Fenomena menjadi seorang penulis kadang direspon terlalu berlebihan oleh orang-orang yang berkeinginan dan akan terjun ke dunia kepenulisan. Bagi mereka yang belum pernah terjun ke dunia kepenulisan akan terkagum-kagum tentang bagaimana seseorang bisa menulis dengan begitu indahnya.
Bagaimana bisa setiap tulisannya bergizi. Bagimana setiap kronologi yang indah bisa dipadukan menjadi satu kesatuan kisah. Perasaan kagum yang teramat ini jugalah, pernah terjadi kepada saya sendiri. Kala itu saya hanya menjadi seorang pembaca yang pasif dan memiliki hasrat menulis, juga sering berpikir muluk-muluk tentang proses menulis.
Saya sering curiga, setiap orang yang mampu menulis sampai menerbitkan banyak buku adalah orang-orang jenius. Jadi, hanya orang-orang cerdas saja yang mampu menulis. Selain itu juga, saya berpikir tentng para penulis hebat, mereka telah menghabiskan banyak uang untuk mengikuti pelatihan menulis yang mentornya adalah pakar menulis pakem di bidangnya.
Itulah sangkaan-sangkaan saya terhadap pegiat tulisan. Namun namanya sangkaan masih berupa praduga, yang jika kita ingin mengetahui duduk perkaranya dengan jelas.Â
Harus ada upaya mendalami, untuk tau kebenarannya. Tidak ada jalan lain untuk membuktikan sangkaan serta keragu-raguan saya, selain ikut serta terjun berkecimpung di dalam dunia tulis-menulis ini. Setelah merasakan sendiri sensasi menulis barulah saya menyadari satu hal.
Setiap Orang Memiliki Bakat Menulis
Teknologi semakin berkembang, telepon pintar ternyata telah melatih kita untuk mengekspresikan diri. Salah satunya melalui jalan menulis. Lihat saja banyak aplikasi yang terpasang di gawai kita, dan harus melibatkan kemampuan menulis.Â
Ada WhatsApp, Facebook, Instagram, basik penggunaannya melibatkan kemampuan menulis. Seperti beberapa kenalan saya, di WhatsApp gemar membuat status dalam benuk tulisan, entah sedang merasakan kesedihan, kebahagiaan. Mereka semua menulis dengan baik.
Dari aktivitas sehari-hari yang melibatkan kemampuan verbal dan tulisan, saya beranggapan semua orang mampu menulis. Hanya saja, keinginan untuk terus mengasah dan menekuni bidang kepenulisan menjadi soal lain.
Kembali ke topik pembahasan, bagaimana agar seseorang mampu mengembangkan bakat menulis yang terpendam. Mewujudkannya dalam karya tulis yang nyata? Tentunya tanpa harus berpikir yang muluk-muluk. Berikut ini adalah beberapa tips menjadi seorang penulis pemula yang ingin saya bagi dan telah saya praktikan belakangan ini;