Mohon tunggu...
Fajriyatun Nur Affina
Fajriyatun Nur Affina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dari UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAK. EKONOMI

nowhere

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Inspiratif dari Ibu dari Tiga Anak

3 Juni 2022   16:03 Diperbarui: 3 Juni 2022   16:13 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Greeting Comrades! halo semua bertemu lagi dengan saya Fajriyatun Nur Affina. Pada artikel kali ini saya akan membahas mengenai sang pahlawan wanita pertama saya sekaligus wanita yang melahirkan saya ke dunia ini. Memang benar  adanya kalau kasih ibu itu sepanjang masa akan dikenang dan selalu ada hingga  umur beliau habis. 

Beliau memberi kasih sayangnya kepada kita dengan sepenuh hati sejak dalam kandunganya hingga kita beranjak dewasa. Keikhlasan dan ketegaran beliau sangat besar, kesabarannya menghadapi sanng buah hati dikala sedang dilanda sakit dan juga masalah kecil yang diakibatkan oleh anaknya patut diacungin jempol. Dengan terbitnya artikel ini saya dedikasikan kepada pahlawan wanita yang tangguh, yaitu ibunda saya yang sangat saya sayangi.

Mari saya kenalkan dengan wanita yang paling tangguh di semesta ini beliau adalah Mufarihah wanita yang kini telah memiliki 3 anak  diantaranya 2 perempuan dan 1 laki-laki. Setelah setahun pernikahan beliau dengan sang suami, yaitu ayah saya. Ia mendapatkan kabar buruk dikarenakan dia kehilangan calon buah hatinya yang pertama. 

Namun, selang beberapa bulan setelahnya beliau mendapatkan kabar bahwa dirinya tengah mengandung lagi, yang tak lain adalah saya. setelah mendengar kabar membahagiakan itu setelah setahun pernikahan keduanya sangat berbahagia dan sangat tidak sabar menanti kehadiran saya kala itu. tepat sembilan bulan lamanya akhirnya pada tahun 2002 saya dilahirkan kedunia, 

berkat perjuangan dan perngorbanan beliau antara hidup dan mati, saya bisa hadir di dunia ini. suara tangis dari seorang bayi mulai terdengar kemudian tangis haru beliau karena melihat anaknya sehat tanpa cacat membuat dirinya senang tiada tara. namun setelah itu waktu luang dirinya pun mulai menipis karena dihabiskan untuk merawat anaknya.

waktu lambat laun berlalu, saya pun mulai beranjak dari balita menjadi batita. waktunyapun dihabisakan untuk memperhatikan gerak gerik dari Fina kecil yang sangat aktif, pandangannya tidak pernah lepas dari sang putri pertamanya itu. dikala Fina kecil mulai bersekolah ditaman kanak kanak disana waktu beliau bersosialisasi dengan orang bertambah seiring bertambahnya umur 

Fina kecil pengawasan beliau kepada putri semata wayangnya kala itu mulai tidak terlalu intens seperti dulu setelah beberapa tahun tidak memiliki momongan lagi, sang putrinya mulai beranjak dewasapun mulai sibuk dengan aktivitas belajarnya di sekolah dasar. waktu beliau kala itu mulai banyak kosong sehingga digunakan untuk membantu sang suami untuk memenuhi kebutuhan keluarga  

kecilnya itu dengan melakukan pekerjaan membordir berbagai kerudung dan juga mukenah. namun, sebuah hadiah yang indah pada saat putri pertamanya beranjak akan masuk Madrasah Tsanawiyah, dia mendapatkan momongan lagi.

berbagai pertanyaan dilontarkan oleh sang putri sulungnya itu untuk memuaskan rasa keingintahuannya kala itu, sorak sorai kebahagiaan dari putri sulungnya saat mendengar dirinya akan menjadi seorang kakak. melihat tingkah sang putri sulungnya senyumnya terbit. waktu berjalan dengan begitu cepat dan tatkala seorang anak kedua lahir dari keluarga kecilnya kebahagiaan makin 

terasa sempurna namun, waktu beliau mulai tersita banyak karena mengurus dua buah hati yang seiring waktu tumbuh dan berkembang keceriaan dua buah hatinya membuat hatinya senang. pertengkaran antar saudara tentunya sering terjadi begitu pula kedua buah hatinya sering mengusili adik kecilnya kemudian sang adik pun menangis kemudian beliau pun memisahkan keduanya, 

hingga kehadiran bayi laki laki yang dilahirnya selang dua tahun dengan putri keduanya. sang bayi laki laki tersebut merupakan pelengkap keluarga kecil yang bahagia itu.

seiring berjalannya waktu anaknya mulai tumbuh dari balita menjadi batita, dari batita menjadi anak -anak. dengan itu kesibukan beliau makin bertambah saat kedua anaknya mulai menginjakkan kaki ditaman kanak-kanak, disetiap paginya kesibukan makin terasa mulai jam 5 sampai 8 pagi. kegiatan beliau sangat sibuk dengan mengurus ketiga anaknya hingga pada tahun 

lalu kesibukannya mulai berkurang lagi. begitulah kira kira kehidupan perjuangan sang ibu dari 3 anak yang dipenuhi berbagai kesedihan, kebahagiaan, kesibukan mengurus anak dan juga kasih sayangnya kepada anak selama ini hingga penulis menjadi orang seperti sekarang. begitulah kisah singkat dari ibu Mufarihah seorang ibu rumah tangga yang melewati asam garam kehidupan selama 20 tahun lebih pernikahannya dengan sang suami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun