Mohon tunggu...
FINA MASLAHATULFIRHAH
FINA MASLAHATULFIRHAH Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa teknik informatika semester 3 memilliki hobi membaca dan menonton anime

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Biografi Rene Descertes

29 September 2023   22:35 Diperbarui: 30 September 2023   00:13 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

RENE DESCARTES 

(BAPAK FILSAFAT MODERN)

 

Rene Descartes diakui sebagai tokoh utama dalam perkembangan filsafat modern dan sebagai pendiri aliran rasionalisme. Ia menekankan bahwa akal adalah satu-satunya sumber pengetahuan yang sah, dan hanya pengetahuan yang diperoleh melalui pemikiran rasional yang memenuhi persyaratan untuk dianggap sebagai pengetahuan ilmiah. (fikri,2018). Latar belakang pemikiran Descartes adalah kritik terhadap filsafat Skolastik yang berkembang pada Abad Pertengahan, terutama antara abad ke-13 hingga ke-14, yang didasarkan pada pemahaman dan pengembangan pemikiran Aristoteles. Kritik utamanya terhadap filsafat Skolastik adalah bahwa dalam Skolastik, argumentasi lebih mengandalkan otoritas intelektual, terutama pemikiran Aristoteles, daripada proses argumentasi rasional. 

Descartes berpendapat bahwa pengetahuan yang berasal dari pengalaman objektif sering kali dicampur dengan pendapat pribadi yang bersifat subjektif, yang menghasilkan keraguan terhadap kebenaran pengetahuan tersebut. Oleh karena itu, ia menyatakan bahwa pengetahuan yang benar hanya dapat diperoleh melalui penggunaan akal budi yang rasional dan metode pemikiran yang skeptis. Descartes menekankan pentingnya menggunakan akal sebagai satu-satunya dasar untuk mencapai pengetahuan yang pasti dan ilmiah.

Ren Descartes, yang dalam bahasa Latin dikenal sebagai Renatus Cartesius, lahir pada tanggal 31 Maret 1596 di La Haye Totiraine, Prancis. Ia adalah anak ketiga dari seorang anggota Parlemen Inggris yang memiliki tanah yang cukup luas. Sayangnya, Descartes kehilangan orang tuanya ketika ia masih bayi, yaitu pada usia satu tahun dua bulan, karena ibunya telah meninggalkan rumah mereka. Setelah kematian ayahnya, ia mewarisi tanah tersebut dan kemudian menjualnya. Descartes menggunakan hasil penjualan tersebut, yang menghasilkan pendapatan sekitar enam hingga tujuh ribu franc per tahun. (Suka, n.d).

Pada tahun 1604, Descartes memulai karir intelektualnya di Collge Royal de La Flche saat ia baru berusia delapan tahun. Selama delapan tahun berikutnya, hingga tahun 1612, ia rajin mempelajari berbagai ilmu di sekolah ini, seperti logika, filsafat, matematika, dan fisika. 

Seumur hidupnya, Descartes sangat menghormati Collge Royal de La Flche sebagai institusi pendidikan terbaik di Eropa. Ini disebabkan oleh fokus kurikulum lembaga ini pada studi logika, metafisika, fisika, etika, serta bahasa dan sastra (Arifin, 2018).Ren Descartes juga mendalami matematika selama masa pendidikannya di Collge Royal de La Flche, yang menjadi dasar pemahamannya dan merupakan landasan awal bagi ilmu pengetahuan modern. Setelah menyelesaikan studinya di sana pada tahun 1612, ia melanjutkan studinya di Faubourg Saint-Germain di Paris dengan memfokuskan dirinya pada bidang geometri..

Pada tahun 1615-1616, Descartes memulai studinya di Collge Royal de La Flche, tetapi setelah ditolak oleh institusi tersebut, ia melanjutkan studinya di Poitiers University, di mana pada tahun 1616 ia meraih gelar sarjana di bidang ilmu hukum. Namun, setelah mencapai gelar tersebut, Descartes mengembangkan sikap skeptis terhadap pengetahuan yang telah ia pelajari sejauh ini. Ia merasa bahwa ilmu-ilmu yang telah ia pelajari tidak dapat memberikan dasar yang mutlak dan pasti untuk pengetahuan.

