Tetapi sastra anak juga menghadapi tantangan besar di zaman modern ini. Yang dimana pola konsumsi media pada anak -- anak telah berubah dengan drastic. Sekarang anak-anak lebih sering menghabiskan waktu mereka dengan membuka media digital, seperti YouTube, game online dan media social lainnya. Hal inilah yang membuat sastra anak kurang diminati di masa sekarang.Â
Selain itu, perubahan budaya juga memengaruhi relevansi cerita-cerita klasik. Cerita yang terlalu jauh dari pengalaman sehari-hari anak zaman sekarang sering kali membuat kehilangan daya tariknya. Maka, tantangannya yaitu bagaimana cara kita dapat menyampaikan nilai-nilai kebaikan memluai cerita yang tetap relevan dengan kehidupan anak di zaman modern ini.
      Jadi bagaimana cara kita melestarikan sastra anak di zaman modern ini?
Mengatasi dampak besar dari budaya global memerlukan kesadaran publik untuk menumbuhkan dan mempertahankan literasi sastra, terutama melalui literasi digital. Masalah ini dapat diatasi dengan pendekatan kontemporer, seperti penambahan artikel sastra yang konstan dan terkini ke situs web atau blog. Kegiatan membaca dan menulis telah beralih dari yang semula bergantung sepenuhnya pada fasilitas menjadi dipengaruhi oleh perilaku. Untuk mengatasi gangguan perilaku, seseorang dapat meningkatkan kesadaran literasi.
Menumbuhkan kesadaran literasi memang memerlukan kerja keras yang cukup besar, meskipun hal ini penting untuk menumbuhkan rasa minat individu terhadap literasi. Â Misalnya, ini dapat dimulai dengan membentuk inisiatif komunitas literasi digital seperti Klub Membaca Karya Sastra atau rumah baca.Â
Teknik untuk meningkatkan minat baca dalam komunitas melibatkan membudayakan kebiasaan menikmati membaca, menetapkan tujuan membaca dalam jangka waktu tertentu, mengalokasikan waktu luang untuk membaca, dan memanfaatkan internet sebagai alat untuk literasi digital.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan melibatkan pembaca dalam komposisi karya sastra, seperti dengan membentuk cerita atau puisi kolaboratif yang menggabungkan kontribusi dari semua pembaca, memungkinkan setiap individu mempengaruhi perkembangan narasi, sehingga menumbuhkan minat mereka pada perkembangan selanjutnya yang telah mereka inisiasi.Â
Ini harus mematuhi prinsip, etika, dan konvensi yang telah ditetapkan, sehingga dapat merangsang audiensnya. Selain itu, hal ini dapat dicapai dengan menghargai karya sastra yang dikirimkan ke platform media massa. Selain itu, hal ini dapat dilakukan dengan mengunggah ulang karya-karya tersebut ke platform media sosial alternatif, seperti YouTube.Â
Pembaca diharapkan dapat menghargai komposisi sastra di berbagai situs web atau blog yang menampilkan presentasi yang beragam. Karya sastra yang diunggah ulang oleh sebuah kelompok di situs web atau blog mendorong audiens mereka untuk membaca dan menulis lebih banyak, sehingga meningkatkan visibilitas dan pengaruh bermanfaat dari kreasi mereka.
Akan lebih baik bagi pembaca, khususnya, untuk tidak hanya mengidentifikasi diri mereka sebagai pembaca atau penulis teks. Namun demikian, berusahalah untuk menjadi pengamat sastra. Akibatnya, dengan membudayakan praktik ini, komunitas akan mencapai kemajuan dalam kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual.
 Penguasaan berbagai bacaan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan literasi digital dalam karya sastra dan mendorong inovasi di dalamnya. Masyarakat dapat meningkatkan peringkat literasi Indonesia dengan mendorong budaya membaca, karena membaca adalah kunci untuk meningkatkan literasi. Membaca memungkinkan seseorang untuk menulis dan terlibat dalam diskusi. Praktik membaca akan menumbuhkan budaya yang kaya akan pengetahuan.