Mohon tunggu...
Fina Febriani
Fina Febriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sastra Jepang, Universitas Andalas

Saya suka membaca novel, menonton film dan drama

Selanjutnya

Tutup

Book

Menelusuri Keindahan Ilustrasi dan Alur Cerita dalam Light Novel 'Tensei Shitara Slime Datta Ken'

27 Juni 2024   21:05 Diperbarui: 27 Juni 2024   21:21 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

         Light novel "Tensei Shitara Slime Datta Ken" atau yang sering disingkat "Tensura" telah menarik perhatian luas di kalangan penggemar light novel dan anime. Light novel yang ditulis oleh Fuse dan diilustrasikan oleh Mitz Vah ini menawarkan perpaduan unik antara cerita isekai, karakter yang menarik, dan ilustrasi yang menawan. Berikut adalah ulasan dan review saya mengenai light novel Tensura dari segi ilustrasi dan alur cerita.

          Dari segi ilustrasi, Mitz Vah berhasil memberikan kehidupan pada karakter dan dunia dalam "Tensura". Ilustrasi dalam light novel ini bukan hanya sekadar gambar pendukung, tetapi juga elemen penting yang memperkaya pengalaman membaca. Setiap karakter digambarkan dengan detail yang cermat, mulai dari pakaian hingga ekspresi wajah, yang semuanya memberikan kedalaman pada kepribadian mereka. Rimuru Tempest, protagonis utama, digambarkan dengan transformasi yang menonjol dari sosok slime sederhana menjadi wujud manusia yang elegan, mencerminkan evolusi kekuatannya. Desain karakter lainnya, seperti Shion, Shuna, dan Benimaru, juga menunjukkan kreativitas dan keragaman dunia yang diciptakan oleh Fuse.

          Selain karakter, latar belakang dan setting dunia dalam ilustrasi juga mendapatkan perhatian yang sama. Dunia fantasi di "Tensura" penuh dengan pemandangan yang menakjubkan dan detail yang kaya. Mitz Vah berhasil menggambarkan nuansa dunia yang penuh dengan sihir, monster, dan kerajaan yang megah. Kehadiran ilustrasi ini tidak hanya memperindah halaman buku, tetapi juga membantu pembaca untuk membayangkan dunia yang kompleks dan dinamis yang menjadi latar cerita.

          Selanjutnya berbicara tentang jalannya cerita, "Tensura" menawarkan alur yang menarik dan penuh kejutan. Cerita dimulai dengan kehidupan biasa dari Satoru Mikami, seorang pria berusia 37 tahun yang kemudian bereinkarnasi sebagai slime di dunia lain setelah kematiannya. Transisi dari kehidupan dunia nyata ke dunia fantasi dilakukan dengan mulus, dan pembaca segera dibawa ke dalam petualangan yang penuh dengan elemen-elemen khas isekai (dunia paralel). Salah satu aspek yang menonjol dari cerita ini adalah perkembangan karakter Rimuru. Dari sosok slime yang tampaknya lemah, Rimuru secara bertahap memperoleh kekuatan yang luar biasa dan kecerdasan yang tinggi. Penggunaan kemampuan unik seperti Predator, yang memungkinkan Rimuru menyerap kekuatan dan kemampuan makhluk lain, adalah konsep menarik yang dieksplorasi dengan baik sepanjang cerita. Ini tidak hanya memberikan Rimuru kemampuan yang luar biasa, tetapi juga membuka banyak kemungkinan dalam alur cerita, menciptakan dinamika yang selalu berubah dan tidak pernah membosankan.

          Selain itu, pembangunan dunia dalam "Tensura" juga patut diacungi jempol. Fuse telah menciptakan dunia dengan sistem sihir, monster, dan politik yang kompleks dan menarik. Pembangunan kota Jura Tempest oleh Rimuru dan teman-temannya menjadi salah satu plot utama yang menambah kedalaman cerita. Kota ini berkembang dari sebuah desa kecil menjadi sebuah negara besar yang diakui oleh kekuatan lain, mencerminkan perjalanan Rimuru dari seorang individu biasa menjadi pemimpin yang dihormati.

          Salah satu aspek yang paling saya sukai dari cerita ini adalah keseimbangan antara aksi, komedi, dan drama. Fuse berhasil menyajikan momen-momen aksi yang mendebarkan, diselingi dengan humor yang menyegarkan, serta drama yang bisa menyentuh hati. Pembangunan dunia (world-building) dalam novel ini juga patut diacungi jempol, dengan detail-detail yang membuat dunia isekai ini terasa hidup dan dinamis.

          Jadi, secara keseluruhan, "Tensei Shitara Slime Datta Ken" adalah light novel yang berhasil memadukan cerita yang menarik dengan ilustrasi yang memukau. Ilustrasi karya Mitz Vah tidak hanya memperindah tampilan buku tetapi juga memperkaya imajinasi pembaca mengenai dunia dan karakter-karakternya. Sementara itu, alur cerita yang diciptakan oleh Fuse penuh dengan petualangan, pembangunan dunia yang kompleks, dan karakter-karakter yang berkembang dengan baik. Kombinasi ini menjadikan "Tensura" sebagai salah satu light novel yang layak dibaca dan diingat oleh para penggemar genre isekai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun