Mohon tunggu...
Fina Ulyana
Fina Ulyana Mohon Tunggu... Jurnalis - Finaulya

UIN WALISONGO SEMARANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Temanku adalah Guruku

21 Oktober 2019   23:05 Diperbarui: 21 Oktober 2019   23:26 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah: Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu: Naili Rofiqoh

Disusun Oleh:

Fina Ulyana (1903016065)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2019 

PENDAHULUAN

Para ahli Psikologi Pendidikan mengenai belajar terutama berpusat pada kondisi yang dapat memberi fasilitas-fasilitas belajar, sehingga proses belajar dapat mudah dan lancar. Belajar adalah usaha untuk membentuk hubungan antara perangsang dan reaksi. Pandangan lain dikemukakan oleh aliran psikologi yang dipelopori oleh Thomdike aliran Koneksionisme.

Menurut ajaran Koneksionisme orang belajar karena menghadapi masalah yang harus dipecahkan. Masalah itu merupakan perangsang atau stimulus terhadap individu. Kemudian individu itu mengadakan reaksi dan terjadi pula peristiwa belajar. Yang pada intinya belajar adalah suatu perubahan pada diri seseorang, dan perubahannya itu meliputi perubahan lahir, batin, tingkah lakunya yang nampak dan perubahan-perubahan lainnya yang bersifat positif.

Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa yang telah melakukan tugas belajar yang umumnya meliputi pengetahuan,keterampilan, dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa. Tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar.

Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.

Anak didik adalah subjek utama dalam pendidikan. Dialah yang belajar setiap saat. Belajar anak didik tidak harus selalu berinteraksi dengan guru dalam proses interaksi eduktif. Dia juga bisa belajar mandiri tanpa harus menerima pelajaran dari guru di sekolah.

Bagi anak didik, belajar seorang diri merupakan kegiatan yang dominan. Setelah pulang sekolah, anak didik harus belajar dirumah. Mereka munngkin menyusun kapan mereka akan belajar, melakukan kegiatan rumah dan kapan mereka akan bermain. Namun seperti yang kita tahu, tidak semuanya peserta didik akan melakukan hal-hal yang membuatnya jenuh, mereka jauh lebih memilih memperbanyak bermain dengan teman-teman sebayanya ketimbang harus berpusing-pusing belajar.

Padahal target dari seorang anak didik yang melakukan proses belajar sudah memang seharusnya berbagi waktu yang tepat untuk belajar. Agar memperoleh keberhasilan yang dapat mengubah perubahan-perubahan anak didik tersebut.

Maka dari itu, untuk memperoleh hasil yang baik dalam proses belajar agar menimbulkan perubahan yang lebih baik lagi dibutuhkan suatu proses belajar yang bisa menarik untuk berperan aktif mengasah kemampuannya dalam mental dan keaktifannya.

Kemampuan aktif seorang peserta didik dapat dilihat dari bagaimana seorang peserta didik bisa menyampaikan pendapat dengan argumen yang jelas disertai alasan yang ada. Sedangkan kemampuan mental yaitu dia dapat menanyakan suatu hal yang tidak diketahuinya yang dapat merubah ataupun menambah pengetahuannya dalam proses belajar.

Kemampuan peserta didik dalam peran aktifnya juga harus di ulas kembali dalam ulangan. Ulangan ini berguna untuk mengetahui apakah peserta didik itu mengalami kemajuan ataukah kemunduran. Dan adakah perubahan perubahan yang setelah dilakukannnya proses belajar dapat mengarahkan sisi positif yang dimiliki. Pada hakikatnya ulangan dapat mengasah kembali ingatan siswa pada materi yang disampaikan sehingga menjadikan siswa menambah wawasannnya.

Ulangan inilah yang dapat mengetahui hasil belajar siswa yang sesungguhnya. Dan bukan rahasia dunia bahwa setelah keluarnya dalam ruang ulangan siswa membicarakan soal soal yang ada di ulangan lalu terjadilah sistem pengingat atau hafalan yang masuk dalam jenis-jenis belajar.

Maka perlulah adanya apa yang disebut kurva belajar. Kurva belajar ini adalah sebuah grafik yang dapat menggambarkan kemajuan belajar anak. Sebaiknya pada masing-masing anak mempunyai kurva belajar sendiri-sendiri untuk tiap tahun pelajaran. Meskipun kurva ini tidak menunjukkan proses belajar seluruhnya, tetapi ini dapat menunjukkan pengaruh dari latihan, kenaikan dan kemunduran belajar dan juga waktunya.

Bukan hanya anak didik namun seorang guru juga harus memperhatikan kurva kemajuan atau kemunduran hasil belajar anak didik untuk mengetahui berhasil tidaknya sistem pembelajaran yang ia lakukan dan juga untuk menjadikan inovasi lagi bagaimana seorang guru membawakan materi kedepannya untuk keberhasilan anak didiknya.

