Mohon tunggu...
FINA MASLAHATUL FIRHAH
FINA MASLAHATUL FIRHAH Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Angkatan 2022 Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

BPMS: Kunci Transformasi Digital dan Peningkatan Orientasi Proses

24 September 2024   08:52 Diperbarui: 24 September 2024   08:59 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : freepik.com


BPMS: Kunci Transformasi Digital dan Peningkatan Orientasi Proses

Implementasi Sistem Manajemen Proses Bisnis (BPMS) telah menjadi salah satu faktor kunci dalam transformasi digital organisasi, terutama dalam meningkatkan orientasi proses mereka. Dalam dunia yang semakin mengandalkan otomatisasi, penggunaan BPMS tak hanya berfokus pada efisiensi operasional tetapi juga membawa dampak mendalam terhadap struktur dan budaya organisasi. Studi oleh Ozkan, Koops, Tretken, dan Reijers (2023) dengan judul "The Influence of Business Process Management System Implementation on an Organization's Process Orientation: A Case Study of a Financial Service Provider" menunjukkan bagaimana implementasi BPMS secara positif mempengaruhi orientasi proses di berbagai tingkat organisasi. Berdasarkan analisis mereka terhadap penyedia layanan keuangan internasional dengan lebih dari 5.500 karyawan, ditemukan bahwa implementasi BPMS tidak hanya mempercepat otomatisasi tetapi juga meningkatkan kematangan proses dan kejelasan desain proses.

Data empiris dari penelitian tersebut mengungkap bahwa BPMS mampu meningkatkan keterlibatan pelanggan, dengan perubahan signifikan pada tingkat kapabilitas proses dan organisasi. Sebagai contoh, organisasi tersebut melihat peningkatan dalam identifikasi tujuan proses dan sistem informasi yang mendukung proses sebesar 30% dalam kurun waktu 5 bulan setelah implementasi BPMS. Ini memberikan bukti kuat bahwa BPMS berkontribusi pada peningkatan orientasi proses, bahkan pada organisasi dengan struktur yang kompleks dan berlapis.

Dengan pendekatan ini, organisasi yang berhasil mengimplementasikan BPMS tidak hanya mampu meningkatkan produktivitas, tetapi juga memperoleh kejelasan yang lebih baik mengenai struktur proses internal mereka. Ini menunjukkan bahwa investasi dalam BPMS, meskipun mahal dan memakan waktu, dapat menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi organisasi di berbagai sektor, terutama di industri yang sangat bergantung pada pengolahan data dan interaksi pelanggan.

***

Studi Ozkan, Koops, Tretken, dan Reijers (2023) menyoroti beberapa aspek utama yang diperkuat oleh implementasi BPMS, terutama dalam hal peningkatan orientasi proses. Salah satu temuan signifikan adalah peningkatan kapabilitas proses dalam organisasi, di mana BPMS meningkatkan kejelasan tujuan proses sebesar 35% dibandingkan kondisi sebelum implementasi. Sebelumnya, organisasi ini mengalami kesulitan dalam mendefinisikan dan mengukur tujuan dari setiap proses bisnis yang berlangsung, yang menyebabkan inefisiensi dalam alur kerja. Dengan BPMS, peran-peran dalam setiap proses dapat lebih terdefinisi dengan baik, sehingga memungkinkan pengelolaan yang lebih efektif.

Selain itu, BPMS juga terbukti memperbaiki penggunaan metrik kinerja proses, di mana 40% dari pemangku kepentingan melaporkan peningkatan dalam kemampuan untuk memantau dan menganalisis kinerja proses setelah sistem diimplementasikan. Hal ini sejalan dengan data yang dikumpulkan dalam survei, di mana responden menyatakan bahwa kemampuan BPMS dalam menyediakan data real-time dan laporan yang terintegrasi telah membantu mereka memahami performa organisasi dengan lebih baik. Pada akhirnya, ini memungkinkan manajemen untuk mengambil keputusan berbasis data, mengurangi waktu siklus, dan meningkatkan kualitas produk atau layanan yang dihasilkan.

Namun, meski banyak manfaat yang dihasilkan, implementasi BPMS juga memiliki tantangan tersendiri. Studi ini menemukan bahwa hanya sekitar 50% dari pengguna sistem yang mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi dalam waktu 5 bulan setelah implementasi. Ini menggarisbawahi pentingnya pelatihan intensif dan manajemen perubahan yang efektif untuk memastikan adopsi yang lebih luas dalam organisasi. Selain itu, keterbatasan waktu implementasi menyebabkan beberapa aspek lain, seperti perilaku dan budaya karyawan, belum sepenuhnya terpengaruh. Hal ini juga dipengaruhi oleh tingkat kematangan organisasi yang, menurut model PEMM yang digunakan, masih berada pada level awal (P2) dalam skala empat tingkat kematangan proses.

Angka-angka ini menunjukkan bahwa meskipun BPMS membawa dampak positif yang signifikan terhadap orientasi proses, manfaat penuh dari sistem ini membutuhkan waktu lebih lama untuk dirasakan secara menyeluruh. Dengan demikian, organisasi yang ingin mengimplementasikan BPMS harus mempertimbangkan strategi jangka panjang, termasuk evaluasi berkala terhadap dampak sistem pada proses organisasi dan adaptasi karyawan.
***

Secara keseluruhan, implementasi Sistem Manajemen Proses Bisnis (BPMS) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap orientasi proses dalam organisasi, seperti yang ditunjukkan oleh studi Ozkan, Koops, Tretken, dan Reijers (2023). Namun, seperti halnya semua teknologi baru, keberhasilan implementasi BPMS bergantung pada bagaimana organisasi menangani tantangan perubahan, terutama yang terkait dengan adaptasi karyawan dan perubahan budaya organisasi. Peningkatan kapabilitas proses, kejelasan desain, serta pemanfaatan metrik kinerja yang lebih baik hanyalah sebagian dari manfaat yang dapat dicapai.

Dengan adanya bukti empiris yang kuat, organisasi di Indonesia, khususnya sektor keuangan dan layanan publik, dapat mempertimbangkan adopsi BPMS sebagai bagian dari strategi digitalisasi mereka. Melihat perkembangan transformasi digital yang semakin pesat di Indonesia, terutama di sektor perbankan dan fintech, implementasi BPMS dapat menjadi pendorong penting untuk meningkatkan efisiensi dan kepuasan pelanggan. Namun, kunci dari keberhasilan ini adalah pelatihan berkelanjutan dan dukungan manajemen yang kuat untuk memastikan bahwa semua karyawan dapat menyesuaikan diri dengan teknologi baru ini.

Dalam menghadapi tantangan era digital, adopsi BPMS bukan hanya soal otomatisasi, tetapi juga membangun fondasi bagi orientasi proses yang lebih matang dan berkelanjutan. Organisasi yang siap untuk berinvestasi dalam teknologi ini akan mendapatkan keuntungan besar, baik dalam hal efisiensi operasional maupun dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat.

 

RFERENSI

Ozkan, B., Koops, M., Tretken, O., & Reijers, H. A. (2023). Pengaruh implementasi sistem manajemen proses bisnis terhadap orientasi proses organisasi: Studi kasus penyedia layanan keuangan. Manajemen Sistem Informasi. https://doi.org/10.1080/10580530.2023.2286980

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun