Pertama yang mereka bahas adalah Pak Prabowo. Menteri Pertahanan yang ditunjuk langsung Pak Jokowi. Latar belakang Prabowo atas isu pelanggaran HAM juga ditulis disitu.Â
'Menteri Pertahanan Indonesia, mantan jenderal yang disegani, dikeluarkan dari tentara setelah ia dinyatakan bertanggung jawab atas penculikan para pembangkang politik, tampaknya berada di jalur yang tepat untuk memenangkan pemilihan presiden pada hari Rabu, menimbulkan keraguan tentang masa depan salah satu dunia. Demokrasi paling bersemangat.' Dikutip dari New York Times.
Presiden kedua, Pelengseran Pak Soeharto juga diungkit. Presiden yang berkuasa 32 tahun, dan dikaitkan dengan diktator, kata para kritikus, sekarang bisa dalam ancaman, atas pendakian pak Prabowo kekuasaan. Bukan pernyataan saya, ini dikutip dari New York Times.
Indonesia sebagai negara terpadat keempat di dunia, juga punya pengaruh penting secara strategis bagi Amerika Serikat dan Cina. Indonesia adalah salah satu produsen batubara, minyak kelapa sawit, dan nikel terkemuka di dunia, dan berada di atas rantai pasokan banyak perusahaan internasional. Semua itu berarti akan memiliki pengaruh besar pada masa depan krisis perubahan iklim, juga.
*Ambisi Jokowi
Dilansir dari New York Times:
Pak Prabowo telah mendambakan kepresidenan selama beberapa dekade, dan telah mencoba berbagai persona publik untuk mengadili para pemilih. Tetapi, yang akhirnya mendorongnya melewati garis adalah dukungan implisit dari presiden yang akan keluar, Joko Widodo, yang putranya Gibran Rakabuming Raka adalah calon wakil presiden Prabowo.
Dengan mengkooptasi Prabowo, para kritikus mengatakan, Jokowi menunjukkan sejauh mana ia bersedia untuk mempertahankan pengaruhnya terhadap politik Indonesia setelah masa jabatan lima tahun keduanya berakhir. Norma-norma demokrasi di Indonesia telah terkikis selama masa kekuasaan Joko. Dia telah melucuti kekuasaan KPK, menabrak hukum perburuhan yang kontroversial dan, baru-baru ini, muncul untuk merekayasa penempatan Gibran pada pemungutan suara untuk wakil presiden.
*Liputan pada beberapa Narasumber
Selain itu, pada berita tersebut juga ada beberapa Narasumber yang ikut diliput, antaranya sebagai berikut:
" Di masa lalu demokrasi Indonesia yang menurun telah terkait erat dengan penindasan kebebasan sipil, tetapi dengan penurunan kualitas pemilu dan intervensi dari mereka yang berkuasa, saya pikir kita sekarang berada dalam situasi yang buruk, " kata Yoes C. Kenawas, seorang peneliti politik di Universitas Katolik Atma Jaya.