Mohon tunggu...
Fina Arimbi
Fina Arimbi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ide itu seperti manusia, datang dan pergi.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (21107030050)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menerapkan "Recover Together, Recover Stronger" dalam Berbelanja Online, Optimis Bisa?

21 Februari 2022   21:16 Diperbarui: 22 Maret 2022   18:08 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Situs Berbelanja Online akhir-akhir ini marak digunakan oleh masyarakat Indonesia, hal ini salah satunya datang dari dampak pandemi Covid-19 yang banyak mempengaruhi gerak gerik adaptasi kegiatan baru.

Kegiatan yang semula di lakukan secara langsung atau kerap di sebut WFO (Work From Office) ,kini banyak kegiatan yang berpindah bahkan ada yang di haruskan untuk di lakukan secara online alias WFH (Work From Home).

Dalam menyikapi hal tersebut,banyak masyarakat yang tak mau ambil pusing terutama dalam hal berbelanja. Banyak kelebihan dari berbelanja online selain karena lebih praktis dan mudah dilakukan di mana saja tanpa harus keluar rumah, banyak harga yang ditawarkan lebih terjangkau dengan promosi diskon atau potongan harga dan voucher gratis ongkir yang menjadi iming-iming .

Jika berbicara soal kelebihan dari suatu hal, pasti tak jauh dari yang namanya kekurangan. Berbelanja Online juga memiliki beberapa kekurangan di antaranya pembeli hanya bisa melihat produk dari foto atau video saja yang tak jarang realita barang datang jauh dari ekspektasi. Selain itu ,kadang pengiriman barang dari penjual juga membutuhkan waktu yang cukup lama.

Selain membahas mengenai plus minus berbelanja online dari sisi waktu,realita,harga,dan kualitas barang banyak masyarakat Indonesia yang kurang melihat dari pandangan kacamata lingkungan. Sampah, ya kelihatannya kecil dan sepele namun efek yang terjadi di masa yang akan datang harus menuai perhatian lebih apabila tidak segera diatasi maupun ditindaklanjuti.

 Dilansir dari website https://indonesia.go.id Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyinergikan program yaitu, pengelolaan sampah, pengendalian perubahan iklim dalam hal pengurangan emisi di program kampung iklim (Proklim), serta perhutanan sosial dalam Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2022, untuk mendukung gelaran Presidensi G20 Indonesia 2022.

Jika dikutip  dari laman resmi https://www.ekon.go.id Tahun 2022, Indonesia secara resmi memegang Presidensi Group of Twenty (G20) selama setahun penuh, dimulai dari 1 Desember 2021 hingga KTT G20 di November 2022. Serah terima presidensi dari Italia (selaku Presidensi G20 2021) kepada Indonesia sudah dilakukan secara langsung pada 31 Oktober 2021 di Roma, Italia.

Presidensi G20 2022 kali ini mengusung tema yaitu  "Recover Together, Recover Stronger". Melalui tema tersebut, Indonesia mengajak seluruh masyarakat dari belahan dunia untuk bersama-sama mencapai pemulihan yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Semakin terintegrasinya perekonomian global, keberhasilan penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi di suatu negara tidak akan dapat bertahan lama apabila tidak diikuti oleh keberhasilan yang sama di negara lain. Melalui forum  Presidensi G20 tersebut, Indonesia berkesempatan mendorong upaya kolektif dunia untuk turut mewujudkan kebijakan yang dapat mempercepat pemulihan ekonomi global secara inklusif.

Lalu bagaimana cara masyarakat Indonesia untuk turut berperan dalam menerapkan tema "Recover Together, Recover Stronger ? Mungkin walaupun melalui gerakan sadar lingkungan yang sederhana dapat diterapkan saat berbelanja online dengan peduli pada sampah kiriman paket.

Pembeli bisa memastikan atau meminta kepada penjual agar tidak mengirim kemasan paket dengan plastik atau selotip yang berlebihan. Pembelian barang yang minim harus dilindungi dengan Bubble Wrap juga dapat dikurangi . Jika berbelanja dalam satu toko online yang sama pembeli juga  bisa request untuk barang agar dikirimkan secara bersamaan atau digabung menjadi satu paket saja agar mengurangi sampah yang berlebih.

Nah,jika paket yang dikirimkan telah diterima ditangan pembeli saatnya pembeli memilih dan memilah sampah yang dapat digunakan kembali atau dapat di daur ulang.

Entah nantinya akan dijual kepada pengepul sampah bisa juga  disetorkan kepada Bank sampah yang sudah mulai banyak dilakukan di beberapa daerah tidak hanya mendapat uang yang setimpal dari mengumpulkan sampah tapi juga dapat membantu menyadarkan lingkungan agar terbebas dari sampah yang tertimbun.

 Opsi lainnya jika ingin menyulap sampah menjadi sebuah kreasi yang dapat memiliki nilai jual, atau hanya sekedar untuk koleksi yang memiliki nilai estetika tersendiri juga dapat dilakukan di waktu senggang atau sebagai kegiatan sampingan di masa pandemi Covid-19 ini.

Contohnya dengan mengkreasikan botol plastik bekas menjadi pot tanaman hias, sebagai penyiram tanaman dengan kapasitas air yang sesuai, membuat hiasan bunga atau tanaman hias palsu , banyak juga yang merubah menjadi kostum untuk pertunjukan,karnaval,fashion show,dll.

Referensi yang digunakan untuk mengkreasikan sampah atau barang bekas lainnya juga dapat dilihat dari video yang diunggah dalam media sosial seperti Youtube,TikTok,Instagram yang menyediakan berbagai cara ataupun tutorial sederhana yang mudah dipahami dan diikuti.

Sampah yang sudah tidak layak untuk dilakukan dari beberapa pilihan cara  tersebut, pembeli dapat membuang sampah di tempat sampah yang telah disediakan biasanya untuk sampah plastik,selotip,dan sampah yang berhubungan dengan paket kiriman lain sebagainya yang sulit terurai dapat dibuang ditempat sampah yang bertuliskan 'Non-organik".

Dengan gerakan sadar akan lingkungan yang sederhana dan mungkin saja sepele bagi sebagian orang yang kurang peduli lingkungan ,namun dampak bagi kehidupan yang akan datang sangatlah besar dan  bermanfaat.

Selain menyelamatkan lingkungan dari sampah yang menumpuk hingga memicu terjadinya bencana seperti banjir karena aliran air yang tersumbat sampah dan bencana lainnya , Hal ini juga dapat membantu  dalam menyukseskan Indonesia melalui gerakan Presidensi G20 2022.

Memulai kebaikan dapat dimulai dari diri sendiri bisa dimulai sejak dini, kemudian keluarga atau kerabat dekat hingga orang lain dan masyarakat luas. Saling mengingatkan,mengajarkan,dan menerapkan demi kebaikan bersama dan kebaikan 

Lingkungan Bumi kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun