Mohon tunggu...
Fina Rudati
Fina Rudati Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga. Sedang berusaha mendalami jurnalistik. Pecinta drama Korea.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Beberapa Hal yang Mungkin Kamu Alami Sebagai Santri Baru

17 September 2016   01:15 Diperbarui: 17 September 2016   01:53 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: www.serambimata.files.wordpress.com

Salam santri! Saya ucapkan selamat untuk kamu yang sudah berani untuk mondok. Bagaimana kesan pertamamu? Bingung? Takut? Atau malah senang? Sebagai orang yang pernah nyantri, sedikit banyak saya tahu apa yang kamu rasakan. Beberapa hal di bawah ini mungkin kamu rasakan saat menjalani hari-hari pertama di pesantren. Entah hanya satu-dua, atau malah semuanya.

1. Bingung membedakan mana senior mana junior.

Tidak semua santri baru masuk tahun pertama. Beberapa ada yang pindahan. Umumnya pindah di tahun kedua. Mungkin kamu akan bingung karena teman baru itu masih mengikuti MOS, tapi kenapa sudah akrab dengan para senior? Betul begitu? Jika demikian, kamu tidak sendiri. Saya sendiri dulu pernah mengalami hal yang sama. Belakangan saya tahu kalau si senior itu hanya pindah asrama, bukan benar-benar pindah pondok. Untuk mengantisipasi salah panggil, baiknya panggil “kak”, ”mbak”, atau “mas” saja untuk siapapun yang kamu temui. Meskipun mungkin belum terbiasa, tapi toh hanya sampai kamu bisa mengingat mana yang teman seangkatan, mana yang senior, kok.

2. Sering ngantuk waktu jamaah shubuh.

Hayo ngaku.. siapa yang tidak ngantuk waktu jamaah shubuh? Jangankan untuk kamu yag masih baru, saya yang santri lama saja masih sering wiridan sambil merem. Hehehe.. Bedanya, kalau santri baru ngantuk karena belum terbiasa dengan jadwal padat dari pondok, kalau santri lama ngantuk karena begadang sambil nggosip (seketika dipelototin santri lama). Bercanda, kok. Kalau saya dulu sih begitu.

 Solusinya bagaimana? Nah ini, susah juga. Kalau temen saya dulu sih bawa makanan gitu. Jadi dia wiridan sambil ngemil. Permenah minimal. Kalau saya sih biasanya minum dulu sebelum jamaah shubuh, jadi pas wiridan suaranya bisa kenceng tanpa khawatir bakal capek. Kalau perut kosong, ujungnya nanti capek dan ngantuk. Karena itu minum dulu sebelumnya. Minum segelas air saat bangun tidur juga bagus untuk kesehatan looh..

3. Mandi pagi-pagi biar tidak antri.

Kalau ini sih santri baru banget. Pasang alarm jam 3, lalu bangun dan mandi. Betul? Rasanya kalau bangun pas adzan shubuh sudah seperti bencana saja. Alamat antrian mandi panjang, karena yang biasa mandi habis shubuh itu para senior. Tapi biasanya tidak bertahan lama. Seiring berjalannya waktu, para santri baru sudah mulai bisa me-manage waktunya, sehingga bisa tetap berangkat sekolah seperti biasa meskipun mandinya sedikit lebih siang. Yang penting sih pinter-pinternya kamu mengatur waktu saja. Dikira-kira berapa watu yang dibutuhkan untuk mandi, bersiap-siap, antri, dan sebagainya.

4. Merasa aneh dengan wirid yang ada di pondok.

Biasanya sih ini terjadi untuk santri baru yang pindah pondok. Waktu Tsanawiyah di pondok A, masuk Aliyah pindah ke pondok lain. Ini yang sedang saya alami. Lama nyantri di Jombang, sudah terlanjur terbiasa dengan segala wiridnya, sekarang di Jogja jadi bingung karena wiridnya beda jauh. Ada sih beberapa yang sama, tapi tetap saja terasa aneh. Akhirnya, yah, saya jalani saja. Tapi kalau saya pribadi tetap berusaha mengingat wirid yang dulu. Karena biar bagaimanapun, saya sudah lama di pondok yang dulu.

5. Homesick.

Kalau ini sudah pasti ya? Hehehe.. Lihat teman sedang disambang, jadi baper. Ujungnya nangis diam-diam sambil curhat di buku harian. Giliran kamu yang disambang, di depan orang tua kelihatan asyik cerita pengalaman-pengalaman baru, eh pas orang tua pamit pulang kok jadi berat, dada rasanya sesak, nangis lagi. Tenaaanngg.. bukan cuma kamu kok yang seperti itu. Hampir semua santri baru juga mengalami hal yang sama. 

Nah, daripada terus menangis dan kangen rumah, lebih baik lampiaskan semua kangen kamu dengan belajar, nderes, atau sholat sunnah. Jangan lupa untuk selalu mendoakan orang tua setiap selesai sholat. Kalau lagi down, ingat lagi perjuangan kamu jauh-jauh merantau. Masa iya sudah berkorban banyak tapi hasilnya nothing? Kan rugi, toh? Yuk bangkit, yuk semangat lagi. Jadikan lelahmu itu lillah. Insyaallah semua akan ada hasilnya kelak. Semangat mondok, kawan! Salam santri!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun