Mohon tunggu...
Fina Isnaeni
Fina Isnaeni Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Life to Learn!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kok Bisa Objek Wisata Dieng Plateu Selalu Jadi Sorotan Masyarakat Lokal dan Bahkan Sampai Negeri Sebrang?

29 Desember 2020   23:05 Diperbarui: 29 Desember 2020   23:26 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wilayah Dataran Tiggi Dieng yang dikelilingi oleh bukit-bukit, gunung-gunung yang diselingi lembah dan jurang yang curam , dihiasi oleh banyak sekali tumbuhan yang membuat suasana Dieng Plateu memiliki hawa yang dingin dan juga asri, sehingga menjadikan Wisata Dieng Plateu sebagi tempat wisata dengan pemandangan yang elok dan dapat memberikan perasaan tenang bagi wisatawan.

Rute perjalanan menuju Dataran Tinggi Dieng yang di kenal curam dan terjal tidak membuat wisatawan enggan untuk mengunjungi objek Wisata Dieng Plateu tersebut. 

Jarak dataran Tinggi Dieng dengan pemerintahan Wonososbo adalah 26 km yang dapat di lalui menggunakan sepeda motor, kendaraan roda empat dan mikro bus, karena lebih efisien dan efektif. 

Tetapi, jalan menuju Dataran Tinggi Dieng tidak bisa dilalui menggunakan bus yang berukuran besar, hal ini dikarenakan medan yang berkelok-kelok, sempit dan menanjak.

Di Dieng juga terkenal dengan budaya "Ruwetan Rambut Gimbal". Ruwetan Rambut Gimbal merupakan tradisi yang dilakukan bagi anak-anak yang memiliki rambut gimbal yang dilakukan didaerah Dieng. 

Fenomena ini terjadi kepada sebagian besar anak-anak di Dataran Tinggi Dieng yang telah terjadi secara turun temurun, anak-anak ini memiliki rambut gimbal yang sudah menjadi legenda hidup masyarakat Dieng. 

Tradisi ini dilakukan secara turun temurun dan di percayai akan membawa keselamatan pada anak dan biasanya tradisi Ruwetan Rambut Gimbal dilakukan secara masal.

Proses Ruwetan Rambut Gimbal secara masal diawali dengan arak-arakan dari satu desa sampai Candi Arjuna dengan diiringi berbabagai tarian dan music tradisional. 

Kemudian, anak-anak tersebut akan dimandikan, kemudian dilakukan pencukuran tepat didepan Candi Arjuna dan dilakukan oleh sesepuh desa dengan iringan doa-doa, dan sholawatan. Setelah proses pencukuran selesai, sesuatu yang diminta oleh anak ( bebeno ) akan diberikan kepada anak, hal ini agar anak merasa senang dan proses ruwetan dapat dikatakan selesai.

" Biasanya tradisi ini di adakan setahun sekali mbak, dan dilakukan secara masal. Sebelum melakukan tradisi ini, biasanya anak akan ditanya sesuatu yang mereka inginkan terlebih dahulu " Ucap Agus selaku masyarakat dieng (25/12/2020)

Dengan beberapa ulasan tersebut menjadi bentuk Destinasi Wisata yang menyimpan banyak sekali sejarah dan keunikannya, sehingga tidak heran jika banyak sekali masarakat local maupun luar dan bahkan Negeri sebrang yang ingin sekali berkunjung ke Dieng. Kamu yakin nih tidak mau berkunjung ke Dieng ? Ayoklah! Ajak keluarga, kerabat, teman , sahabat atau pasanganmu ke Dieng dan rasakan sensai keindahan alamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun