Siapa sangka? Keledai juga bisa jadi mahasiswa.
Tulisan epic, yang kutulis di Hp temanku. Dia membujukku dengan rokok tingwe (Linting dewe) yang rasanya seperti Marlboro paling mahal, (yang di toko tidak laku berbulan-bulan). Pait!
Namaku Hendra, Seorang Guru Musik di SMA NEGERI 21, Tempatku sekolah dulu. Aku bisa mengajar disana, karena di rekomendasikan Pak Gunawan, guru musikku dulu, waktu aku masih sekolah disitu.
Aku menulis semua ini berdasarkan pengalaman pribadiku. Aku, mau mengambil contoh dari teman sekaligus rivalku dulu waktu masih SMA. Sekarang dia sedang berjuang, menyelesaikan skripsinya.
Sebelum bicara banyak hal tentang dia. Aku, dengan sangat rendah hati, meminta tolong untuk kamu yang tidak keberatan, untuk ikut mendo'akan kelancaran skripsinya. Berdo'a dengan kepercayaan masing-masing, mulai. Amin..
Namanya Tejo, aku mengenalnya sudah lama, dari masih SD sampai hari ini, saat kami sudah lulus. Tejo adalah orang yang sangat berbeda dariku. Kami seperti dua kutub yang berlawanan.
Dia adalah satu-satunya anak cowok yang dapat rangking dikelasku, dulu waktu SMA. Aku tidak bisa mengatakan kalau dia pintar, tapi aku bisa mengatakan kalau dia ambisius, yang kadang sedikit menyebalkan.
Dan aku sendiri adalah siswa yang hanya suka musik, di antara banyak hal monoton disekolah, aku Cuma memilih untuk mengikuti Marching Band, dan hanya bisa serius disitu.
Aku bisa mengajarkan hal yang kusuka, ke siswa di SMA-ku dulu. Itu keren bukan? Tapi tidak untuk Tejo, 'Mahasiswa yang malas tapi ingin namanya dikenal luas'
Aku berani bilang begitu karena dia temanku. Dan secara tidak langsung aku bisa membantu memperluas namanya. Yah, meskipun aku menjadikanmu contoh buruk, tapi yasudah lah, lagipula kamu tidak ada waktu untuk membaca di Kompasiana ini, karena kamu kan Bodoh! Ralat, kasar sekali kedengarannya, maksudku, Kamu kan Keledai!
Fimahfihi, yang punya jiwa jurnalistik, membuat kajian tentang temanku Tejo, dia ingin menunjukkan oknum Mahasiswa Bodoh, seperti Tejo pada para pembaca Kompasiana. Dia mengandalkanku, karena aku berteman dengannya dari lama.
Jujur aku terkejut, dan sedikit tidak terima, kalau Tejo menjadi objek penelitian. Ayolah! Masih banyak oknum Mahasiswa bodoh lainnya, maksudku kenapa kamu malah memilih keledai?
Dari banyak pertanyaan yang di sodorkan padaku, akhirnya fimahfihi mendapatkan jawaban yang dia inginkan. Dia menyuruhku menuliskan hasil kesimpulannya. Aku sempat ragu sebenarnya, karena aku tidak terlalu bisa menulis, tapi, segelas 'Kopi Susu Racik Cak Ri' meruntuhkan semua keraguan itu.Â
Jujur, kadang-kadang aku merasa punya bakat jadi koruptor, karena gampang sekali untuk disuap, atau kalau kata orang jawa 'Geleman'.
Hasil dari diskusi kami berdua, Aku dan fimahfihi menyimpulkan, ada 'Beberapa ciri paling umum mahasiswa yang bodoh seperti keledai, maksudku Tejo'.
*Mahasiswa yang story -nya selalu penuh.Â
Percayalah mereka yang sering update story, dengan jumlah di atas rata-rata, adalah orang bodoh yang kepalanya hanya berisi ambisi untuk mendapatkan validasi dari orang-orang pintar seperti kita. Tilulit tit.
Secara tidak langsung mereka ingin bilang 'gue keren, dan lo cuman bisa scroll kegiatan keren gue di tombol story' dan aku kagum pada banyaknya waktu luangmu, sampai bisa buat 40 story dalam waktu 24jam.
*Mahasiswa yang sibuk di Organisasi Kampus.Â
Tidak ada yang salah sebenarnya, tapi kalau sampai melupakan pelajaran kuliahnya buat apa? Udah ganti saja sterofom, atau mannequin toko. Udah, sama-sama malesnya, bedanya yang ini nggak bisa update story. Untuk kalian yang kenal orang-orang seperti ini, tekling aja kepalanya, kuliah bayar mahal-mahal malah di buat gitu. Dasar simpanse!
*Yang Mendadak jadi Rocky Gerung.Â
Yang terakhir ini, yang paling bikin kamu pengen ngarahin pantatmu langsung ke depan moncongnya, biar kentutmu langsung tepat sasaran. Asli ngeselin banget kalau mereka mengatakan quote-quote yang kadang berlebihan, dan gak nyambung. Kadang mereka bikin kita curiga kalau mereka habis mengkonsumsi narkoba.
Aku Fimahfihi, kembali mengambil alih tulisan ini, karena hendra mau pulang, lapar katanya. Dan aku sudah tidak punya sesuatu untuk membujuknya lagi.
Aku jadi ingat dulu ada berita di tv one, sekitar tahun 2015-2016 an, aku lupa.Â
Kamu bisa cari di King Google, siapa tahu masi ada. Pokoknya ada ribuan mahasiswa abal-abal yang tidak pernah ikut kuliah, melainkan via online saja, bisa melaksanakan wisuda. Syaratnya cuma bayar 15.000.000 kamu sudah bisa dapat gelar S1. Briliant!
Mungkin untuk Oknum Mahasiswa seperti Tejo, bisa mencontoh ribuan mahasiswa itu, sama-sama bego-nya Cuma lebih simpel. Simpel tapi Pasten.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H