Dalam belajar, menurut teori Gestalt, yang terpenting adalah penyesuaian pertama, yaitu mendapatkan respons atau tanggapan yang tepat. Belajar yang terpenting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight. Belajar dengan pengertian lebih dipentingkan daripada hanya memasukkan sejumlah kesan. 

Setiap perbuatan belajar mempunyai ciri-ciri masing-masing tergantung anak didik itu bisa tidaknya menerima materi. Setidaknya ada delapan jenis belajar yang dilakukan oleh manusia. Adapun beberapa jenis belajar adalah sebagai berikut: Belajar rasional, yaitu proses belajar menggunakan kemampuan berpikir sesuai dengan akal sehat (logis dan rasional) untuk memecahkan masalah.

Belajar abstrak, yaitu proses belajar menggunakan berbagai cara berpikir abstrak untuk memecahkan masalah yang tidak nyata. Belajar keterampilan, yaitu proses belajar menggunakan kemampuan gerak motorik dengan otot dan urat syaraf untuk menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Belajar sosial, yaitu proses belajar memahami berbagai masalah dan cara penyelesaian masalah tersebut.

Misalnya masalah keluarga, persahabatan, organisasi, dan lainnya yang berhubungan dengan masyarakat. Belajar kebiasaan, yaitu proses pembentukan atau perbaikan kebiasaan ke arah yang lebih baik agar individu memiliki sikap dan kebiasaan yang lebih positif sesuai dengan kebutuhan (kontekstual). Belajar pemecahan masalah, yaitu belajar berpikir sistematis, teratur, dan teliti atau menggunakan berbagai metode ilmiah dalam menyelesaikan suatu masalah.

Belajar apresiasi, yaitu belajar kemampuan dalam mempertimbangkan arti atau nilai suatu objek sehingga individu dapat menghargai berbagai objek tertentu. Belajar pengetahuan, yaitu proses belajar berbagai pengetahuan baru secara terencana untuk menguasai materi pelajaran melalui kegiatan eksperimen dan investigasi.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia. Karena itu mutlak diperlukan. Anak didik yang baru lahir pun memerlukan pendidikan, bahkan sejak ia dalam kandungan ibunya. Pada umumnya sikap dan kepribadian anak didik ditentukan oleh pendidikan, pengalaman , dan latihan-latihan yang dilalui sejak masa kecil. Pendidikan merupakan kebutuhan hidup dan tuntutan kejiwaan.

Mengapa Pendidikan? Karena pendidikan berguna untuk menyempurnakan dirinya yang menghasilkan perubahan-perubahan positif seiring dengan perubahan waktu. Di sekolah perbedaan aspek psikologi sangat berpengaruh disebabkan pembawaan dan lingkungan anak didik yang berlainan antara yang satu dengan yang lainnya.

Dalam pengelolaan pengajaran, aspek pikologi sering menjadi ajang persoalan, terutama yang menyangkut masalah minat dan perhatian anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan.

Tidak ada seorang anak didik yang mempunyai kemampuan dan cara belajar yang sama dalam proses belajar. Situasi interaktif edukatif tidak bisa terlepas dari pengaruh latar belakang kehidupan anak didik. Untuk itulah pembawaan dan lingkungan anak didik perlu dibicarakan untuk mendapatkan gambaran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi anak didik sebelum ia masuk lembaga pendidikan formal.

Dalam pendidikan formal anak didik mendapatkan pendidikan yang lebih mendalam lagi sesuai dengan umur mereka. Perlunya pendidikan formal seseorang dapat mempengaruhi sikap mereka dalam kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang menjadi faktor orang tua untuk terus ingin anaknya mendapatkan pendidikan sebanyak banyaknya walaupun dengan ekonomi yang terbatas.

Seharusnya hal ini menjadikan anak didik agar terus berproses dalam belajar. Maka dari itu pemahaman yang seharusnya diperoleh seorang anak didik harus ditingkatkan dengan metode belajar sebagaimana mestinya.

Metode mengajar akan banyak mempengaruhi cara belajarnya orang yang sedang belajar. Apabila mata pelajaran diberikan tanpa tujuan dan murid diharuskan mengingat-ingat dan mendapatkan hal-hal yang tidak bertujuan, ini akan melemahkan semangat belajar.

Sebaliknya apabila mata pelajaran diatursedemikian rupa dan mempunyai tujuan tertentu dan murid mempunyai pengertian yang luas, maka semangat belajar akan datang dengan sendirinya, tidak hanya dalam arti mendapatkan keterangan dan kecakapan, tetapi juga di dalam arti menambah kekuatan untuk mengartikan, kecakapan untuk mempergunakan dan mengubah sikap.

Kerap kali kita menemukan banyak peserta didik yang gagal dalam ulangan yang diadakan oleh guru, padahal materi ulangan yang keluar adalah materi yang sudah diajarkan. Namun karena setiap peserta didik mempunyai cara penangkapan materi yang berbeda-beda sehingga membuat mereka yang tidak selaras dengan cara sistem pembelajarannya membuat orang itu tidak bergairah memahami materi.

Adapun sebagai guru seharusnya tidak selalu monoton menggunakan sistem pembelajaran. Karena pada era milineal saat ini peserta didik lebih mengkritis hal-hal yang menurutnya menarik.

Sudah memang seharusnya tenaga pendidik sekarang harus bisa sekreatif mungkin untuk menciptakan lingkungan belajar yang tidak monoton dan membawa anak-anak didiknya untuk selalu berperan aktif dalam kegiatan belajar. Jenis jenis belajar yang ada mungkin sudah menjadi pacuan para guru untuk mendidik anak didiknya. Namun karena sulitnya anak didik yang dibuat aktif maka mengembangkan jenis-jenis belajar yang ada dan dibuat aktif proses belajarnya.

Dimana seringnya interaksi antar pendidik yang dapat menjadi ide sistem belajar yang aktif. Mengapa demikian? Seorang pendidik lebih terbiasa bertanya dan menyampaikan suatu hal dengan bahasa mereka sendiri, ini membuat mudahnya anak-anak yang sulit memahami penjelasan guru dapat berleluasa bertanya apa yang tidak mereka pahami tanpa harus takut bertanya.

Dan terkadang anak didik lebih sering menanyakan hal yang tidak diketahuinya kepada temannya dibanding kepada gurunya. Alasannya, jika bukan karena malu karena takut dianggap tidak pandai biasanya mereka cenderung susah berbicara kepada seseorang yang mereka anggap mengerikan. Perbedaan pemahaman seorang anak didik inilah yang dapat melancarkan kegiatan proses belajar yang menggunakan jenis belajar diskusi menyelesaikan masalah.

Seorang anak didik yang mempunyai pemahaman cepat dan menggunakan jenis belajar membaca, menghfal memudahkan mereka dengan artian mereka yang mempunyai kemampuan lebih dari anak didik lainnya dapat membantu seorang pendidik untuk menyalurkan, menyapaikan gagasan kepada temannya yang lain.

Pendidik dapat membuat kelas terbagi menjadi beberapa kelompok dengan diketuai oleh anak didik yang dapat mempunyai kemampuan dengan cara belajar menghafal dan membaca. Dan anak didik itu akan mengajarkan kepada anak didik lainnya dan setiap anak didik yang di didik akan menilai atau mengapresiasi diskusi yang mereka lakukan.

Dengan ini bukan hanya anak didik yang mengajarkan yang aktif dalam proses belajar, namun yang lainnya juga akan ikut aktif karena tidak adanya batasan untuk bertanya. Dan pengapresiasisan juga dilakukan anak didik yang mengajar tadi kepada anak anak yang aktif bertanya dan mengungkapkkan pendapatnya. Mengapa harus ada apresiasian? Seseorang akan cepat bergerak jika ada bentuk apresiasi yang akan dia dapatkan dari yang sudah ia melakukannya.

Bukan hanya anak didik, pasti hampir semua orang mempunyai sifat dan sikap seperti itu, berlomba-lomba hanya untuk mendapatkan nilai agar tidak merasa minder jika mendapat nilai sedikit. Padahal yang terpenting dalam proses belajar bukan nilai tetapi hasil yaitu berupa perubahan yang dulunya tidak bisa menjadi bisa.

KESIMPULAN

Belajar adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagi hasil dari pengalaman individu dalam interaksi lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.

Setiap anak didik mempunyai kemmapuan atau cara belajar yang berbeda, dengan perbedaan itu dapat membantu pendidik untuk mempermudah penyampaian materi kepada anak didiknya. Jenis belajar pemecahan masalah yang bertujuan memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif dapat membantu melancarkan sistem pembelajaran diskusi dan apresiasi alam proses belajar. Apresiasi dalam proses belajar sangat diperlukan untuk memberikan semangat belajar yang luar biasa dalam diri anak didik. Karena adanya hasil yang telah mereka usahakan.

Semua jenis belajar itu baik untuk kegiatan proses belajar namun dengan era berkembangnya teknologi saat ini seharusnya seorang pendidik harus lebih kritis dalam membuat sistem pemelajaran dikelas. Hindari sistem pembelajaran monoton dan terkesan mati kelasnya. Buatlah semangat membara dalam diri seorang pendidik agar selaluingin terus belajar dan belajar.

DAFTAR PUSTAKA 

Jurnal belajar "Hakikat Belajar dan Pembelajaran" https://kurniyantisamsi.blogspot.com/2015/08/jurnal-belajar-hakikat-belajar-dan.html

Mustaqim, Drs., Abdul Wahib, Drs. Psikologi Pendidikan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Februari. 2010.

Syaiful Bahri Djamarah, Drs. Psikologi Belajar. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Juli. 2008

Syaiful Bahri Djamarah, Drs. Guru dan Anak didik dalam interaki eduktif. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Juli. 2010.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun