Dosen dan Mahasiswa UIN sunan Kalijaga kompak pilih media digital sebagai media favorit dalam publikasi dan mengakses informasi
Saat ditemui di ruang prodi (03/11) Sinung Restendy dosen sekaligus aktivis jurnalistik ini mengutip sebuah statement yang mengatakan bahwa karya jurnalisme audiovisual akan lebih digemari kedepannya. literasi secara audio visual itu lebih kompleks dan tidak monoton
Sinung Restendy juga menyampaikan bahwa perkembangan journalisme secara audio visual ini sekaligus menunjukkan bahwa jurnalistik memang harus adaptif terhadap teknologi juga perkembangan zaman.
Cepat dan Fleksibel
Kita ketahui bersama bahwa memasuki era digital berarti memasuki era percepatan, termasuk percepatan informasi. Dunia jurnalistik yang memasuki tren penggunaan media digital secara tidak langsung mengalami perubahan yang signifikan, jika sebelumnya untuk mengolah informasi seorang jurnalis membutuhkan waktu yang tidak sebentar, dengan memanfaatkan teknologi digital seorang jurnalis kini dapat mempublikasikan hasil jurnalistiknya kapanpun dimanapun tanpa membutuhkan waktu yang lama.
"Ya saya lebih suka di media online, karena mungkin online itu tidak membatasi ruang dan waktu" papar Sinung Restendy
Di lain tempat, Dewi Sinta Nuriyah pengurus LPM Rethor UIN Sunan Kalijaga saat diwawancarai secara daring menyampaikan bahwa dia lebih menyukai untuk mempublikasikan karya jurnalistiknya ke media online, karena baginya media online selain fleksibel juga hemat dari segi biaya produksinya mengingat jika harus dalam bentuk cetak itu berarti akan ada biaya tambahan untuk lertas, tinta dan lain sebagainya.
Melihat bagaimana perkembangan digital mempengaruhi dunia jurnalistik, hal ini memunculkan kekhawatiran terhadap eksistensi produk jurnalistik dalam bentuk konvensional atau cetak.
Meski demikian ke-otentikan produk jurnalistik dalam bentuk cetak selalu dan akan terus mendapatkan tempat di hati para pembacanya, keotentikan itulah yang tidak bisa kita jumpai pada produk jurnalistik online. Â
Eksistensi produk jurnalistik konvensional atau cetak mungkin tidak akan hilang sama sekali, namun akan menjadi PR besar bagi media konvensional untuk dapat bertahan ditengah percepatan informasi media digital.