Arsip keluarga merupakan dokumen penting yang memiliki nilai guna sebagai identitas dan nilai bukti otentik dari setiap peristiwa. Namun demikian, masih terdapat masyarakat yang lalai dalam menyimpan dokumen-dokumen tersebut. Dokumen-dokumen tersebut hanya disimpan dalam map yang diletakkan di lemari atau meja. Akibatnya, dokumen dapat berpotensi rusak karena seringkali dipegang, dipindah tempatkan, lapuk oleh perubahan suhu, tidak sengaja jatuh sehingga terkoyak, terkena tumpahan air, atau bahkan hilang. Terlebih di musim penghujan ini, warga RT 7 RW 2 Kelurahan Sumurboto masih terdampak banjir yang terjadi saat hujan lebat dalam jangka waktu yang panjang. Kondisi ini memungkinkan dokumen penting dapat terkena genangan banjir sehingga rusak. Oleh karena itu, edukasi mengenai digitalisasi dokumen keluarga sangat dibutuhkan sebagai upaya mitigasi banjir.
Digitalisasi dokumen penting dapat dilakukan dengan cara memotret atau scan dokumen menggunakan handphone untuk kemudian di simpan di Google Drive atau di flashdisk. Dengan menyimpan dokumen secara online, dapat meminimalisir terjadinya kerusakan pada dokumen fisik dan memiliki simpanan dokumen yang mudah diakses dimana saja. Selain itu, pencarian dokumen juga dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
Ditemani oleh Ibu Yanti selaku Ibu RT 7, edukasi dilakukan secara door to door ke beberapa rumah warga yang terdampak banjir.
Melalui kegiatan KKN ini, diharapkan masyarakat terdampak banjir dapat mulai melakukan digitalisasi dokumen penting agar memiliki back-up data. Dengan demikian, Masyarakat dpaat mengikuti perkembangan jaman yang saat ini serba digital.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H