Mohon tunggu...
fina siti fauziyah
fina siti fauziyah Mohon Tunggu... Freelancer - warisan diri, rekam jejak insan yang pernah singgah di bumi. semoga bermanfaat

kenang aku dalam jiwa, mari berdo'a senandung kebaikan, menjadi insan yang bermanfaat bagi sesama

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ill Feel Sama Anak Kecil? Anda Harus Tahu!

19 April 2017   17:03 Diperbarui: 19 April 2017   18:41 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pernahkah anda bertemu dengan anak kecil yang sangat menggemaskan? Tentu sangat lucu bukan?! Tapi, bagaimana jika anda bertemu anak kecil yang bertingkah menggemaskan di atas rata-rata? Wah bisa bikin ill feel bintang 7 kayaknya. Namun, tahukah anda bahwa perilaku si kecil seperti itu, disebabkan karena sesuai fase perkembangan kognitifnya.

Berikut paparan fase kognitif berdasarkan teori Piaget:

  1. Fase Sensorimotor ( 0-2 tahun)

    Di usia 2 tahun perkembangannya anak sudah mulai berinteraksi dengan dunia sekitarnya, terutama dalam aktivitas sensorimotor, seperti menggenggam, menghisap, melihat, melempar dan banyak lagi.

    Pada akhir usia tahun, anak sudh mengusai pola-pola sensorimotor yang bersifat kompleks, seperti bagaimana mendapatkan benda yang diingankannya (menarik, menggenggam, atau meminta), menggunakan suatu dengan tujuan yang berbeda. Dengan benda yang ada ditangannya, ia melakukan apa yang diinginkannya. Kemampuan ini merupakan awal kemampuan berpikir secara simbolis, yaitu kemampuan untuk memikirkan suatu objek tanpa kehadiran objek tersebut secara nyata.

  2. Fase Praoperasional ( Usia 2-7 tahun)

    Pada fase praoprasional, anak mulai menyadari bahwa pemahamannya tentang benda-benda di sekitarnya tidak hanya dapat dilakukan melalui kegiatan yang bersifat simbolis. Kegiatan simbolis ini dapat berbentuk melakukan percakapan melalui telepon mainan atau pura-pura menjadi bapak atau ibu, dan kegiatan simbolis lainnya.

    Fase ini merupakan masa permulaan bagi anak untuk membangun kemampuannya dalam menyusun pikirannya. Oleh sebab itu, cara berpikir anak pada fase ini belum stabil dan tidak terorganisasi secara baik. Fase praoperasional dapat dibagi ke dalam tiga subfase, yaitu subfase fungsi simbolis, subfase berpikir secara egosentris, dan berpikir secara intuitif. Subfase fungsi simbolis terjadi pada usia 2-4 tahun. Pada masa ini, anak telah memiliki kemamuan untuk menggambarkan suatu objek yang secara fisik tidak hadir, seperti anak sudah bisa menggambar manusia secara sederhana. Subfase berpikir secara egosentris terjadi pada usia 2-4 tahun. Berpikir secara egosentris ditandai oleh ketidakmampuan anak untuk memahami perspektif atau cara berpikir orang lain. Benar atau tidak benar, bagi anak pada fase ini, ditentukan oleh cara pandangnya sendiri. Sehingga bagi para orang dewasa yang belum memahami fase perkembangan kognitif anak,  menganggap perilaku anak tersebut sangat menjengkelkan. Selanjutnya, Subfase berpikir secara intuitif terjadi pada usia 4-7 tahun. Pada masa ini anak kelihatannya mengerti dan mengetahui sesuatu, akan tetapi pada hakikatnya, ia tidak mengetahui alasan-alasannya karena anak belum memiliki kemampuan untuk berpikir secara kritis tentang apa yang ada dibalik suatu kejadian.

  3. Fase Operasi Konkret (usia 7-12 tahun)

    Pada masa ini, kemampuan anak untuk berpikir secara logis sudah berkembang dengan syarat., objek yang menjadi sumber berpikir logis tersebut hadir secara konkret. Seperti anak mampu mengklasifikasikan objek sesuai dengan klasifikasinya, mengurutkan benda sesuai dengan tata urutannya, kemampuan untuk memahami cara pandang orang lain, dan kemampuan berpikir secara deduktif.

  4. Fase Operasi Formal (12 tahun sampai usia dewasa)

    Fase operasi formal ditandai oleh perpindahan dari cara berpikir konkret ke cara berpikir abstarak. Kemampuan berpikir abstrak, dapat dilihat dari kemampuan mengemukakan ide-ide, memprediksi kejadian yang akan terjadi, dan melakukan proses berpikir ilmiah yaitu mengemukakan hipotesis dan menentukan cara untuk membuktikan kebenaran hipotesis tersebut.

Jadi, jika anda bertemu dengan anak kecil yang berprilaku menggemaskan di atas rata-rata, bisa jadi karena memang sedang dalam proses fasenya seperti itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun