Mohon tunggu...
Fina Thorpe-Willett
Fina Thorpe-Willett Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Sekarang berpuas hati hanya menjadi istri dan ibu dari 3 bos yang masih balita. Tapi gak lupa dengan hobi lama, eksplorasi dan menulis. Intip rangkumannya di kompasiana dan www.travelwithfina.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bangkok Mencekam

19 Mei 2010   07:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:07 1077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_144815" align="alignleft" width="300" caption="Wartawan jadi korban di Bangkok/by Kompas.com"][/caption] Sejak dini hari Rabu 19 Mei 2010 pemerintah Thailand melakukan strategi baru dalam mengatasi kelompok massa Kaos Merah. Beberapa tank dan kendaraan lapis baja masuk ke tengah kota. Pagi hari tentara sudah dapat masuk ke salah satu konsentrasi Kaos Merah di perempatan SalaDaeng - Lumpini Park. Helikopter juga beterbangan menjatuhkan gas airmata. Sementara di beberapa titik lain yang memiliki jumlah massa lebih kecil dapat ditemukan banyak tindakan anarkis seperti merusak bangunan, membakar dan melempari tentara maupun toko-toko. Berdasarkan konferensi pers dari pihak pemerintah yang disampaikan oleh juru bicaranya, diketahui bahwa pemerintah sepanjang hari ini akan terus mendesak massa Kaos Merah karena kesempatan mereka untuk bubar sudah habis. Pemerintah juga akan menyebar tentara di setiap titik rawan untuk memastikan penduduk Bangkok di area itu dalam kondisi aman. Sepanjang pagi hingga siang, asap hitam pekat dari beberapa titik dapat dilihat jelas. Beberapa wartawan asing tertembak hingga info terbaru seorang wartawan Italia tertembak di dada. Anjuran dari 5 orang anggota senat senior kepada beberapa pemimpin Kaos Merah untuk membubarkan diri untuk kemudian berunding dengan pemerintah diterima positif oleh para pemimpin itu. Namun ketika mereka melakukan orasi berisi ajakan untuk mundur sebagian besar massa menolak dengan keras dan meneriaki orator tersebut.  Menurut Thaivisa Forum seorang pemimpin Kaos Merah menyatakan bahwa massa sudah tidak dapat dikendalikan. Sayang sekali penayangan berita asing terutama BBC dan CNN tidak meliputi area yang lebih luas. Keduanya lebih sering menayangkan titik rawan di daerah Silom/Saladaeng, Ratchaprasong dan Klong Toey. Ketiga daerah ini sudah dinyatakan dalam 'area merah' oleh pemerintah sejak beberapa hari lalu. Di luar 'area merah' yaitu Din Daeng, LatPrao dan Victory Monument juga sudah dimasuki massa Kaos Merah. Beberapa gedung di Din Daeng dibakar. Ledakan terjadi di LatPrao. Panggung dan konsentrasi massa Kaos Merah yang baru juga sudah ada di Victory Monument. Selain itu di dekat Universitas Ramkamhaeng yang berada di timur Bangkok pun juga terjadi bentrok. Di luar area-area tersebut, kehidupan kota Bangkok secara umum tetap berjalan namun semua dalam kondisi siaga. Jalan-jalan di luar pusat konsentrasi terlihat sepi. Hal ini juga dikarenakan pemerintah memberlakukan hari libur nasional hingga jumat 21 Mei 2010. Lalu apa kabar warga negara Indonesia di Bangkok? Hingga saat ini belum ada korban WNI dan semoga tidak akan pernah. Walaupun terdapat rekan jurnalis yang turun ke lapangan bahkan menyaksikan sendiri tertembaknya wartawan asing, namun rekan jurnalis tersebut masih baik-baik saja. Kemarin sore satgas dari KBRI juga berhasil mengevakuasi 3 orang mahasiswi WNI dari Rang Nam yang sangat dekat dengan kerusuhan di Din Daeng. WNI yang tinggal di Bangkok berada tersebar di beberapa wilayah kota. Namun cukup banyak yang berdomisili dekat dengan KBRI, di seputaran jalan Petchburi. Sudah beberapa hari banyak keluarga yang mengungsi ke kediaman WNI lain yang berada di wilayah aman. Sayangnya, pagi ini terdapat banyak WNI yang gagal evakuasi karena akses masuk dan keluar jalan Petchburi sudah dinyatakan tertutup oleh tentara. Termasuk diantaranya beberapa keluarga dengan anak-anak. Tidak ada kendaraan ataupun warga yang lewat. Berjalan kakipun cukup menegangkan di daerah tersebut dikarenakan adanya sniper bertebaran di gedung-gedung tinggi. Sudah terjadi beberapa kasus penembakan warga yang sedang berjalan oleh sniper. Konon sniper tersebut diberi wewenang untuk menembak siapapun yang terlihat mencurigakan. Sangat disayangkan proses evakuasi warga Indonesia yang sepertinya kurang didukung oleh kedutaan. Warga diharapkan proaktif untuk keselamatan masing-masing dan mencari sendiri lokasi 'ngungsi'. Selain itu, bagi WNI yang terkurung di daerah konflik juga belum diketahui bagaimana mendapatkan makanan. Saat ini mereka bertahan dengan logistik seadanya. Mengingat konflik ini sudah terjadi 5 hari dan cukup mendadak. Penumpukan logistik sudah dilakukan sejak beberapa hari lalu dan tentunya sudah menipis. Warga sangat mengharapkan peran aktif KBRI Bangkok dalam hal ini. Saya mendapat kabar bahwa duta besar Indonesia untuk Thailand saat ini sudah 'aman' di salah satu hotel bintang 5 di daerah bandara Suvarnabhumi. Jika kabar ini benar, hal ini cukup mengecewakan mengingat masih banyak WNI yang masih belum sepenuhnya aman, sang pemimpin sudah 'damai' duluan. Untunglah beberapa keluarga WNI yang bekerja dengan perusahaan swasta diakomodasi oleh kantornya untuk evakuasi. Mereka disediakan kendaraan dan lokasi aman sementara. Namun keistimewaan ini hanya berlaku untuk sebagian kecil saja. Bagaimana dengan para guru, karyawan kedutaan, mahasiswa dan wni lainnya yang saat ini hanya bisa pasrah menunggu kondisi berangsur membaik? Tentunya kita semua berharap situasi segera membaik dengan korban jiwa yang minim. Doa saya untuk semua, khususnya sesama saudara setanah air semoga selalu aman terlindungi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun