Di balik lagu-lagu sendu yang lahir dari tangannya, selalu tersimpan pesan untuk bangkit dari keterpurukan. Menyadarkan bahwa cinta bukan hanya memberikan kebahagiaan, melainkan juga kesedihan, lengkap dengan penderitaan. Tema patah hati membuatnya dekat dengan para Sobat Ambyar. Lagu-lagunya menjadi favorit, menjadi teman berjoget saat hati benar-benar patah, menuntun untuk bangkit saat diri begitu susah untuk memulai kembali.
Selain itu, kontribusi para influencer juga meningkatkan popularitas Didi Kempot di kalangan anak muda. Ghofar Hilman, misalnya, mengundang Didi Kempot sebagai tamu dalam acara #NGOBAM (Ngobrol Bersama Musisi) di akun YouTube miliknya. Video ini telah dilihat lebih dari 5 juta kali. Akun YouTube Ghofar Hilman sendiri memiliki 824.000 subscriber.
Lagu lain yang membuat namanya semakin terkenal adalah "Cidro" dari album debutnya yang tidak terlalu populer di Indonesia, namun menjadi pintu penghubung Didi dengan fans di luar negeri, khususnya dunia di Suriname dan Belanda. Lagu tersebut dibawakan oleh seorang turis Suriname asal Indonesia yang tinggal di Belanda. Setelah diputar di radio Amsterdam, lagu tersebut meledak dan menjadi populer di sana.
Kini siapa yang tak mengenal lagu "Cidro" atau "Layang Kangen"? Namun, tahukah jika lagu tersebut harus menempuh perjalanan panjang dan lama hingga harus ke luar negeri terlebih dahulu untuk bisa diterima masyarakat Indonesia? Februari lalu, Didi Kempot menerima Lifetime Achievement Award di Billboard Indonesia Music Awards 2020. Setelah 3 dekade menggubah musik dan menulis ratusan lagu di Jawa, karya Didi Kempot semakin populer di kalangan anak muda selama dua tahun terakhir. Â Ia juga telah dikait-kaitkan oleh banyak pihak untuk menjadi Art Ambassador atau E-Commerce Ambassador.Â
Dalam menghadapi pembatasan sosial akibat pandemi virus corona (COVID19), Didi Kempot menggelar konser "Tresno Ambyar" awal tahun ini. Didi Kempot juga berpartisipasi dalam konser amal di rumahnya untuk membantu mereka yang terkena dampak COVID19 pada April 2020. Maret lalu, ia juga menggelar konser #dirumahaja untuk menghibur mereka yang tinggal di rumah selama pandemi sekaligus berdonasi. Namun, pada 5 Mei 2020 Didi Kempot menghembuskan nafas terakhirnya. Kematiannya meninggalkan banyak karya di hati pendengarnya. Pergi tanpa isyarat, pergi tanpa pesan, begitulah kiranya yang membuat baanyak orang terpukul begitu mendengar kabar kepergiannya. Ambyar sak ambyar ambyare...ambyar pas lagi sayang-sayange... Demikianlah senggakan para Sobat Ambyar saat kehilangan Lord Didi. Selamat tinggal Didi Kempot!
Buku ini disajikan dengan judul dan sampul yang sangat menarik, sehingga dapat membuat pembaca merasa tertarik. Bahasanya yang mudah dipahami dan tidak bertele-tele membuat pembaca semakin senang dengan buku ini. Font penulisannya pun terlihat rapi. Cocok sekali untuk kalangan remaja karena kisah inspiratifnya yang dapat dicontoh di zaman sekarang. Didalam buku ini sangat sulit sekali ditemukan kekuarangan.
Nama                                            : Filzah Mithalina Nur Sabrina
Tempat, Tanggal Lahir                          : Malang, 10 Agustus 2003
Alamat                                           : Sukun, Kota Malang
Studi                                             : Universitas Muhammadiyah Malang Prodi Farmasi