Descartes kemudian membuat keputusan untuk melepaskan diri dari pengetahuan yang sudah ada dan memulai perjalanan intelektualnya dengan tujuan menemukan dasar pengetahuan yang pasti dan mutlak melalui pemikiran rasional atau rasio. 

Dalam proses ini, Descartes menghadapi keraguan yang menyeluruh, bahkan meragukan segala sesuatu, termasuk dirinya sendiri. Langkah kritis dalam metodenya yang terkenal, yaitu metode keragu-raguan atau metode keraguan (method of doubt), adalah mencoba meragukan semua keyakinan yang tidak dapat dipastikan secara mutlak, sehingga hanya pengetahuan yang benar-benar pasti yang dapat diterima.. (Arifin, 2018).

 Pada tahun 1617 M, Ren Descartes bergabung dengan tentara Belanda, dan selama dua tahun itu, ia merasa damai dan tenang. Setahun berikutnya, pada musim dingin 1619-1620, Descartes bergabung dengan tentara Bavaria, yang memberinya kesempatan untuk lebih mendalami pemikirannya dalam bidang filsafat. Di kota tersebut, Descartes mengalami berbagai pengalaman yang beragam, yang kemudian diabadikan dalam bukunya yang pertama, "Descours de la Methode" atau yang berarti "Deskripsi Metode," yang diterbitkan pada tahun 1637. 

Dalam buku ini, ia menggambarkan perkembangan intelektualnya. Dalam karyanya tersebut, ia menyatakan ketidakpuasannya terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan yang menjadi objek penelitiannya. Ia berpendapat bahwa dalam ilmu pengetahuan, tidak ada yang dapat dianggap pasti, karena segala sesuatu dapat dan seharusnya dipertanyakan oleh para peneliti.

Pada tahun 1621, Descartes mengakhiri kariernya di militer. Setelah melakukan perjalanan ke Italia, ia menetap di Paris pada tahun 1625. Namun, tiga tahun kemudian, ia kembali bergabung dengan tentara, namun tidak lama setelah itu, ia meninggalkan militer lagi. Akhirnya, ia memutuskan untuk menetap di Belanda, di mana ia tinggal selama 20 tahun. Selama periode ini, Descartes memiliki kebebasan untuk menulis karya-karya dalam bidang sains dan filsafatnya.

Meskipun Descartes tidak pernah menikah, ia memiliki seorang putri yang adalah anak kandungnya. Sayangnya, anak tersebut meninggal dunia pada usia lima tahun. Descartes sangat merasa sedih atas peristiwa ini dan menganggapnya sebagai salah satu kesedihan terdalam yang pernah dialaminya sepanjang hidupnya. (Fikri, 2018). Antara tahun 1629 dan 1649 M, Descartes juga mengemukakan serangkaian pandangan metafisik tentang Tuhan dan jiwa serta memulai pengembangan konsep fisika yang inovatif. 

Pada sekitar tahun 1629-1630, ia merumuskan gagasan-gagasan baru yang sangat revolusioner tentang materi dan roh. Gagasan-gagasan ini kemudian dijelaskan dalam "Discourse on Method" pada tahun 1637, kemudian diperinci lebih lanjut dalam "First Philosophical Meditations" pada tahun 1641, dan digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan teori fisika baru dalam karyanya yang berjudul "Principles of Philosophy" pada tahun 1644. Sairah, 2021)

Descartes meninggal pada tanggal 11 Februari 1650 di Swedia dalam usia 54 tahun. Kemudian, pada tahun 1667, jenazahnya dipulangkan ke Prancis dan tengkoraknya disimpan di Museum Sejarah Alam di Paris.

Daftar Pustaka

Arifin, m. (2018). Epistimologi rasionalisme Rene Descartes dan relavasinya terhadap penafsiran al-qur'an. Jurnal ilmiah ilmu Ushuluddin, 147-157.  

Fikri, M. (2018). Rasionalisme descretes dan implikasinya terhadap pembaruan islam muhamad abduh. TARBAWI, 3.

Sairah, A. R. (2021). Modernasi sains menuju psikologi: studi Atas pengaruh pemikiran Rene Descartes (1596-1650) terhadap perkembangan psikologi. jurnal filsafat indonesia, vol 4 no 1.

Suka, D. I. (n.d.). Keragu-raguan Menjadi Keyakinan metode filsafat rene decretes. Unud Repository, 1-7.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun