Hadis yang mengatakan, "Kejar ilmu sampai ke negeri Cina," sering dikutip oleh banyak orang untuk mendorong umat Islam agar senantiasa menuntut ilmu tanpa mengenal batas. Namun, penting untuk dicatat bahwa hadis ini tidak terdapat dalam sumber-sumber hadis yang sahih, sehingga dapat dikategorikan sebagai hadis lemah.
Penyelidikan Terhadap Hadis: Hadis yang berbunyi, "Kejar ilmu sampai ke negeri Cina," meskipun banyak dikenal, tidak ditemukan dalam kitab-kitab hadis yang sahih, baik yang terdapat dalam Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, atau karya-karya besar hadis lainnya. Para ulama hadis menganggapnya sebagai hadis yang tidak dapat diterima sebagai dalil yang sahih karena sanad (rantai periwayatan) dan matannya yang lemah.
Sumber yang menyebarkan hadis ini biasanya menyebutkan bahwa ia berasal dari Rasulullah SAW, tetapi pemeriksaan terhadap sanadnya menunjukkan adanya perawi yang tidak terpercaya atau terdapat kekurangan dalam keterkaitan antara perawi hadis tersebut. Oleh karena itu, meskipun pesan yang disampaikan dalam hadis ini sangat positif dan mendorong umat untuk menuntut ilmu, secara teologis hadis ini tidak bisa dijadikan dalil yang kuat.
Makna dan Pesan Hadis: Meskipun hadis ini lemah dari segi sanad, pesan yang terkandung di dalamnya tetap memiliki nilai yang sangat tinggi dalam konteks agama Islam. Islam sangat mendorong umatnya untuk menuntut ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu dunia. Bahkan, dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:
"Katakanlah: 'Apakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?'" (Q.S. Az-Zumar: 9).
Ayat ini menunjukkan betapa pentingnya ilmu, karena orang yang berilmu memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak berilmu. Oleh karena itu, mencari ilmu dianggap sebagai kewajiban bagi setiap Muslim, tanpa melihat batasan geografis atau waktu. "Kejar ilmu sampai ke negeri Cina" dapat dipahami sebagai ajakan untuk terus mencari ilmu tanpa mengenal jarak dan waktu.
Pada zaman Rasulullah SAW, negeri Cina dikenal sebagai tempat yang jauh dan terpencil, sehingga pernyataan ini menekankan pentingnya untuk tidak terbatas dalam pencarian ilmu. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang menyebutkan bahwa umat Islam harus berusaha keras dalam menuntut ilmu, bahkan jika itu membutuhkan pengorbanan besar.
Hadis yang Mendorong Menuntut Ilmu: Banyak hadis lain yang sahih yang menekankan pentingnya menuntut ilmu. Salah satunya adalah hadis berikut:
"Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim." (Hadis Riwayat Ibn Majah)
Hadis ini jelas menunjukkan kewajiban setiap Muslim untuk mencari ilmu. Dalam konteks ini, mencari ilmu bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan, tetapi juga sebuah ibadah yang mendekatkan seorang hamba kepada Allah SWT. Oleh karena itu, meskipun hadis "Kejar ilmu sampai ke negeri Cina" tidak sahih, pesan yang terkandung di dalamnya tetap relevan dan mendalam dalam mendorong umat Islam untuk menuntut ilmu.
Ilmu dan Kemajuan Peradaban: Sejarah menunjukkan bahwa umat Islam pada masa keemasan peradaban Islam sangat menekankan pentingnya ilmu pengetahuan. Para ilmuwan Muslim di bidang astronomi, matematika, kedokteran, filosofi, dan berbagai ilmu lainnya memberi kontribusi besar bagi kemajuan peradaban manusia. Keberhasilan ini tidak terlepas dari semangat mereka untuk mencari ilmu, tanpa mengenal batasan.
Pada abad-abad awal Islam, para ilmuwan dan cendekiawan Muslim tidak hanya mencari ilmu di wilayah Timur Tengah, tetapi juga melakukan perjalanan jauh untuk memperoleh pengetahuan. Mereka mengembara ke berbagai tempat, termasuk ke China, India, dan Eropa, untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu.
Penutupan: Hadis "Kejar ilmu sampai ke negeri Cina" meskipun lemah dari segi sanad, tetap menyampaikan pesan penting tentang pentingnya menuntut ilmu dalam Islam. Meskipun demikian, kita harus berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan hadis-hadis yang tidak memiliki dasar yang kuat dalam sumber-sumber hadis yang sahih. Namun, ajakan untuk menuntut ilmu tanpa mengenal batas geografis tetap menjadi nilai yang penting dalam ajaran Islam. Sebagai umat Islam, kita harus berusaha keras dalam mencari ilmu, tidak hanya untuk kepentingan dunia, tetapi juga untuk kemajuan spiritual dan kesejahteraan umat manusia.