujudkan impian menjadi entrepreneur.
Ya, setelah menjadi ibu rumah tangga yang “berkantor” di rumah dan mengikuti langsung pendidikan anak di sekolah, passion terbesar saya kini ingin jadi pelaku wirausaha yang punya usaha sendiri di rumah. Income datang sendiri, tanpa harus ngantor meninggalkan kedua anak saya yang masih Balita. Meski saya tahu, jalan untuk menjadi pengusaha rumahan itu tidaklah mudah. Tidak semudah bicara rencana.
Jalani Passion, Tak Peduli Orang Bilang Apa
Namun, meski tidak mudah, saya tidak ciut nyali. Bagi saya, bila kita mau bersungguh-sungguh, pada akhirnya kita akan sampai pada jalan kesuksesan. Itu prinsip yang saya pegang untuk melangkah mewujudkan passion saya.
Saya termotivasi oleh ucapan pengusaha sukses Bob Sadino, bahwa sebaik-baik rencana adalah yang mulai dilakukan sekarang juga, tidak hanya direncanakan. Karenanya, saya pun mulai melakukan usaha kecil-kecilan sesuai passion saya. Biarlah usahanya kecil, yang penting milik sendiri. Biarlah orang menganggap saya “turun kelas” karena sebagai lulusan S2 tapi hanya berjualan kue, yang penting saya bisa mencari pemasukan sendiri untuk menopang suami demi menyiapkan masa depan anak-anak.
Awalnya, karena skala usahanya kecil, untungnya pun tidak seberapa besar. Kadang malah kue-kue tersebut banyak yang dimakan sendiri oleh anak saya. Namun, saya menganggap itu langkah awal. Anggap saja itu coba-coba berhadiah. Siapa tahu setelah menikmati kue bikinan saya, ada banyak orang yang suka lantas memesan dalam jumlah besar. Dan, feeling usaha saya benar. Sekarang, beberapa tetangga ataupun sesama wali murid bila ada acara kecil-kecilan, memesan kue ke saya.
Ingin Bebas Jalani Passion Tanpa Rasa Was-Was
Ke depannya, saya ingin terus belajar meningkatkan cita rasa dan tampilan kue rumahan bikinan saya supaya lebih enak dan menarik. Saya juga ingin menambah wawasan dalam hal kemasan produk supaya bisa tahu packaging kue yang menarik dan unik. Sebab, dari bincang-bincang dengan beberapa teman, urusan kemasan ini menjadi salah satu faktor penting berhasil tidaknya bisnis kue ini.
Terkait usaha jualan kue ini, saya dan suami punya mimpi. Kelak, kami bercita-cita bisa memiliki sebuah cafe kecil-kecilan yang menjual kue-kue bikinan sendiri, kuliner dan minuman sederhana, plus ada ruangan corner baca berisi buku-buku yang bisa dibaca gratis oleh pengunjung cafe. Itulah passion terbesar saya saat ini yang juga didukung suami. Bahkan, suami saya mengaku siap resign dari kantor tempatnya bekerja demi ikut membesarkan cita-cita bersama itu.
Adanya kekhawatiran itu yang membuat kami belum bisa total untuk menjalani passionpreneur yang jadi mimpi kami. Untuk saat ini, pilihan paling masuk akal adalah menjalankan passionpreneur dalam skala kecil dengan berjualan kue-kue bikinan sendiri ke tetangga dan kawan-kawan dekat.
Tentu saja, kelak saya ingin bebas untuk menjalani passion berwirausaha berjualan kue-kue ini hingga menjadi besar tanpa rasa was-was dan khawatir. Saya ingin bebas mewujudkan passionpreneur yang saya impikan. Namun, saya tahu, untuk mewujudkan itu, saya juga membutuhkan perencanaan keuangan dan perlindungan diri yang bisa diandalkan untuk keluarga. Bisa diandalkan tidak hanya untuk memastikan jenjang pendidikan anak-anak bisa tuntas hingga perguruan tinggi. Tetapi juga bisa diandalkan untuk mendukung mewujudkan passion yang saya miliki, serta mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
Semangat Saya, Semangat Keunggulan FWD Life
Semangat saya untuk bebas mewujudkan passion tanpa rasa khawatir karena adanya perencanaan keuangan dan perlindungan diri terencana, ternyata sama dengan apa yang ditawarkan oleh asuransi FWD Life yang punya pendekatan berbasis passion yang mendorong siapapun mewujudkan passion kita tanpa rasa takut dengan memberikan jaminan masa depan untuk orang-orang tersayang melalui proses asuransi yang simple dan nggak ribet.
FWD Life Indonesia menawarkan beberapa produk asuransi jiwa. Salah satunya produk Bebas Rencana iFWD Liberate, produk asuransi melalui teknologi berbasis sistem online (e-commerce) yang menawarkan banyak kemudahan bagi kita yang ingin punya asuransi jiwa berjangka, yang simple dan nggak ribet. Kenapa simple dan nggak ribet? Sebab, untuk bisa ikutan Bebas Rencana iFwd Liberate, kita cukup menjawab dua pertanyaan tanpa perlu pemeriksaan medis berbelit. Kita akan langsung mendapatkan asuransi berjangka untuk menjamin masa depan keluarga.
Keunggulan lainnya, kita bebas untuk menentukan besaran premi yang kita inginkan mulai dari Rp 50.000. Jadi, kita bisa menentukan besaran premi sesuai dengan kesanggupan dan kebutuhan Bebas Rencana iFWD Liberate juga punya batasan usia yang luas, mulai umur 18 sampai 55 tahun. Jadi bila kita sudah punya tabungan sendiri, kita bisa mulai investasi untuk masa depan dengan asuransi Bebas Rencana iFWD Liberate!
Semua keunggulan produk asuransi Bebas Rencana iFWD Liberate ini membuat kita nggak perlu lagi khawatir akan masa depan dan kesejahteraan orang yang kita sayangi. Kita akan bisa membebaskan langkah mengejar mimpi dan mewujudkan passion tanpa perlu khawatir akan jaminan masa depan mereka yang kita sayangi.
Memudahkan dan Nggak Ribet
Kita juga bisa memilih produk FWD Sprint Education yang memberikan proteksi dalam mempersiapkan dana pendidikan bagi sang buah hati. FWD Sprint Education punya beberapa keunggulan yang memudahkan dan menguntungkan kita selaku nasabah. Diantaranya adanya manfaat tambahan berupa perlindungan jika terjadi kondisi meninggal dunia sebelum usia 100 tahun. Dalam hal ini, asuransi akan membayarkan Manfaat Meninggal Dunia sebesar Uang Pertanggungan Payor Term.
Selain itu bila terdiagnosa penyakit kritis, cacat tetap/total, atau meninggal, maka FWD Life akan membebaskan pembayaran premi hingga usia 65 tahun. Manfaat lainnya, asuransi ini terdapat gratis biaya penarikan dana atau penebusan polis setelah polis berusia di atas tiga tahun. Pajak atas selisih nilai investasi terhadap total premi diberlakukan jika polis berusia kurang dari tiga tahun. Serta, untuk investasinya, asuransi ini memiliki pilihan diversifikasi pasar dengan risiko relatif rendah.
Menariknya, seluruh produk asuransi jiwa tersebut ditawarkan melalui jalur distribusi keagenan dengan platform berbasis elektronik (digital). Agen yang akan menjumpai kita sebagai calon nasabah. Proses berikutnya, mulai dari identifikasi risiko, pembayaran premi dan penerbitan polis akan diselesaikan lewat perangkat elektronik. Tentunya itu sangat memudahkan dan cocok dengan kita yang hidup di era kekinian yang terbiasa melakukan berbagai kebutuhan dengan menggunakan smartphone. Jadi, bila ingin membeaskan langkah mewujudkan passion tanpa was-was, gabunglah bersama FWD Life.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H